Chapter Enam Belas | Tidak Baik-Baik Saja

556K 33.3K 10.8K
                                    

Update, 30 September 2019

NOW PLAYING | Charlie Put - I Wont Tell A Soul

SELAMAT MEMBACA CERITA MELODYLAN

BAGIAN ENAM BELAS | TIDAK BAIK-BAIK SAJA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BAGIAN ENAM BELAS | TIDAK BAIK-BAIK SAJA

Masing-masing dari kita tengah memiliki hubungan tidak baik-baik saja dengan pasangan masing-masing. Namun, sepertinya ini adalah kesalahan dengan kita jalan berdua seperti sekarang ini.

***

MENUNGGU itu yang tengah Melody lakukan sekarang. Menunggu sang kekasih yang tengah bermain basket di lapangan, kedua tangannya menggenggam erat botol minum yang sudah dia siapkan untuk sang kekasih. Namun, getaran yang dihasilkan oleh ponselnya mengganggu fokusnya, satu tangannya bekerja untuk mengeluarkan benda bentuk pipih itu dari saku celananya.

Mendapat pesan dari orang yang tengah ia hindari akhir-akhir ini, membuatnya menghela napas panjang.

Entah apa maksud dari pesan itu, yang jelas si pengirim mengajaknya untuk pergi, bahkan berniat menjemputnya dari kampus. Jelas saja Melody melarangnya, dia tidak mau menumbuhkan kecurigaan dari pacarnya, namun hal ini terkesan seperti dia sedang selingkuh. Padahal, kenyataannya tidak sama sekali.

Sudut matanya menangkap dua orang yang sangat dia kenali, Fathur tengah berbicara dengan Bella di dalam kantin, dia tersenyum. Setidaknya, reuni ini bisa menyatukan keduanya. Membuat dua orang yang masih belum menyadari perasaannya bisa disatukan. Perpisahan kemarin bisa membuka mata Fathur, bahwa pemuda itu membutuhkan Bella di hidupnya.

Meski ada perasaan tidak rela saat itu, karena pada akhirnya Fathur akan lebih fokus kepada Bella dibandingkan dengan dirinya. Namun, hal itu tidak membuat Melody menjadi egois. Fathur hanya temannya, tidak lebih dari itu dan Melody tidak mempunyai hak untuk menahan Fathur untuk tetap disampingnya. Pemuda itu memiliki kehidupan sendiri dan tentu saja tanpa Melody di dalamnya.

Kini fokusnya kembali ke lapangan, menyaksikan kekasihnya yang tengah bermain basket. Sebuah senyuman tercetak di bibirnya, dia baru menyadari bahwa memiliki seorang pacar yang hebat dan tidak pernah menuntut apapun kepadanya. Pacar yang pengertian dan selalu ada untuknya. Selama ini, Melody hanya terus saja membandingkan apa yang dia dapat sekarang dengan apa yang dapat di masa lalu.

Louis menyadari keberadaan Melody lalu dia melambaikan tangannya disertai senyum cerahnya. Dia senang, karena Melody jarang sekali menunggunya latihan, selalu banyak alasan atau ditengah-tengah dia pulang. Sampai didetik Louis selesai dari permainan basketnya.

"Tumben si Melody nungguin lo, biasanya ogah-ogahan," ujar seorang temannya yang memiliki rambut ikal.

"Nyadar kali sekarang," cibir seorang temannya lagi.

MeloDylan 2 (Retrouvailles)Where stories live. Discover now