4: Worried??

1.9K 108 3
                                    

Jasmine yang kini sudah berada di depan pintu rumah nya berhati hati untuk mengetuk pintu rumah, takut si pemilik terganggu tidurnya.

Tok...tok...

Tidak ada sahutan.

Tok.. Tok..

Sesaat si pemilik rumah sederhana yang berdinding gubuk itu perlahan terbuka.
"Mah, tadi Jas-"

Dan belum sempat Jasmine menjelaskan, ibunya sudah menyeret nya masuk dengan kasar, sehingga membuat jasmine meringis karena pergelangngan tangan nya sakit.

"KAMU ITU MAU JADI ANAK MURAHAN APA!! JAM SEBELEAS KAMU BARU PULANG!!" teriak ibunya setelah menyeretnya kedalam rumah yang lumayan lega itu.

"Maaf mah tadi Jasmine ada urusan seko-"

"Selalu saja urusan sekolah, alasan saja kamu itu. Mau jadi apa kamu kalo selalu pulang malem, apa kata orang nanti" cerca ibunya yang membuat jasmine semakin menundukan kepala nya.

"Maaf" gumam Jasmine sangat pelan sehingga ibunya tidak mendengar.

"Ya sudah, percuma saya ngomong sama anak batu kayak kamu, selalu gak nurut sama orang tua " katanya, lalu Melenggang pergi meninggalkan ruang tamu itu, dan masuk kedalam kamar yang minimal itu.

Blamm...

Suara pintu kamar di tutup dengan sangat keras, sehingga membuat Jasmine tak kuasa menahan air matanya lagi.

"Maaf, mah. Jasmine memang anak yang selalu salah di mata mama" ucap nya dengan pelan di dalam isakannya.
Sementara di balik gorden merah terlihat gadis cantik berponi pendek itu sedang mengintip kakak nya sembunyi sembunyi. Gadis itu pun melangkah sambil memeluk kakak nya. "kak.. Jangan nangis lagi dong!" ucap gadis itu sambil memeluk tubuh kakak nya.

Jasmine pun menoleh, dan mendapati adik nya yang cantik itu. "Kakak gak papa ko. Tadi cuman kelilipan doang. Kamu kenapa belum tidur? Ini kan udah jam setengah dua belas, kalo terlambat masuk sekolah gimana". Hana yang tau kakak nya itu berbohong mengangguk, dan berpura pura mengerti. "Nungguin kaka, Hana kangen sama kaka".

Jasmine pun tersenyum pada hana adik kesayangan nya itu. Adik yang bisa membuat nya bangkit lagi. Meskipun adiknya selalu di perhatikan dan di perlakukan baik oleh ibunya, Jasmine tidak sirik akan hal itu. Justru dia beruntung hanya dia yang di benci ibunya, karena hana masih kecil. Dan menginjak kelas tiga smp.

"Yaudah, yu tidur. Kaka juga udah ngantuk." ajak Jasmine. Hana pun mengangguk dan melepaskan pelukan nya.

Jasmine berdiri dan mengacak poni adik nya itu. "Yu, nanti kita telat masuk sekolah nya" kata Jasmine sambil merangkul bahu adik nya itu dan menuju ke dalam kamarnya yang kecil tempat dia dan adiknya tidur.

"Oh iya ka, tadi di sekolah hana ikutan olimpiade loh" ucap Hana yang kini sudah berbaring menghadap kakak nya.

"Wah bagus dong kalo gitu, nanti kamu bisa dapet beasiswa sma kaya kakak dong " jawab Jasmine dengan tawa paksa nya. Jasmine tau walaupun itu tidak akan terjadi, karena pasti ibunya akan membiayai adiknya dari pada dirinya.

"Sudah ayo kita tidur biar besok bisa bangun pagi" ajak Jasmine seraya menarik selimutnya untuk menutupi dia dan adik nya untuk tidur.

▫▫▫

Hari sabtu ini terlihat cantik dengan matahari yang tidak terlalu menyengat kulit orang orang untuk beraktivitas di akhir pekan ini. Dan siapa sangka seorang Kavando masuk sekolah lebih awal yang membuat orang heran melihat nya yang kini sudah duduk manis di kursi nya.

Jam menunjukkan angka 07.00 dan kelas masih sangat lama untuk memulai pelajaran.

Ck, si Jasmine lama banget. Batinya mengeluh.

Love or Obsession? (Revisi)Where stories live. Discover now