22 | jangan bertele-tele

7.4K 388 3
                                    

12/10/17
Hai frens,
Masih adakah yang mau
baca ceritaku ini?

⚠|| t y p o
⚠|| c u s s i n g
• • • • • • • •

14.40
"Daddy," tangan Carol yang lebih kecil berusaha untuk menggenggam tangan besarnya, "Daddy tahu 'kan kalau, Daddy bisa cerita apa aja sama aku." Ujar gadis itu perlahan-lahan sembari menatap Dominic lembut.

Tatapan Dominic yang biasanya tajam kini melemembut dan menatap kekasih di depannya dengan sayang. Hanya sekali melihat kekasihnya itu, seluruh pertahanan Dominic menurun. Tangannya bergerak untuk menarik tubuh Carol dalam pelukkannya.

Pelukan. Yang ia butuhkan saat ini dalah pelukan dari kekasihnya. Tangan Carol melingkar di sekitar bahu keras lelaki itu dan duduk di pangkuannya. Dominic menenggelamkan kepalanya di dada Carol.

Lelaki itu tidak menangis, namun ia juga tidak tersenyum. Terlalu banyak yang ada di pikirannya. Tentang Darcy, tentang papanya, lalu tentang James. Bibirnya kemudian bersentuhan dengan bagian atas dada perempuan itu dengan tidak sengaja, namun Carol buru-buru menghindar, seperti habis tersengat aliran listrik.

Gadis itu mengerjapkan matanya kaget, lalu menatap dominannya yang kini nampak begitu tak berdaya di pelukannya.

"Daddy?" Panggil Carol pelan.

"Hmm." Gumam pria itu yang kemudian memutuskan untuk menempelkan kembali bibirnya di tempat yang sama, dan Carol tetap memberikan reaksi yang sama-menghindar lagi.

"Daddy mau cerita?" Tanya Carol pelan, berusaha untuk mengalihkan konsentrasi Dominic dari area privatnya.

"Nggak, aku mau cium ini aja." Gumamnya pelan sambil menekan area yang sama. Dengan refleks, Carol memukul tangan Dominic yang mendarat di daerah itu.

Dominic buru-buru mengaduh kemudian menatap tajam gadis di depannya. Carol langsung terlihat menyesal.

"Sorry, tapi aku bakal simpan tubuh aku buat yang udah sah nanti." Ujarnya penuh sesal, dan kemudian kemarahan di mata Dominic semakin menyala.

"Maksud kamu, kita gak bakal sah nanti?" Tanyanya dengan marah. Melihat itu Carol malah jadi kelabakan sendiri.

"Ah, eh. Masa depan siapa yang tahu sih, Dadd-"

"I'll make sure to make you mine completely." Janji Dominic dengan nada tegas. Carol hanya bisa mengangguk sambil menatap dominannya dengan horor. Rasanya ia tidak akan pernah bisa mengatakan tidak pada Dominic.

Dominic move on dari bagian itu dan mengangkat Carol dari pangkuannya dan memindahkan gadis itu ke daerah kosong di sebelahnya. Sebenarnya Dominic merasa kehilangan Carol saat memindahkannya, namun mereka saat ini ada di rumah gadis itu, dan seseorang bisa saja masuk dan menuduh mereka yang tidak-tidak.

Lengan kekarnya memeluk kekasihnya dengan erat, kemudian mereka memutuskan untuk membicarakan hal lain, dan Dominic sama sekali tidak menyentuh topic James itu. Entah bagaimana Carol akan bereaksi kalau ia sampai tahu kalau Dominic berhasil menemukan baj ngan kepala besar yang telah mematahkan hatinya di kala itu.

16.02
"Dah, nanti aku telepon, ya.", Pamit Dominic beberapa menit setelah kakak dari pacarnya pulang dan memergoki mereka yang hanya sedang berduaan saja di rumah yang kosong itu.

Ken langsung menatapnya sinis dan mengintrogasinya dengan segala macam pertanyaan tolol yang terdengar benar-benar menyebalkan di telinganya, namun bukan Dominic namanya kalau tidak bisa mempertahankan ekspresi tajam yang mengintimidasinya itu.

"Iya, hati-hati, Daddy." Gumam Carol di depan pintu, lalu lelaki itu mendekatinya untuk mengecup pelipis kirinya lembut sebelum memacu Porsche-nya ke jalan raya.

Honey MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang