BAB 18

514 90 38
                                    

Jin melangkah lebar-lebar memasuki gedung diikuti Taehyung dari belakang. Sebenarnya ia sudah muak oleh segala hal yang berkaitan dengan rivalnya. Tapi karena barusan ponselnya mendapat panggilan darurat, terpaksa Jin harus datang kemari.

Dengan pakaian jas hitam, mereka melangkah menyusuri lintasan gedung yang sepi. Baru sampai di depan pintu masuk, ia melihat serpihan kaca dan para penjaga terkapar di lantai. Semua orang dibelakang Jin ikut berhenti tatkala melihat kejadian tersebut.

Taehyung menengok sedikit menatap punggung orang yang sedang membelakangi mereka. Taehyung tersenyum licik, Yoongi baru saja datang dari rumah sakit. Itu berarti kondisi fisiknya masih lemah.

Diam-diam Yoongi membawa pistol. Taehyung melihatnya sedang berusaha melepaskan Jung Hoseok.

"Sepertinya kau cari mati, MIN YOONGI."

Aktivitas Yoongi terhenti. Ia menoleh ke belakang dan mendapati dua orang lelaki berpakaian jas. Jangan lupakan belakang mereka yang membawa banyak anggota pengawal.

"Apa yang kau lakukan disini? Melepaskan temanmu?" ujar Taehyung sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Yoongi melirik Jin yang menunjukkan ekspresi marah dan ingin cepat-cepat membunuhnya. Yoongi memutar otaknya, ia mengurungkan niat utamanya datang kemari.

Maju satu langkah saja bisa kena bidikan pistol apalagi melepaskan seluruh temannya bisa-bisa perut miliknya akan terisi peluru tajam.

Jin tertawa pelan. "Kau takut? Seorang pembunuh takut karena teman-temannya akan mati. Ternyata rasa kemanusiaanmu lebih tinggi dari yang kukira."

"Yah ... dan sekarang pertunjukan acaranya segera di mulai."

"Tolong lepaskan mereka. Kau membenciku tapi mengapa mereka ikut dilibatkan? Berhenti menyakiti atau kau .." Yoongi mengarahkan pistolnya ke arah Jin.

Alis Jin terangkat. "Hm ... pahlawan pecundang! Atau apa hah! Atau kau yang akan mati?"

Seluruh pengawal tertawa terbahak-bahak Taehyung juga begitu. Jin tetap menatap tidak suka terhadap orang yang ada dihadapannya.

"Aku benar-benar tidak diberi kesempatan." Gumam Yoongi.

"Yoongi, sebaiknya kau pergi. Aku yang akan melawan mereka." Bisik Hoseok dari belakang.

Ujung mata Yoongi melirik Rae Soo yang mengangguk pasti bahwa ia akan selamat. Yoongi menghadap ke depan dan langsung berlari kencang ke arah pintu keluar. Tanpa sadar, Taehyung sudah mengambil pistol dari sakunya yang berisi cairan dalam bentuk suntikan.

Dalam satu gerakan cepat, Taehyung menembaknya ke bagian paling berbahaya, yaitu leher. Seperti kilat, Jarum itu menusuk leher Yoongi. Menyentuh urat-urat dan merobeknya. Memuncratkan cairan segar berwarna merah muda.

Jin tertawa sarkatis, sedangkan Taehyung segera mengejar Yoongi yang sudah menjerit kesakitan. Taehyung memegang suntikan itu dan mendorongkan cairan tersebut ke dalam tubuh Yoongi.

Yoongi terus memberontak, tapi semua sia-sa. Taehyung langsung menancapkan suntikan untuk ke dua kalinya yang membuat tubuhnya tak seimbang. Kepalanya sakit dengan hebatnya, matanya sudah tak bisa melihat lagi. Semuanya gelap. Dan akhirnya mencium lantai dengan keras.

"Dia memang ingin mati." Kata Taehyung.

Akhirnya Taehyung menyeret Yoongi. Ia menarik kepalanya agar tidak repot untuk membawanya ke bawah. Lebih sadisnya lagi, Taehyung membiarkan kepala Yoongi terbentur anak tangga yang memiliki jumlah puluhan.

Kepala Yoongi mengeluarkan darah. Taehyung yang menyadari tersenyum puas melihat Yoongi kesakitan.

"Hidupmu akan selalu menderita."

Killer Job ✘ M.Y.G Where stories live. Discover now