28 | bales chat gua

10.7K 331 9
                                    

⚠️|| t y p o
⚠️|| l o w k e y smut
• • • • • • • •

17.25
"Sayang, tolong! Tolong jangan gerak-gerak begitu." Pinta Dominic dengan suara tersiksanya.

"K-kenapa?" Tubuh Carol memang sudah berhenti menggeliat di atas pangkuan lelaki itu, namun Dominic masih saja merasakan kekerasan di bawah sana.

Dominic menggaruk tengkunya berusaha untuk menjawab, "gak apa-apa, cuma-"

"Oh! I-ini apa?!" Jerit kekasihnya saat ia merasakan sesuatu menusuk perutnya yang tepat di atas tengah-tengah paha Dominic.

"Kamu udah bangunin yang ada di bawah sana." Bisik Dominic pelan.

Tangannya, kemudian bergerak untuk menaikkan celana kekasihnya lagi. Ia mengangkat tubuh Carol dari atas pangkuannya dan mendudukkan gadis itu di sofanya. Terdengar desisan halus keluar dari mulutnya.

"Kamu oke, Sayang?" Tanya kekasihnya dengan lembut dengan sesekali memberikan kecupan-kecupan ringan pada sekitar pipi gadis itu.

Carol mengangguk dan Dominic kembali menatapnya tajam, "Carol, perlu berapa kali aku harus kasih tahu kamu? Jawab. Pakai. Mulut." Desisnya pelan dengan nada tak senang.

Gadis itu meneguk salivanya gugup, "aku gak apa-apa, Daddy." Jawabnya setelah berhasil menemukan suaranya yang telah terjerat di kerongkongannya tadi.

Dominic tersenyum puas melihat betapa submasif, kekasihnya itu.

19.38
Sepanjang hari itu mereka habiskan untuk saling mengungkapkan rasa kasih sayang mereka. Dominic dan gadis itu kemudian memutuskan untuk saling bertukar cerita tentang masa lalu mereka.

Entah Carol harus bereaksi bagaimana di saat setiap kali lelaki itu menggeram tak senang ketika Carol membuka mulutnya untuk menceritakan momen-momen yang telah ia bagi bersama para mantan kekasihnya.

Carol melirik pergelangan tangan kekasihnya yang selalu dilingkari oleh jam tangan entah itu Rolex atau Tag Heuer atau apalah itu. Carol sebenarnya tidak pernah melihat lelaki itu sedikitpun melirik pada jam tangannya sendiri-ia terlalu sibuk memperhatikan kekasihnya. Dan omong-omong sekarang sudah hampir jam delapan malam!

"Daddy! Aku harus pulang sekarang!" Seru Carol sambil lompat dari duduknya dengan panik. Tangannya bergerak untuk meraih tangan lelaki itu dan menariknya agar Dominic ikut berdiri.

"Oke, aku antar kamu pulang, Carol sweetheart." Gumam lelaki itu setelah berdiri dan memposisikan tubuhnya dekat-dekat dengan Carol. Ujung puncak telinga gadis itu langsung memerah.

Sekitar setelah dua puluh menit perjalanan kemudian, kedua insan tersebut sampai di rumah Carol dengan selamat. Seperti biasa, Dominic keluar terlebih dahulu untuk membukakan pintu bagi kekasihnya.

Mereka berjalan berdampingan dengan tangan Dominic yang menggenggam tangan Carol dengan erat. Dominic memutar kepalanya ke arah gadis itu dan tersenyum lembut, membuat wajahnya memerah.

Carol memutar kenop pintu dan sedikit berteriak untuk memberi tahu orang orang rumah kalau ia sudah pulang. Dominic mengecup dahinya lembut sebelum pamit kepada ibu kekasihnya yang menyambut mereka di ruang tamu.

06.13
Pagi-pagi benar, Carol sudah siap dengan pakaian rapinya dan tas berisi buku-buku serta notebook untuk kelasnya nanti. Seusai merapikan kamarnya ia bergegas menuju ruang makan.

"Tumben udah siap pagi-pagi begini. Ada kelas pagi, ya?" Tanya ibunya yang masih sibuk menyiapkan sarapan dan piring-piring di meja makan mereka.

Carol yang baru saja meletakkan tasnya di kursi makan biasanya, turut membantu ibunya, "iya nih. Nanti aku pulangnya agak maleman ya, Ma. Kelasnya padat hari ini." Cerita si bungsu yang sedang sibuk mengolesi beberapa lembar roti panggang dengan selai coklat dan beberapa dengan selai stroberi.

Honey MoneyWhere stories live. Discover now