46 - Don't Care

507K 28.5K 2.4K
                                    

Kini, Keysa duduk di pinggiran kasur dan dengan telaten membersihkan luka lebam di beberapa sudut wajah Naufan. Keysa sebenarnya ingin marah karena Naufan tidak mau dibawa ke rumah sakit. Tapi, ia memendamnya karena situasi yang tidak pas.

"Aduh pelan dong Key, sakit nih." Adu Naufan sambil memegangi wajahnya.

"Yaudah dibawa ke rumah sakit aja ya." Keysa berujar lembut yang sebenarnya menahan emosi daritadi.

"Aku nggak mau, nanti malah buat kamu jadi khawatir kalo aku tinggal." Naufan terkekeh.

"Hih, maksud kamu apa?" Keysa memukul lengan Naufan.

"Enggak, cuma bercanda kok."

"Ke rumah sakit aja ya, wajah kamu juga pucet tuh."

"Segitu khawatirnya ya? Aku nggak pa-pa, cuma butuh istirahat aja. Lagian lebay amat sih luka begini harus ke rumah sakit."

Keysa mencebikkan bibirnya, "Kamu Wolverine ya?"

"Mungkin?" Naufan tertawa tapi setelah itu ia meringis sambil memegangi punggungnya.

"Tuh kan, jangan ketawa makanya." Keysa masih kesal tapi tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

"Kok lucu sih?" Naufan mengunyel pipi Keysa membuat cewek itu semakin kesal.

"Aku gak mau ngobatin kamu kalo gitu." Keysa hendak berdiri tapi tangannya dicekal. Ia menatap Naufan jengah yang sedang menatap tangannya.

"Tangan kamu merah." Naufan mendongak menatap Keysa. "Pasti gara gara Rafi ya?"

Entah kenapa, mata Keysa berkaca kaca mengingat kejadian tadi yang sungguh menyesakkan dada. Tiba tiba saja kristal bening membasahi pipinya.

"Please, don't cry again." Ujar Naufan lembut, "Maaf, aku nggak bisa jaga kamu dengan bener. Seharusnya aku dari awal waspada sama Rafi dan--"

"No..." Keysa menggeleng lemah, "Aku kecewa banget. Aku nggak nyangka dia yang selama ini ngehibur aku tiba tiba dia nampar aku, dia ngehina aku. Apa aku salah ya nolak dia?"

"Enggak Key, kamu nggak salah. Dia aja yang terlalu lebay, masa ditolak sampek begitu, padahal udah kamu anggep sahabat juga masih belum puas."

"Masa deh aku berharap dia nyesel terus minta maaf ke aku."

"Apaan? Nggak." Naufan mengalihkan pandangannya dari Keysa.

"Ih, dia kan juga teman kamu." Keysa mendorong lengan Naufan ke samping. Naufan meringis sambil menatap Keysa tajam.

"Aduh maaf, tadi aku nggak sengaja." Keysa hendak menyentuh lengannya tapi Naufan segera menghindar.

"Kamu nggak pernah dengerin perkataan aku, kalo kamu masih tetep gitu ya terserah." Naufan bangkit dari tidurnya lalu turun dari kasur menuju pintu kamarnya.

"Eh telolet, jangan main pergi gitu dong."

Naufan berhenti dan menoleh ke belakang dengan kernyitan di keningnya, "Telolet?"

"Lo nggak tau?"

"Ya tau lah, cuma kenapa bisa sampe telolet?"

"Karena biasanya temen temen gue sering gitu kalo negur." Keysa nyengir nyengir malu.

Naufan memasang mimik datarnya lalu kembali turun ke bawah dengan langkah yang pelan. Keysa mengikutinya dari belakang. Saat Naufan hendak menuruni tangga, Keysa mempercepat jalannya hingga sudah berada di samping Naufan.

"Biar aku bantu."

"Nggak. Gue bisa sendiri." Naufan menepisnya lalu kembali berjalan. Baru saja satu anak tangga yang terlewati, Naufan langsung meringis.

Cool Boy vs Cool GirlWhere stories live. Discover now