BAB 15

555 107 7
                                    

Rae Soo memakirkan mobilnya ke dalam garasi. Ia berlari dan menanyakan pada orang yang terakhir bersama Hyun Ri.

"Kenapa kau biarkan dia sendirian hah! Gara-gara kau, Hyun Ri di culik!"

Rae Soo benar-benar marah kali ini, ia memikirkan siapa yang berani menculik Hyun Ri.

"Maaf Nyonya, saya kira penjaga di depan sudah dapat melindungi Hyun Ri dari penjahat. Ternyata tidak." Pelayan tersebut meminta maaf sebesar-besarnya kepada Rae Soo.

Rae Soo menatap matanya tajam. "Sekarang pergi!" Teriaknya keras. Pelayan membungkuk lalu menghilang dari pandangan Rae Soo.

Gadis itu duduk dan memejamkan matanya. Ini semua karena kelalaiannya, kalau saja ia tidak terlalu sibuk dengan urusannya pasti Hyun Ri tidak akan diculik.

Ia menunggu kedatangan Taehyung, tapi handphonenya berbunyi tanda telepon masuk.

"Yeobseo?" (Halo?)

"Rae Soo, kau dimana?"

Rae Soo dapat mendengar suara laki-laki diseberang sana.

"Yoon---Yoongi ..."

Suaranya terlihat lemah dan terengah-engah seperti ada kekacauan disana.

"Dia tertembak!"

"AP---APAAA!!" Rae Soo berteriak kencang, ia sungguh terkejut mendengar kabar dari orang yang menelponnya. Ia berusaha menenangkan diri.

"Iya! Dia sedang perjalanan ke rumah sakit," Ucap laki-laki itu dan berkata kembali. "dan aku sarankan, berhati-hatilah dengan Taehyung. Sepertinya dia merencanakan sesuatu."

Rae Soo mengerutkan dahinya dan terkekeh ringan. "Ya! Kau mau menipuku hah! Hentikan omong kosongmu!"

Tidak mungkin ulah Taehyung, sepertinya orang yang menelpon Rae Soo ini sedang mabuk.

"Jimin! Kalau kau berkata seperti itu lagi, sungguh! Kepalamu akan kupenggal hari ini juga!"

Rae Soo masih saja belum percaya, mana mungin musuhnya mau membantu urusan pekerjaannya.

Ia bergumam lama, seolah berpikir. "Oke, kalau kau berbohong. Kau menyesal PARK JIMIN!!!"

"D atanglah cepat ke rumah sakit. Sepertinya Yoongi membutuhkanmu."

Rae Soo memutuskan telepon sepihak. Sama sekali tidak peduli dengan ucapan Jimin yang membuat jantung Rae Soo berhenti berdetak tadi.

***

"Jung Hoseok-ssi?"

Seorang perawat berkuncir satu menghampiri Hoseok. Ya, sekarang lelaki berhidung mancung itu sudah sadar setelah beberapa hari yang lalu ia di tikam oleh seseorang.

Hoseok tersenyum hangat, mencoba memberi kesan ramah. "Ya?"

"Anda sudah boleh pulang, kesehatan anda juga sudah pulih total,"

"OH! Benarkah? Syukurlah, lalu apa belum ada yang menjemputku hari ini?"

Perawat menggeleng pelan. "Belum, sebaiknya anda telepon keluarga dahulu."

Hoseok menanggapinya dengan senyuman, tapi dibalik itu kesedihan sedang menimpanya.

Keluarga darimana? Hoseok anak buangan dari kedua orang tuanya. Ia ditinggal begitu saja di rumah yatim piatu. Hingga dirawat bersama mereka yang tidak memiliki orang tua.

Dunia begitu kejam. Tak salah Hoseok besar menjadi seorang hacker dan pembunuh. Semua ia lakukan demi meluapkan emosinya kepada orang tuanya yang tega membuangnya.

Perawat membungkuk hormat, lalu pergi.

Hoseok mengambil benda persegi panjang di atas laci kemudian memencet nomor yang akan diteleponnya.

Ia menempelkan di telinga dan menunggu seseorang seberang sana.

"Min Yoongi?" Hoseok mulai melakukan pembicaraan ketika telah tersambung.

"Apa ini Hoseok?" Sahut seseorang disana.

Lelaki itu terdiam. Suaranya sangat familiar didengar. Apa itu ... Jeon Jungkook?

"Halo? Ada orang disana?" Ulangnya.

"Y-ya, apa kau Jungkook?" tanya Hoseok kemudian.

"Tepat sekali."

"Apa yang telah kau lakukan pada temanku hah! Berikan ponsel miliknya, aku ingin berbicara dengannya bukan kau!" Ujar Hoseok yang langsung marah kepada Jungkook.

"Hei, hei. Mana bisa aku berikan kalau temanmu saja masih di rawat." Jawab Jungkook setenang mungkin.

Mata Hoseok membulat. "Apa kau bilang?! Dirawat?!"

"Hm, dia tertembak."

"Lalu bagaimana kondisinya sekarang?"

"Aku belum tahu, dia masih ditangani dokter."

"Bisa kau beri tahu alamat rumah sakitnya?"

"Rumah Sakit Seoul, memangnya kenapa?"

Itu berarti, dia ada disini. Batin Hoseok.

"Aku kesana."

Hoseok mematikan sambungan dan berjalan keluar dari kamar. Dengan masih menggunakan baju pasien, ia berjalan menuju ke tempat administrasi.

"Suster, apakah baru ada pasien yang bernama Min Yoongi?" Tanya Hoseok kepada salah satu suster disana.

"Ya, kau ... bukannya masih sakit?"

"Tidak, aku sudah sembuh. Jadi, dimana aku bisa menemukannya?"

"Ruang nomor dua."

"Terima kasih suster."

Hoseok kembali berjalan dan menemukan ruangan tersebut. Dari kaca, ia menemukan lelaki itu tengah berbaring di atas kasur dengan bantuan oksigen.

Tanpa sadar, air matanya jatuh tak tertahankan. Melihat seorang sahabatnya terbaring lemah. Ia pun berbalik menjatuhkan diri. Lalu memeluk kedua lututnya.

"Ya, Yoongi-ah ... kenapa kau bisa begini?" Gumam Hosoek disela tangisannya.

Tapi. Tiba-tiba Jimin dan Jungkook datang menghampirinya.

"Eoh, Hoseok-ssi? Sejak kapan kau disini? Dan ... kau masih mengenakan baju pasien. Apa kau sakit juga?"

Hoseok menggeleng. Lalu berdiri. "Bisakah aku masuk ke dalam?"

TBC

Happy 2K :') thank you for read my story

Don't forget voment

Wait next chapter ...

Killer Job ✘ M.Y.G Where stories live. Discover now