BAB 9

1K 83 8
                                    

"Ngapain buntutin gue?" tanya Kiki saat ia melihat Emi menyamai langkahnya.

"Ge-err lo, gue mau ke kelas kali." jawab Emi.

Setelah itu, mereka berdua saling diam. Menaiki anak tangga tanpa suara. Saat Emi akan masuk kedalam kelasnya. Tangan Kiki menariknya.

"Lo mau bawa gue kemana?" tanya Emi.

Kiki hanya diam. Mereka berdua masuk ke ruang seni yang berada di ruang paling pojok. Kiki melepaskan genggaman tangannya dan duduk disebuah kursi.

"Berdiri di sana dan tersenyumlah." kata Kiki membuat Emi bingung.

"Buat apa?" tanya Emi.

"Gue mau gambar wajah lo. Jadi kalau lo mau hasilnya bagus, lo senyum." jawab Kiki.

"Meskipun gue gak senyum, hasilnya pasti bagus." kata Emi tak dihiraukan oleh Kiki lagi karna cowok itu fokus menggambar wajah Emi.

~▪~

"Gue gak bisa pulang bareng lo." kata Caca.

"Kenapa?"

"Gue jalan kaki sama Emi, nanti kalau gue bareng lo dia bakal marah." jawab Caca.

"Tapi gue udah bilang ke adik gue, kalau gue bakal ngenalin lo ke dia." kata Atta.

"Besok aja." kata Caca langsung berlari menuju gerbang karena melihat Emi sudah menunggunya disana.

"Hai Em."

"Dari mana lu, perasaan lu keluar duluan."

"Ke toilet."

Emi hany ber'O' dan mereka pun mulai melangkah.  Belum ada topik yang mereka bahas. Karna menurut Caca ini terasa canggung, ia pun memulai pembicaraan.

"Em, lo cemburu ya atau marah, gara-gara gue deket sama si Ari?" tanya Caca dan Emi terlihat begitu semangat mendengar pertanyaan itu. Mungkin Emi ingin mengungkapkan perasaannya.

"Yayalah, lagian lo udah tau kalau gue suka sama Ari." jawab Emi membuat Caca sedikit merasa bersalah.

"Lo gak usah cemburu, gue  sama si Ari itu cuma temen lama yang udah lama gak ketemu." kata Caca.

"Temen lama?"

"Temen SMP." jawab Caca.

"Owh, kenapa lo gak bilang dari awal. Kan gue jadi berprasangka buruk sama lo."

"Maaf, eh itu yang lo bawa apaan?" tanya Caca menunjuk sebuah gulungan kertas yang dipegang oleh Emi.

"Ah, ini tugas dari Pak Arif." jawab Emi bohong. Padahal faktanya, itu hasil gambar Kiki. "Ca, jadi gue masih ada kesempatan dong sama si Ari?"

Caca tersenyum, lalu mengangguk. Emi pun bersorak riang. Dia begitu senang, karena tidak ada penghalang untuk dia mendekati Ari.

~▪~

"Caca." sapa Leo saat melihat Caca masuk ke dalam kedai Cafe.

KauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang