BAB 13

583 107 20
                                    

Kakak beradik itu terlihat menggenggam minuman kopi mereka dengan begitu erat. Kedua bibirnya diam, tak ada satu pun dari mereka yang menghisap minuman hangat tersebut karena mata keduanya sekarang tengah fokus menatap dua orang dihadapannya.

Yoongi dan Rae Soo. Mereka berdua yang mengajak Jimin dan Jungkook ke kedai seusai mengelabui polisi. Mata Jimin tak henti-hentinya menyorot tajam penuh curiga kepada mereka berdua. Rae Soo yang hendak bertanya kepada Jungkook malah mengurungkan niatnya melihat tampang lelaki itu seolah ingin membunuhnya.

"Sampai kapan kalian akan menatap kami seperti itu?" Kata Yoongi mencairkan suasana yang panas.

Mendengar itu, Jimin mengalihkan matanya dan menyeruput kopi yang ia genggam dari tadi. Sungguh, hari ini moodnya sangat tidak karuan. Rasanya ia seperti dipermainkan oleh mereka berdua.

"Rae Soo, kenapa kau diam saja. Oh aku tahu, kau punya niat untuk membu.. AKHH!!" Teriak Yoongi saat ujung sepatu Rae Soo langsung menginjak kakinya dengan sengaja, membuat Yoongi sadar bahwa ia hampir membeberkan rencana busuknya.

Jimin dan Jungkook saling menatap dan mengernyit. Kenapa mereka?

Rae Soo hanya mendelik pada Yoongi yang menyengir kecil. "Sorry." Ucap Yoongi pelan.

"Apa yang ingin kalian lakukan disini?" Ujar Jungkook membuat Yoongi dan Rae Soo menatapnya.

"Apa kalian tahu apa yang sudah kalian perbuat? Kita hampir saja tertangkap polisi. Memangnya kalian punya urusan apa sampai-sampai ingin membunuh kami?"

"Urusannya adalah ... mengapa kau membunuh ayahku?"

***

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya pria gendut itu sembari membuka satu persatu lembaran kertas yang ia pegang. Dengan jas hitam yang didominasi muka sangar dipastikan ia seorang bos."tidak ada perkembangan dari mereka?"

"Tidak, bukan seperti itu." Jawab Taehyung cepat, tidak, tidak boleh. Rae Soo tidak boleh tahu sampai misi ini selesai.

"Lalu, apa yang kau inginkan? Jangan lupa dengan janjimu. Minggu ini mereka harus mati kalau kau ingin merebut posisiku."

Taehyung mengerjap, termenung dalam pikirannya. Tak ada waktu lagi yang bisa dia lakukan.

"Bisa kau beri waktu lagi? A-aku benar-benar belum siap."

Pria gendut itu menutup bukunya dan menjatuhkannya di atas meja dengan keras.

"Apa kau bilang? Waktu lagi? Ya! Jika Rae Soo memberitahu semuanya pada Yoongi. Kita akan tertangkap brengsek!" Ucap pria itu sambil menekankan kata 'brengsek' dihadapan Taehyung. "bukankah kau sudah menjamin semuanya Kim Taehyung?"

"Itu semua tak akan terjadi, percaya padaku." Ujar Taehyung meyakinkan.

Pria itu mencengkram baju Taehyung dan menaikkan ke atas, "Kalau memang begitu lalu kenapa kau sangat menjaga baik Rae Soo dan Hyun Ri? Kau ingin menjadi orang pengecut, hm?"

Taehyung menggeleng dan menatap lekat ke pemilik mata coklat itu.

Sekarang saatnya melepaskan harimau sebenarnya Taehyung.

Taehyung mengambil sebuah pisau lalu menancapkan benda itu ke perut bos nya, darah bercucuran ke lantai dan pria gendut itu melemah lalu terkapar di ubin putih tersebut.

Taehyung sudah menyiapkan kantong plastik hitam besar untuk membuang mayat itu.

"Selamat jalan, Bang shin Hyuk."

***

"Membunuh? Apa hanya itu yang kalian pikirkan selama ini?" Jawab Yoongi meremehkan.

Tangan Jimin mengepal kuat, kalau saja dia tidak punya hati, orang dihadapannya sudah jadi makanan bagi hewan peliharaannya.

"Sebenarnya apa tujuanmu membunuh ayahku? Ada misi apa? Atau jangan-jangan kalian pembunuh bayaran?"

Hingga kemudian terdengar suara ponsel berdering. Rae Soo buru-buru membuka tas-nya kemudian mengambil ponsel yang berlabel buah apel itu lalu mengangkat teleponnya.

"KAU DIMANA HAH?! HYUN RI HILANG!"

Dahi Rae Soo mengerut, "A-aku tidak tau apa maksudmu?"

Yoongi terus menatap gadis disampingnya dan ia mendengar Taehyung memarahinya.

"Lihat, bahkan kau menganggap sepele pekerjaan ini!"

"B-bukan begitu maksudku."

"Sudahlah, sekarang cepat datang."

"Oke, aku kesana sekarang."

Rae Soo terperanjat ketika seseorang memegang bahunya. Ia menoleh , menaikkan alisnya saat melihat Yoongi menatapnya dengan tatapan aneh.

"Kau kenapa?" Tanyanya khawatir.

"Ya! Kau menguping!"

"Ada apa dengan Hyun Ri, dia baik-baik saja'kan?" Ujar Yoongi sambil mengguncangkan bahu Rae Soo.

Gadis itu langsung menepis dan mendorong Yoongi, "Aku harus kesana." Rae Soo berdiri, namun belum sempat melangkah tangannya sudah dicekal Yoongi.

"Kalau begitu, aku ikut."

Rae Soo kembali menepis tangan lelaki itu, "Kau gila? Tidak, kau tetap disini. Urusi urusanmu bersama mereka."

***


"Noona, kau belum makan seharian. Ayo, makan nanti badanmu sakit." Bibi datang ke ruang keluarga dengan membawa nampan.

"Tidak, Bi. Aku belum mau makan."

Bibi menaruh benda itu dan berkata, "Kalau begitu aku tinggal disini, Noona." Lalu bibi pergi ke dapur.

Hyun Ri tengah duduk menonton serial tv kesukaannya. Selain menonton, ia juga menunggu kehadiran wanita itu, siapa lagi kalau bukan Rae Soo.

Selama ia tinggal disini, Rae Soo selalu pergi tanpa alasan dan pasti larut malam. Dia tidak tahu wanita itu bekerja sebagai apa. Tapi terakhir ia melihat, Rae Soo membawa pistol dan menyimpannya di bawah tanah.

Saat sedang asyiknya dengan Tv-nya, Hyun Ri tidak tahu dari belakang seseorang tengah mengendap-ngendap memakai pakaian serba hitam dengan tangan membawa sapu tangan.

Dengan cepat, seseorang itu langsung membekap mulut Hyun Ri, gadis itu menatap siapa yang melakukan perbuatan ini.

"Apa yang paman lakukan!" Hyun Ri memekik karena orang itu membekap mulutnya, tapi sekarang ia sudah tidak bisa memberontak. Badannya terkulai lemas akibat menghirup bius yang ada di sapu tangan tersebut. Hingga semuanya ... gelap.

TBC


Killer Job ✘ M.Y.G Donde viven las historias. Descúbrelo ahora