Bagian Lima Puluh Enam | Berdamai?

209K 20.4K 7.8K
                                    

Now Playing | Fiersa Besari - Lekas Pulih

Selamat membaca cerita MeloDylan

Bagian Liam Puluh Enam | Berdamai?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian Liam Puluh Enam | Berdamai?

Aku sudah bertanya sebelumnya. Jadi, jika suatu saat kamu kembali dan aku gamau. Jangan salahkan aku, aku hanya menuruti apa maumu sebelumnya.

***

Melody yang tengah menunggu hujan reda. Gadis itu duduk di meja samping kaca besar di kafe. Sudah menghabiskan gelas kedua milkshake serta sepotong red velvet.

Dylan yang baru saja memasuki kafe tersebut, langsung berjalan menghampiri meja Melody dan duduk disana tanpa permisi. Jelas, Melody menatap tajam ke arah pemuda yang duduk di depannya barusan. Tapi, dia tak bertanya sama sekali. Terlalu menyebalkan mendengarkan ucapan Dylan.

"Gue duduk disini, nanti gue tebengin lo balik," ujar Dylan

Kalimat yang dikatakan Dylan barusan membuat Melody berdecak pelan, dia tidak tahu bagaimana cara berpikir Dylan yang semakin menjadi-jadi.

"Aku gak minta nebeng," jawab Melody, "kalau kak Dylan mau duduk disitu ya terserah, itu juga bukan kursi aku."

"Handphone lo gak low lagi?"

Melody memperlihatkan powerbank yang ada di tangannya. Dia kembali memakan kuenya dan Dylan hanya memperhatikan. Tangannya mengambil tisu dan tindakan kejutan Dylan yang mengusap sudut bibir Melody membuat gadis itu melotot.

"Udah gede, masih aja belepotan kalau makan."

"Aku bisa sendiri." Melody segera memegang tisunya dan mengusap sudut bibirnya.

"Kok belum pulang?" tanya Dylan

"Gak liat aku masih makan?"

"Kirain galau ditinggalin."

Helaan napas Melody terdengar berat, matanya yang bening melihat ke arah Dylan. Tanpa ada rasa ragu sedikitpun.

"Lagi ngomongin diri sendiri kak?"

"Hmm..."

Makanan yang dipesan oleh Dylan sudah sampai. Selama Dylan makan, tak ada obrolan di antara keduanya. Melody yang sibuk dengan ponsel dan menatap ke arah jendela, sementara Dylan sibuk dengan makanannya.

Keduanya saling memahami, bahwa ada beberapa hal yang tidak perlu dikatakan tapi bisa langsung dirasakan.

Baik Melody ataupun Dylan, keduanya tidak mengerti. Zona mereka tak pernah sama, tetapi seslalu ada hal yang membuat keduanya kembali bertemu dan membahas segela hal. Sepertinya, takdir tengah mempermainkan mereka.

"Ujannya reda, lo gak pulang?" tanya Dylan, karena saat itu hujan diluar sudah mulai reda. Tapi, yang dilakukan Melody hanya diam, menatap ke arah jendela.

MeloDylan 2 (Retrouvailles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang