20: Keluarga

1.2K 75 1
                                    

Jasmine yang kini sedang terisak di kursi mobil Kavando sedangkan sang tuan sedang menyetir dengan serius. Hatinya masih sangat nyeri mendengar perkataan ibunya! Ya walaupun dia tidak menganggap Jasmine anak!. Seperti di cerita- cerita novel hidup Jasmine kini hanya sebatang kara. Keluarga? Jangan ditanya. Pacar? Yah..bisa di bilang Jasmine kini sedang di bawa oleh pacarnya entah kemana.

Bodo! Jasmine tidak memikirkan dia akan di bawa kemana oleh Kavando. Rasanya ingin mati saja Jasmine kini. Dan Jasmine bisa bersiap bila Kavando suatu saat mengusirnya. Yang di fikirkan Jasmine kini hanya kosong. Tidak ada harapan untuk hidup kembali.

"Min..jangan nangis dong!". Ucap Kavando setelah sesaat memarkirkan mobilnya di rest area pom. Jasmine tidak menjawab dan berusaha untuk tersenyum ketika Kavando membalikan badan nya meskipun air mata bercucuran di pipi nya.

"Elo kalo senyu jelek!". Gurau Vando yang membuat Jasmine mendelik.

"Apaansih!"

"Iya bener gue! Elo kalo senyum jelek buat kesehatan elo! Terutama gue".

"Maksud nya?" Tanya Jasmine tak mengerti.

"Kalo elo senyum bisa mengakibatkan sakit gula atau diabetes. Kaya yang gue almin sekarang!". Kata Kavando sedikit gombal.

"Elo sakit gula! Astaga gue kok baru tau Van? Maafin gue ya selama ini jahat sama lo!".

"Ck.. maksudnya min elo itu kalo senyum bisa buat orang punya penyakit diabetes karena senyum lo terlalu manis. Saking manis nya ngelebihin gula biang!". Cengir Vando di akhir kalimat. Sedangkan Jasmine hanya tersenyum kecut.

"Eh... van! Gue bisa minta tolong gak?". Tanya Jasmine ragu-ragu.

"Apa?".

"Tolong cariin gue kos-kosan ya! Gue mau ngekos terus kerja!".

"Terus sekolah lo gimana?". Tanya Kavando yang mulai serius dengan arah percakapan Jasmine.

"Eh.. sekolah gue pikir-pikir lagi! Keluar pun gak papa gue!". Ucap Jasmine tegar walaupun sedikit rasa berat di hatinya.

"Enggak! Gue gak setuju!". Tolak Kavando cepat.

"Kenapa? Gue gak akan minta tolong elo lagi kok! Janji! Ini permintaan terakhir gue!".

"Enggak! Lo apa apaan sih? Putus sekolah terus jadi gelandangan gitu?". Tanya Kavando geram.

"Y--ya paling nya juga gue--"

"Apa? Kerja? Emang gaji berapa sih buat anak yang berenti sekolah? Paling nya juga dikit dan itu gak mampu buat nyanggupin kehidupan lo!". Potong Kavando lalu menarik seatbelt nya karena suasana mulai gerah dalam mobil nya. Bahkan ac mobilnya pun tidak bisa menyejukan Kavando saat kini.

Jasmine tersenyum paksa. Kavando benar memang nya tempak kerja apa yang bisa menerima pelajar yang tidak lulus sekolah?. Dan kalimat terakhir Jasmine ucap kan semakin membuat Kavando meledak.

"Kalo gitu gue mati aja ya? Elo bisa beliin gue obat-obatan atau apalah! Tapi kalo ribet di elo, elo bisa tusuk gue pake pisau at-atau dor--ong gue ke jurang,". Kavando tidak tahan lagi, ditarik nya Jasmine yang terisak lalu memeluk nya. Kavando semakin tidak percaya dengan pikiran Jasmine. Di balik sikap nya yang bad ternyata Jasmine mempunyai pikiran yang dangakal! Bahkan sangat dangkal!.

