BAB 8

1.1K 97 11
                                    

"Hmmm, pisang gorengnya enak Ta. Tiap hari anter ke sini ya." kata Caca sambil memakan pisang goreng yang dibawa oleh Atta.

Memang Atta berencana akan mengunjungi Caca. Karna itu dia tidak ikut makan malam bersama. Menurutnya, kesehatan Caca lebih penting.

"Oke. Lo siapin uang dua puluh tiga ribu." kata Atta.

"Buat?"

"Itu pisang gorengnya sepuluh ribu dan ongkirnya tiga belas ribu." jawab Atta membuat Caca tertawa.

"Mahal amat ongkirnya. Jangan bercanda, ini free kan?" tanya Caca dan Atta mengangguk.

"Lo gak pulang, udah jam delapan malem." kata Caca dan Atta menggeleng.

"Kalau misalnya gue dijodohin lo gak masalah kan?" tanya Atta yang membuat Caca bingung.

"Lo ngomong apaan?"

"Gue mau dijodohin."

"Terus hubungannya sama gue?" tanya Caca.

"Kali aja lo masih suka dan gak rela kalau gue sama cewek lain." jawab Atta.

Sepertinya tidak?! Aku rasa semuanya benar-benar hilang. Tapi kenapa sedikit terasa tidak rela jika Atta bersama cewek lain?batin Caca

"Sejak kapan gue suka sama lo?"

"Gue gak perlu jawab, tapi yang gue tau lo suka sama gue sampai sekarang, ya walaupun lo sedikit malu-malu kucing."

"Ge-err lo. Mimpi jangan ketinggian, atau lo yang suka sama gue?"

"Iya emang." jawab Atta membuatku kena skakmat.

Jawabannya itu terasa mudah sekali untuk dikatakannya. Caca tidak tahu harus berkata atau bertanya apa lagi.

"Kalau lo gak rela gue sama cewek lain, gue bakal nolak perjodohan itu." kata Atta.

"Kenapa? Lo harus ikutin apa yang orang tua lo mau. Karna itu yang terbaik menurut orang tua lo." kata Caca.

Meskipun kau mengatakan itu, aku tetap akan menolak perjodohan itu, batin Atta.

"Menurut gue, lo yang terbaik." kata Atta membuat Caca salah tingkah.

"Udah ah sana lo pulang, gue udah ngantuk." kata Caca sambil mendorong badan Atta agar berdiri dan pergi dari rumahnya.

"Iya, iya." kata Atta sambil berdiri dan diikuti oleh Caca.

"Besok gue jemput, good night." kata Atta lalu berjalan ke luar rumah Caca.

~▪~

"Hari ini aku naik motor ya, Ma, Pa?" tanya Dewita.

Pagi ini Dewita, Hana, dan Haki sedang sarapan. Tapi Atta belum juga turun untuk sarapan. Mungkin Atta masih tidur karna ia pulang sangat malam. Setelah dari rumah Caca, Atta tak langsung pulang, melainkan ia nongkrong bersama sahabat barunya.

"Masih kecil." kata Atta yang barusan turun dari lantai 2 dan langsung duduk disebelah Dewita.

"Gue gak nanya sama lo." kata Dewita.

"Dewita, kamu kalau bicara sama kakakmu pakai bahasa yang baik!" kata Hana.

"Dewita kamu masih SMP, kamu biar di antar sama kakak kamu." kata Haki dan Dewita hanya mengangguk.

"Denger tuh." kata Atta dan langsung mendapat pukulan dilengannya.

"Atta tadi malam kamu kemana? Mama bukannya sudah ngasih tahu kamu kalau ada makan malam sama tetangga kita." kata Haki.

KauWhere stories live. Discover now