Logika VS Hati

10 5 0
                                    

"Bangun" ujar sesorang

Deril yang mendengar seseorang yang menyuruhnya bangun segera menoleh siapakah orang tersebut.

Deg. Orang tersebut adalah dana, dana yang menatap deril dengan tatapan yang sulit diartikan dengan tangan yang menjulur untuk membantu deril.

"Apa? Menjulurkan tangannya? Aku nerima tangannya apa nggak ya?" Batin deril

"Bangun !" Ujar dana lagi.

Namun juluran tangan dana tak di terima oleh deril karena ia berpikir bahwa ia sama saja menikung sahabat nya dan kalau boleh jujur hati deril ingin sekali menggenggam tangan dana dan tak akan melepaskannya lagi.

"A-aku mau pulang dulu" ujar deril yang berjalan sambil menuntun sepedanya.

"Gue anter !" Balas dana yang membuat deril diam membeku.

"Aku bisa pul-" ujar deril terpotong.

"Naik !!" Bentak dana membuat deril menunduk.

"Gak us-" ujar deril lagi.

"Kalo lo tetep gak mau ! Lo akan gue seret dan akan gue bawa ke hutan dan gue akan perkosa lo sudah itu gue akan bunuh lo !! Cepet naik !!" Ujar dana membentak yang seketika membuat deril membulatkan matanya.

"I-iya" ujar deril yang membuat senyuman kecil terbentuk di bibir dana.

"Pegangan !!" Ujar dana. Deril yang mendengarnya langsung memegang jaket dana dengan jari telunjuk dan jari jempolnya.

"jangan pegangan kaya gitu nanti jatoh lo mau?" Ujar dana lagi membuat deril mengernyit bingung.

"Terus aku harus gi-" ujar deril terpotong saat tiba-tiba dana menarik menarik tangannya sehingga deril memeluk dana dari belakang.

"Gini aja biar aman !!" Ujar dana dingin.

Sedangkan deril kaget dengan perlakuan dana tanpa ia sadari secuil senyuman timbul di bibir deril. Dana yang dipeluk deril tersenyum merasakan begitu nyaman dan tentram. Sungguh ini rasanya sangat nyaman, aku tak pernah mendapatkan pelukan senyaman ini dari wanita, bahkan pelukan yang seryn kasih tak senyaman ini. Ujar dana dalam hati.

Dana yang melihat deril tersenyum dari kaca spion ingin menggoda deril.

"Ngapain senyum-senyum? Gak usah GR. Ini aku lakuin supaya gak jatoh aja ! So jangan kepedean !" Ujar dana dingin yang seketika membuat senyum deril ciut.

Aduh mampus ! Kenapa dana bisa tau sih? Deril, deril malu maluin tau gak !!

***

Dalam perjalan pun tak ada pembicaraan. Namun deril merasakan ada yang salah dengan arah pulangnya, dana tak membawa deril ke rumahnya melainkan ke suatu tempat sepi yang banyak ditumbuhi pepohonan. Seketika membuat deril teringat akan sesuatu. Apa jangan jangan dana mau berbuat macam-macam sama aku? Kenapa dia ngajak aku ketempat sepi kayak gini sih?

Sedangkan dana tak kuasa menahan senyumnya melihat wajah panik dari deril dan keringat dingin yang bercucuran di wajah deril. Pasti dia lagi mikir kalo gue akan ngelakuin sesuatu ke dia! Haha lucu banget sih nih cewek, jarang kan ada cewek unik kaya dia.

Motor dana pun berhenti di tengah sebuah hutan kecil. Deril melihat sekelilingnya keringat dingin mulai deras membasahi sekujur tubuhnya. Ia melihat dana yang sedang melepas helmnya dan menghampirinya.

Dana menghampiri deril yang terlihat takut, dana semakin dekat, membuat deril memundurkan langkahnya dan tukk ! Deril membentur sebuah pohon besar sedangkan dana tetap saja menghampirinya sampai jarak antara keduanya sangat tipis. Hembusan nafas mereka saling beradu.

"K-kamu mau ngapain?" Tanya deril gugup

"Aku? Ya mau merawanin kamu lah !" Goda dana membuat deril membulatkan matanya.

"Ja-jangan aku mohon sa-" ujar deril terpotong.

Dana mendekatkan wajahnya membuat deril memejamkan matanya.

"Un-untuk A-apa kau melakukannya? Apa salahku? Bukankah tadi ku sudah menurutimu untuk ikut pulang bersamamu?" Tanya deril lagi gugup.

"Apa kesalahanmu? Kesalahanmmu sangat lah banyak ! Jadi kau harus ku hukum dengan cara ini !" Balas dana

"Banyak? Apa itu?" Balas deril. Sedangkan dana tak lagi menjawab pertanyaan deril ia kembali mendekatkan wajahnya ke wajah deril membuat deril memejamkan matanya.

Fyuuuuhhhhhh....

Dana meniup wajah deril membuat deril terperanjat kaget.

"kamu mau ngapain?" Tanya gugup deril.

"Harusnya tuh gue yang tanya lo ngapain tutup mata segala?" Balas dana. "Ohh gue tau lo minta gue cium? Ya udah ayo! Jangan jaim" ujar dana lagi yang membuat deril membulatkan matanya.

Bugh...

Deril memukul dada bidang dana yang membuat si empunya mundur dan meringis kesakitan.

"Sayangnya bukan itu ! Wleeeee !!" Teriak deril dan langsung berlari meninggalkan dana. Dana yang melihat deril tersenyum seperti itu merasakan tenang dalam hatinya.

Untuk berusaha membencimu aku harus bersusah payah, namun untuk mencintaimu hanya mudah seperti membalikkan tangan!

"Wooooy tunggu gue !!" Teriak dana yang tersadar bahwa deril lari darinya.

"Wleeek !" Ejek deril. Dana yang mendengar itu langsung lari dan dalam sekali hentakan dana meraih lengan deril dan mendekapnya.

"Mmm dana lepasin, kamu gak seharusnya seperti ini"

"Kenapa?" Balas dana yang masih memeluk deril, dan deril yang diam tak membalas pelukannya.

"Karena kamu milik sahabatku" balas deril lagi membuat dana menggeleng.

"Tidak! Gue mohon sekali ini aja!" Deril yang mendengar itu menjadi mengangguk pasrah.

Jujur ! Pelukan ini tak pernah gue dapatkan senyaman ini dari siapapun kecuali orang tua gue. -Dana

Tuhan ! Jujur kalau boleh aku bicara aku, aku masih sangat mencintainya namun aku tau ini salah, dia milik sahabatku aku tak bisa memilikinya, bahkan saat ini!! -Derild

****

A Thousand Stories Of TearsWhere stories live. Discover now