"Elo kalo ngomong gitu gue akan nubrukkin mobil gue ke Pom bensin terus biar semua meledak dan yang mati bukan hanya elo tapi gue juga! Elo mau?". Tanya Kavando sambil mengeratkan pelukannya pada Jasmine. Dia tidak tega melihat Jasmine putus asa dalam kehidupan. Apalagi dengan rasa yang kini tengah hinggap di hati Kavando.

"Elo ikut gue aja!" Putus Kavando yang masih belum melepaskan pelukannya pada Jasmine.

"Kemana?".

"Ada deh! Gue jamin elo pasti suka!". Kata Vando setengah berisik. Dan tanpa ba bi bu lagi Kavando pun menginjak pedal gas meninggalkan parkiran pom bensin daerah sentul.

○○○

Setelah menempuh beberapa menit dalam perjalanan, Kavando dan Jasmine sudah tiba di rumah Kavando yaitu di PIM.

"Ini rumah siapa Van?" Tanya Jasmine sambil melihat bangunan rumah kokoh nan megah di hadapannya.

"Gue! Yu masuk". Ajak Vando sambil menggenggam tangan Jasmine. Jasmine tercekat mana mungkin dia masuk kalo dia bukan siapa siapa.

"Kenapa?". Tanya Vando yang melihat Jasmine tak bergerak sedikit pun.

"I-ini beneran?"

""He-em yu masuk Mamih gue pasti nunggu di dalem".

"Ma-masuk?"

"Iya! Udah lama lo!". Ucap Vando lalu menarik tangan Jasmine. Kavando berjalan menuju pintu utama dan memencet bel rumah nya.

Ting..tong

Setelah bel di pencet beberapa kali muncullah sosok bi Idah sang ART di rumah milik Kavando.
"Eh den Mouren! Masuk -masuk!" Ajak bi Idah pada Vando dan melirik wanita di sebelah Kavando.

"Oh ini Jasmine pacar Mouren!". Kata Kavando yang mengerti arah pandang bi Idah. Sementara bi Idah di sana terlihat berbinar.

"Ini beneran pacarnya den Mouren? Wah cantik sekali den! Bibi kira den Mouren itu Gay!".

"Heh! Bibi asbun aja! Ya Mouren normal lah! Masa di bilang Gay!". Sedangkan bi Idah nyengir dan mempersilahkan masuk Jasmine.

"I-ya makasih bi". Kata Jasmine sedikit kikuk.

Kavando tetap menggenggam Jasmine sampai masuk rumah dan ruang tengah, dan kedatangan mereka menghentikan aktivitas Ny.Camella yang sedang menonton tv.

"Who is she?".

"My girlferind mom! Jasmine please explain who you are!". Titah Kavando sedangkan Jasmine yang sudah mati kutu menurut saja sekali ini pada Vando.

Jasmine tersenyum kikuk lalu memperkenalkan diri. "hello i am Jasmine Alynski i am your child's friend! Your schoolmates can call me Jasmine!".

"No you mygirlfrend now!". Bisik Kavando sedangkan Jasmine mendelik.

"Owh! You look so sweet! Come here i want to hug you". Kata Camella sambil merentangkan tangan nya. Sedangkan Kavando mendorong bahu Jasmine supaya mendekat.

Jasmine ragu namun tetap mendekat, Jasmine menerima uluran tangan Camella lalu memeluk nya.

"welcome to the Lexis family! I hope you want to join this family". Bisik Camella bahagia sedangkan Jasmine bisu tidak bisa berkata apa apa tetapi tak dipungkiri bahwa hatinya kecil nya sedang merasa bahagia.

Kavando yang melihat pandangan di hadapan nya tersenyum.

"boleh juga!".



---

Love or Obsession? (Revisi)Where stories live. Discover now