bab 3. Siapa?

104 15 0
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya ya:)

***
"

Hari ini gue latihan, mau gue anter pulang dulu atau mau ikut latihan?" Tanya Reza.

"Ikut latihan, di rumah gak rame," jawab Arin.

"Ya ayo, sekarang aja," ajak Reza sambil menarik tangan Arin agar mengikutinya.

***

"Ngapain bengong lo?" Tanya Reza yang duduk di sebelah Arin, dengan dimandikan keringat.

"Gak apa-apa."

"Paling males gue kalo lo udah kaya cewe gini, jawab nya terserah lah gapapa lah apalah apalah."

Arin tak menggubris Reza. Ia mengeluarkan kotak bekal dari tas nya, masih utuh, belum ia makan sesuap pun karena yang ia lakukan sejak istirahat hanyalah melamun memikirkan Alzan.

"Loh? Kok masih utuh? Belum makan?" Tanya Reza yang memperhatikan Arin akan memakan bekal tersebut. "Jangan makan disini, nanti aja, banyak debu terbang nanti jadi kotor."

Arin hanya bisa memelas menatap Reza. "Tapi gue laper."

"Ya nanti Arin, sabar lah nanti malah diare lo. Lagian bukan nya makan tadi sih."

"Tadi gue ke UKS," jelas Arin.

"Siapa yang sakit? Ngapain? Kok baru bilang?" Tanya Reza dengan pertanyaan yang beruntun.

"Za, ada pepatah mengatakan malu bertanya sesat di jalan tapi ada yang membalas banyak bertanya artinya wartawan," dengan santai Arin menjawab dengan humor garing nya. "Alzan sakit, tadi gue pas banget lagi di depan UKS, jadi ya sekalian aja di tolongin."

Reza mulai menahan kesal nya. "Kenapa harus lo? Kenapa bukan anak PMR? Yang tadi di lapangan itu Alzan? Separah apa sampe harus lo yang nolongin?"

"Ya udah lah Za, anggota PMR nya juga mau istirahat kali, gak usah di perpanjang gini, nolongin orang kan gak boleh pilih-pilih."

"Gue tetep gak suka ya, apalagi sampe lupa makan cuma gara gara dia, jangan diulang lagi," Reza memberi peringatan yang hanya di balas anggukan oleh Arin.

#flashback on

Siapa yang percaya dengan cinta seorang anak SD? Siapa yang percaya dengan cinta anak kecil umur 11 tahun? Cinta monyet? Mungkin.

"Kak Alzan tungguin dong!! Bareng ke mobil nya!!" Teriak seorang anak kecil yang sedang berjalan cepat mengejar seseorang di depan nya.

"Hih lama, sini buku nya biar aku yang bawa, jangan sok jago!" ketus Alzan sambil mengambil alih buku pake pelajaran yang sedang di bawa Arin.

Di sebuah sekolah dasar swasta, tidak semua orang tua dapat menjemput anak nya di siang hari karena kesibukan akan pekerjaan nya masing-masing, maka di sediakanlah jasa antar jemput siswa oleh sekolah. Seperti Arin dan Alzan yang mengkuti jemputan yang sama karena rumah mereka satu komplek.

"Aku duduk di sebelah kakak boleh?" Tanya Arin. "Hari ini aku bawa cemilan banyak loh."

"Tapi jangan ganggu," jawab Alzan, dengan nada datar nya, selalu seperti ini.

Arin sudah mengenal Alzan sejak kelas 1 SD, saat pertama kali dia pulang menggunakan mobil jemputan. Berbeda dengan Reza yang selalu di jemput oleh kakaknya.

ArRezaWhere stories live. Discover now