24 | efek samping

7.7K 376 2
                                    

⚠|| t y p o
• • • • • • • •

15.44
"Carol! Please say something. Kamu ketemu dia, tapi kamu gak kasih tahu aku? Kamu tahukan kalau kamu udah melanggar rules aku?" Desis Dominic sambil menatap gadis itu tajam.

"Tapi...tapi waktu itu Leah sa-sakit, dan kalau aku kasih tahu Daddy, Daddy pasti bakal tinggalin Leah." Lelaki itu menghela nafasnya tajam dan tangannya mengusap wajah tampannya dengan gusar.

Leah, Leah, Leah. Gadis itu membawa pengaruh buruk bagi submasifnya. Leah benar-benar harus diberi pelajaran. Bagaimana caranya membuat gadis itu mengerti, kalau ia hanyalah batu sandungan di antara hubungan mereka?

"Leah? Dia gak sakit waktu itu, Carol. Oke, dia memang pucat waktu itu, but i swear to God, dia gak sakit!" Ujarnya dengan marah, namun masih dengan volume suara yang terkontrol.

"Ta-" Dominic mengangkat tangan kanannya dan itu menghentikan Carol untuk berbicara.

"No! Cukup tentang Leah-nya. Sekarang kamu makan. Habis selesai tugas kamu, aku bakal anter kamu pulang. Besok aku harus ketemu kamu. Banyak yang masih perlu kita bicarain, tapi batas waktu pulang kamu jam delapan, so...that's it. Ayo, dimakan!" Jelas lelaki itu dengan nada datarnya. Hilang sudah nada Carol-sayangku dari suaranya.

Carol mengangguk patuh dan kembali memakan makan siangnya. Tidak ada sepatah katapun di antara mereka sampai mereka harus berpisah di depan kelas Carol karena, walaupun Dominic marah, ia gak bakal meninggalkan Carol sendirian. Ia harus memastikan gadisnya sampai di depan kelas dengan selamat.

Tapi marah tetaplah marah, kecewa tetaplah kecewa. Dominic hanya terdiam dan mengangguk kecil saat pacarnya mengucapkan salam perpisahan di depan kelas itu. Dominic menunggu sampai gadis itu masuk dan kemudian melenggang ke kelasnya yang sudah mulai lima menit yang lalu.

18.45
Entah sudah berapa lama lelaki itu menunggu di depan kelas gadisnya. Ia menyandarkan punggungnya pada tembok bercat putih persih sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada. Sesekali matanya melirik Rolex Titan Black-nya.

Dominic menghembuskan nafasnya sambil memejamkan matanya sebentar. Sekiranya gadis itu bakal keluar sebentar lagi.

Ia masih tidak habis pikir kalau Carol bakal menggunakan kesempatan itu untuk bertemu dengan pria lain tanpa izinnya. Okay, mungkin Carol tidak akan menaruh hatinya pada lelaki bernama Felix itu tapi tetap saja, ia merasa dibohongi.

Tapi tunggu! Bagaimana jika Carol bakal menaruh hatinya pada Felix? Sial! Tangan Dominic terngakat untuk mengacak rambutnya dengan wajah kesal.

"Dom." Panggil seorang gadis dengan suara agak lantang. Lelaki itu mengangkat kepalanya dan matanya langsung bertemu dengan mata bulat itu.

"Udah nunggu lama?" Tanya Carol, basa-basi.

"Nggak." Jawabnya super singkat dan itu membuat Carol semakin merasa bersalah. Ia ingin sekali untuk melempar segala alasan di wajah lelaki itu, namun Dominic terlalu tahu apa yang bakal ia ucapkan.

Dominic berjalan di depannya dengan tangan besar lelaki itu yang entah sejak kapan sudah menempel di pergelangan tangannya. Lelaki itu mengambil langkah lebar-lebar dengan mudahnya, namun gadis di belakangnya sungguh kepayahan untuk mengimbangi langkahnya.

19.08
Keduanya berjalan sampai ke parkiran kampus untuk mengambil mobil Dominic, agar lelaki itu bisa mengantar kekasihnya setelah acara tugas kelompoknya selesai.

Setelah berhasil memindahkan Mercedes hitam itu ke parkiran Starbucks, Dominic turun dari mobil terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobilnya bagi Carol.

Honey MoneyWhere stories live. Discover now