BAB 21

652 87 53
                                    

Jimin diam di tempat, tidak ada reaksi atau gerakan yang dapat dilakukan. Fajar akan muncul empat jam lagi dan langit sebentar lagi terang. Itu tandanya, akan ada banyak orang berjalan untuk aktivitas.

Prioritas utamanya sekarang adalah mencari akal bagaimana menghilangkan jejak mayat Hoseok ini. Soal polisi, saksi, dan introgasi bukan urusan Jimin.

Ia sangat benci tahanan.

Dia menutup mata, mencoba berpikir. Setelah beberapa menit, keningnya berkerut lalu membuka mata. Siapa yang bersalah atas insiden ini dia akan menghilang dan tidak akan ditemukan.

Sekali lagi, Jimin adalah seorang ketua pembunuh yang mampu melenyapkan seluruh polisi Korea dengan jumlah pasukannya. Karena semua yang menyangkut dendam hati tidak ada habisnya.

Dia membawa Hoseok ke dalam bagasi mobil lalu mengambil air mineral untuk menghilangkan darah segar berwarna merah pucat itu.

Setelah selesai, ia kembali masuk ke dalam mobil dan mengambil jalur desa, satu-satunya jalur yang belum dipadati rakyat dan sepi. Sehingga tepat untuk sesi pembakaran.

Setengah jam perjalanan sudah dilalui, mobil itu berhenti. Ia turun dari mobil setelah beberapa detik dia menamatkan pandangannya memperhatikan keliling.

Dirasa aman, ia memakai sarung tangan supaya sidik jari tidak terlihat ketika polisi mengotopsi Hoseok yang sebentar lagi menjadi abu.

Jimin membuka lebar bagasi lalu membawa manusia yang tidak bernyawa itu ke dalam hutan. Lelaki itu juga membawa cangkul untuk membuat lubang.

Satu jam lamanya ia mencangkul tanah sedalam tiga meter. Ia naik ke atas melalui tangga lalu memasukkan jasad Hoseok ke dalam lubang itu. Ia membeli bensin sebanyak lima liter untuk membakar tubuh Hoseok.

Kemudian Jimin memutar tutup wadah bensin dan menyiramkan ke dalam lubang yang telah berisikan satu manusia. Selanjutnya, korek api disulut dan dibuang begitu saja ke dalam.

Sehingga kobaran api menyala terang di tengah kegelapan hutan. Jimin melihat jasad itu sudah menghitam dan tidak dapat dikenali lagi. Karena luka bakarnya seratus persen.

Jimin hanya tersenyum miring.

Sesudah api mati, di dalam sana tertinggal abu hitam. Jimin segera menguburnya dengan tanah sebelum matahari terbit. Dengan tenaga yang tersiksa akhirnya semuanya selesai.

***

"Siapa kau? Kenapa kau menyelamatkanku?" tanya Yoongi menatap sosok pria yang saat ini sedang memasak di dapur. Pria itu muncul entah darimana setelah Yoongi tergeletak tak berdaya akibat suntikan Heroin.

Hal terakhir yang diingatnya adalah ketika Jungkook dan Hoseok datang, dia masih berusaha tersenyum walau obat heroin mulai memutus syaraf-syarafnya. Ia yakin mereka akan membebaskannya di ruangan itu. Sampai akhirnya gelap semua.

Tapi saat bangun, ia berharap di hadapannya adalah Hoseok. Karena dia yang datang untuk menyelamatkan Yoongi---yang ternyata tidak sama sekali. Waktu membuka mata, hal pertama Yoongi lihat adalah infus menempel pada tangan.

Sosok pria yang membantunya, saat itu sedang mengatur tetesan infus yang terpasang di tiang pendek. Yoongi langsung bertanya tentang identitasnya tapi dia diam tak menjawab.

"Kau mengalami gagar otak ringan, itu disebabkan reaksi heroin yang untungnya dosis diberikan tidak terlalu tinggi, sehingga nyawamu masih bisa kuselamatkan,"ujar pria itu panjang lebar. Tangannya bergerak lincah memotong bawang bombay. "apa kau ingat tatoo?" ujarnya membuat Yoongi mengingat kembali.

Tatoo? Hati Yoongi meragukan keberadaan pria dihadapannya ini. Bukankah dia dipenjara? Bahkan yang memenjarakannya adalah JIN.

"Apa kau korban dari bajingan itu?" tanya Yoongi lemah.

Killer Job ✘ M.Y.G Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang