26: Play with the MONSTER

1.4K 63 11
                                    

Nama yang selalu tersebut dalam doa. Air mata yang selalu turun membasahi lantai yang hanya berbalut sajadah di bawah nya. Laras menghembuskan pelan nafas nya.

Dirinya benar benar kejam sebagai ibu. Yang seharusnya mendidik anak sampai tumbuh dewasa dan sukses. Justru sebalik nya.
Dirinya kini tinggal di Bandung bersama anak kandung nya. Ya tentu..Hana.

Perasaannya benar benar menyesal telah mengusir Jasmine dan memperlakukan tidak adil sebagi ibu pada Jasmine. Ia ingin sekali bertemu dengan Jasmine dan meminta maaf padanya. Tetapi Laras tidak mengetahui dimana Jasmine sekarang. Hingga akhir nya Laras hanya berdoa pada sang ilahi agar anak sahabat nya itu bisa selalu dalam lindungan NYA.

Laras hanya mampu berdoa dan mendoakan Jasmine baik diluaran sana. Karna Laras tau Jasmine adalah anak yang kuat seperti Rani sahabatnya. Kuat dalam kondisi apapun.

---

Jasmine memberontak dalam ikatannya. Rey benar benar sangat terobsesi pada Jasmine sehingga membuat Jasmine tidak bisa berbuat apa apa di mobil luxio hitam dan dirinya yang telah terikat dalam jok.

Empat bodyguard senantiasa menjaga Jasmine agar tidak lepas. Sementara Rey sedang menge cek pasvort nya.

"Hmmmmmm...mmhm". Jasmine bersikeras ingin menarik kain yang di sumpal dalam mulut nya kini. Tenggorokannya benar benar kering saat kini. Apakah tidak ada cara lain selain menyumpalkan mulut nya dengan kain?! Toh Jasmine juga tidak akan berteriak seperti monyet gila, karna dirinya sudah lelah sedari tadi berteriak terus.

"Heh diam!" Ucap si kepala botak berbadan kekar. Jasmine berdesis ingin sekali dirinya menggosok kepala pria itu karena membuat matanya silau akibat pantulan cahaya yang membuat matanya sakit.

Pintu mobil terbuka menunjukan muka Rey yang menyeringai lalu membelai pipi Jasmine halus.

"Well, tomorow kita akan berada di Amerika. Malam ini jam terbang kita jam 7 malam. Aku harap kau tidak metepotkan dan membuat nya lama!". Bisik Rey lalu mencium pipi Jasmine.

Jasmine mendongak lalu membenturkan kepalanya pada hidung Rey, sehingga membuat Rey tersungkur kebelakang.

"Damn it!". Rey langsung membuka tali yang membekap mulut Jasmine dan membuang gumpalan kain yang berada dalam mulut Jasmine.

Plak.

Rey menampar Jasmine sehingga membuat rona kebiruan di pinggir rahang Jasmine. Jasmine menahan perih di pipinya dan menahan air mata yang berlomba-lomba ingin merebes keluar.

"Lo jangan berani berani nyentuh gue!!". Bentak Jasmine keras. Rey menyentuh hidunya yang mengeluarkan darah lalu menjilat nya.

"Don't.Do.That.Again!!" Bisik Rey penuh ancaman lalu kembali menyumpal mulut Jasmine kembali.

Dan tiba-tiba seorang bodyguar penjaga keamanan diluar menghampirinya.

"Sir, ada yang menerobos pintu gerbang!".

---

Arash mengetuk ngetukkan jarinya di depan meja hadapannya seolah sedang berfikir. Kavando yang melihat itu menaikan sebelah alisnya.

"Jadi?".

"Bentar! Yang gue pikirin sekarang gimana caranya kita bisa nerobos gudang bekas pabrik garment itu! Lo punya bulldozer gak?" Tanya Arash sambil meregangkan otot nya yang hampir kebas karena sedari tadi hanya duduk.

"Buat apaan?". Kavando tidak mengerti. Di base camp nya yang hidup kini hanya Aras dan dirinya. Wahyu dan Edo sedang tertidur karena kelelahan sedari tadi di titah oleh Arash. Yap Arash menjadi pemimpin kini.

Love or Obsession? (Revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora