19 | hari Sabtu

8.3K 410 3
                                    

⚠|| t y p o
• • • • • • • •

08.56
Porche silver itu berhenti di depan sebuah rumah megah nan mewah. Seorang satpam menghampirnya setelah gerbang rumah itu terbuka dengan otomatis.

"Pagi, Pak." Sapa lelaki itu dengan kaku setelah kaca jendela mobilnya turun dan menampakkan wajah tampannya.

"Pagi, Mas. Mas udah ditunggu sama Tuan. Mobilnya mau saya parkirin apa Mas mau sendiri?" Tawar pria yang usianya sudah agak tua itu.

"Gak usah, Pak. Saya bisa sendiri. Makasih." Ujar Dominic, berusaha terdengar ramah. Satpam keluarganya itu mengangguk lalu mengundurkan diri, kembali ke posnya.

Dominic memarkirkan mobilnya di garasi luas di rumah itu. Ada beberapa mobil yang juga terparkir di sana. Sial, sepertinya kakak-kakak perempuannya juga datang.

Dengan langkah lebar-lebar, Dominic masuk ke dalam bangunan megah itu. Dan seperti biasa, para pelayan yang berlalu lalang di depannya berhenti sejenak untuk menyapa tuan muda mereka. Dominic menganggukan kepalanya sesekali.

"Nick?" Panggil seseorang dengan suara femininnya.

Senyuman Dominic langsung mengembang, melihat adik satu-satunya, "Dani, kamu udah pulang." Ujarnya dengan senang.

Danica menghampirinya dan memeluk abangnya dengan erat sebelum beberapa detik kemudian melepaskannya, "Iyalah, kalo belum aku gak bakalan mungkin ada di sini." Bibirnya mengerucut dengan lucu, membuat Dominic mengecup dahinya dengam gemas.

"Papa! Nick, ada di sini!" Seru anak SMA itu sambil menarik tangan Dominic untuk membawanya ke ruang keluarga.

Sial! Ingin rasanya Dominic meneriakkan kata-kata itu dari lubuk hatinya yang paling dalam. Semua kakaknya ada di sana lengkap bersama orang tuanya dan juga adik tercintanya. Apa ia sedang dalam sebuah masalah?

"Nicky!! My baby!" Seru Darcy dengan suaranya yang super melengking, membuat lelaki itu harus menutup telinganya rapat-rapat. Mungkin memang ada alasan tersendiri mengapa wanita berusia 27 tahun itu single sejak lima tahun belakangan.

"Darce, gua bisa denger lo dengan jelas dari sini tanpa lo teriak." Ujar Dominc datar, dengan tangan yang masih digandeng dengan anak ABG si sebelahnya.

"Ih, gua kan kangen sama bebeb gua." Darcy langsung menyerbu satu-satunya adik lelakinya dengan agresif. Kaki dan tubuh Dominic langsung berkoordinasi untuk menghindari pelukan erat kakak perempuannya yang paling tua itu.

"Darce, cukup! Jangan kekanakan gini, ah." Danette berusaha untuk membantu satu-satunya adik laki-lakinya itu dari cengkeraman kakak perempuannya.

"Um, kita kok tumben ngumpul kayak gini sih?" Tanya Dominic pelan setelah mereka semua duduk di ruang keluarga dengan tenang, dan tentunya Darcy tidak duduk di sebelah Dominic.

"Mama denger, kalau kamu kasih tahu ke Papa, kalau kamu udah punya pacar. Kapan mau kenalin ke rumah?" Ujar ibu empat anak itu dengan suara tenangnya, namun itu malah membuat Dominic duduk dengan gelisah.

"Nicky punya pacar? No fricking way!" Seru Darcy heboh, dengan tangannya yang mencengkram lengan sofa yang ia duduki dengan erat.

"Yes fricking way. Makanya, gua aja udah punya pacar, lo kapan nikahnya nih, Darce?" Ejek Dominic dengan nada jahilnya yang berhasil membuat kakak tertuanya itu bungkam dengan cebikkan besar di bibirnya.

"Berisik!" Serunya dengan nada kekanak-kanakkan.

Dominic memutar matanya bosan, "lo gak malu kayak gitu di depan Dani?" Tanyanya dengan nada sarkastik. Danica yang duduk di sebelahnya menahan tawanya sambil menatap kakak-kakaknya.

Honey MoneyWhere stories live. Discover now