Good Bye Nenek

40 5 0
                                    

Beberapa menit kemudian Deril dan Glenn pun sampai pada kediaman Nenek mereka, tanpa sepatah kata mereka langsung melenggang pergi dan masuk ke dalam rumah neneknya itu namun nihil mereka tidak menjumpai keluarganya disana setelah melihat ada sesorang yang berada di dapur. Namun itu bukan salah satu keluarganya melainkan pembantu neneknya. "Bi liat nenek sama papa mama gak?" Kaa deril bertanya sedangkan glenn mencari ke seisi rumah neneknya itu.

"Punten neng juragan sudah ke rumah sakit sama tuan dan nyonya" kata pembantu wanita.

"Alamat rumah sakitnya tau gak bi?" Tanya deril mengharap ada jawaban.

"Rumah sakit Bandung hospital neng" kata pembantu iti lembut *author ngarang hehe

Tanpa sepatah kata pun deril berlari dan berteriak kepada glen yang sedang mencari ke seisi rumah neneknya

"Kaaak Gleeeen !!" Teriak deril yang membuat glen cepat-cepat menghampirinya. " Nenek ada di Bandung Hospital kak ! Ayo kita kesana !" Jelas lagi deri yang dibalas anggukan oleh glen. Tanpa berkata lagi mereka berlari ke mobil untuk melihat neneknya di rumah sakit.

**

Sesampainya di rumah sakit mereka menyusuri lorong yang serba putih dan bau obat yang menyergak di hidung mereka sampai pada suatu ruangan yang bertuliskan Operation Room mereka melihat orang tua mereka yang sedang menangis sesenggukan.

Deril yang melihatnya langsung memeluk mama dan bertanya ada apa dengan neneknya namun namanya menggeleng tidak tau yang pasti dokter mengatakan bahwa akibat penyakit diabetesnya menyebabkan kaki nenek kamu harus di amputasi sebatas lutut.

Mendengar sang penjelasan mama hati deril terasa tersambar petir bak ia sedang berkelana dengan perahu kecil di laut berombak besar. Hatinya perih teriris mendengar semuanya tangis mama nya menjadi keras saat menceritakan semuanya.

Sampai beberapa menit kemudian seorang dokter yang berkeringat dingin keluar dari ruang operasi itu dengan wajah pucat. Melihat itu membuat deril bangkit dari duduknya dan langsung menemui dokter yang berada di ambang pintu.

"Dok nenek saya baik-baik aja kan dok?" Kata deril memelas.

"Maaf" kata dokter itu yang langsung di tatap oleh semua keluarga deril dengan tatapan tidak percaya. " saya mohon maaf saya tidak bisa menyelamatkan nenek tari dikarenakan diabetes nya menggerogoti dan menyebabkan kaki nenek tari membusuk dan otomatis membuat sel saraf di kakinya yang tersambung di jantung putus dan membuat nenek-" ucap dokter tergagap. "menyebabkan apa dok?" Tanya glen dengan sesenggukan. "Yang menyebabkan... Nenek tari kehilangan nyawanya" kata dokter itu menghela nafas panjang.

Seketika deril menangis sejadi-jadinya dia tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh dokter itu, apalagi mamanya dia menjerit mendengar semua perkataan dokter itu. "Baiklah sekarang saya akan memindahkan nenek tari ke ruang mayat, dan besok jenazahnya akan dikirim oleh ambulance ke rumah sakit. Dan sebaiknya kalian semua pulang! Biar ibu tari di urus oleh pihak rumah sakit

Mendengar itu deril menatap tajam yang tanpa ia sadari mengatakan kalimat tajam kepada dokter sialan itu. Lalu papa dan kak glen membujuk mereka untuk pulang.

******

Keesokan harinya deril yang berada di depan gundukan tanah dengan bunga-bunga merah di atasnya serta bau yang semerbak. Deril menangis dan di depan gundukan itu dia sangat terpukul untuk kedua kalinya saat dia kehilangan kakak perempuanya yang meninggal dengan mengenaskan beberapa tahun yang lalu. Kak glen yang melihat itu lantas memegang bahu deril untuk bangkit dan pulang ke rumah neneknya.

Mereka pun pulang dalam keadaan hening di dalam mobil papa yang menyetir, mama yang melamun, deril yang menangis dan glen yang menenangkan deril yang sedang menangis.

**

Beberapa hari kemudian mereka pulang ke Jakarta untuk melaksanakn aktifitasnya seperti biasa. Hari ini deril kembali masuk sekolah dengan wajah yang murung setelah kejadiaan beberapa hari yang lalu.

Kali ini deril berubah tak ada deril yang suka mengayuh sepedanya di pagi hari, deril yang jail, deril yang suka ngedengerin musik dikamarnya yang membuat tetangganya marah dengan kelakuannya dan sekarang hanya ada deril yang dingin seperti dulu.

"Emm kak deril anterin sekarang ya?" Kaa deril yang ingin diantar ke sekolah dengan kakaknya glen.

"Loh biasanya kamu naik sepeda kok-" ucapan glen terhenti seketika dia kaget dengan sifat deril yang dingin." Gue udah bilang anter gue, gak usah banyak bacot kalo lo gak mau oke !" Kata deril dengan nada meninggi.

Glen kaget dengan perkataan deril yang tak pernah dia dengarkan. Glen pernah mendengar deril seperti itu saat kematian adek perempuanya yang pertama yaitu geril. Geril adalah kakak perempuan dari deril namun dia sekarang sudah di adopsi oleh tuhan setelah kejadian sialan itu.

"Kok lo bengong? Gak mau ya udah gak usah gue naik angkot" kata deril membentak, sebenarnya deril tidak tega dengan glen entah mengapa saat ini dia sangat ingin marah pada semua orang.

"eh, iya-iya ya udah yuk dek?" Kata glen sambil menghampiri mobilnya yang terparkir rapi yang diikuti oleh deril dibelakangnya. Akhirnya mereka pun berangkat ke sekolah. Biasanya disaat deril dan glen berada di mobil itu mereka selalu tertawa dengan candaan dari mereka masing-masing namun saat ini semuanya berubah deril yang dingin dan glen yang berpikir bagaimana caranya untuk mengubah adiknya seperti yang dulu.

Tak lama kemudian glen dan deril sampai di depan sekolah deril yang sudah ramai itu, deril mencium tangan glen dan mengucapkan salam dengan dingin. Glen melihat perubahan deril yang begitu membuat glen sesak biasanya saat glen mengantar deril ke sekolah deril selalu mengecup kening kakaknya dan kakaknya juga mengecup kening deril namun kini semuanya tak ada lagi. Glen termenung melihat tingkah deril sambil menatapi batang tubuh deril yang mulai menghilang.

Alhamdulillah Part ini selesai juga akhirnya..

Tetep ikutin setiap partnya yah? Tambah seru...

Salam hangat dariku....

A Thousand Stories Of TearsWhere stories live. Discover now