bab 8. Biarkan Saja

59 11 0
                                    

"Bu, tadi kan aku pulang naik angkot ya, angkotnya tuh kosong cuma aku sendiri. Taunya ya bu abangnya tuh mabok."

"Nyetirnya ugal-ugalan. Klakson mobilnya dimainin tin..tintin tintin... gitu bu," kata Arin sambil menirukan suara klakson yang ia dengar tadi.

Arin hanya diam di atas kasur ibunya sambil memandangi ibunya yang sedang sibuk dengan ponselnya. Tidak melakukan gerakan apapun, tidak membuat suara sekecil apapun. Menunggu respon dari ibu.

"Ya Rin ada apa?" Tanya ibu yang kemudian menyadari keberadaan Arin. "Tadi Arin bilang apa? Ibu gak denger."

"Gak jadi," jawab Arin sambil meninggalkan kamar ibunya.

"Ayah tau gak--"

"Gak tau," jawab ayah memotong perkataan Arin sambil bertopang dagu dan menatap layar laptop.

"Belum selesai ayah. Tadi kan aku pulang naik angkot ya, sendiri angkotnya kosong. Taunya abangnya mabok ayah!"

"Nyetirnya enggak bener. Kalo ngerem mendadak terus angkotnya kosong aku sampe jadi geser sana sini duduknya." Jelas Arin sambil menirukan bagaimana ia terpontang-panting di dalam angkot tadi.

"Ya gak apa yang penting kan udah selamat sampe rumah," kata ayah yang sedang bekerja dan tetap memandang laptopnya itu.

Dengan lesu Arin pergi kekamarnya meninggalkan Ayahnya. Ini mengapa Arin tak pernah menceritakan seluruh perasaan yang ia rasakan kepada keluarganya. Hanya sebagian yang ia ceritakan yang ia anggap tak penting tapi dapat menjadi masalah bagi ayah atau ibunya setelah ia bercerita.

"Besok pulangnya mau kakak jemput gak?" Tanya Anin saat berpapasan dengan Arin ditangga.

"Mau!! Aku keluar jam 3.15 ya."

"Besok Line aku aja tapi jangan mendadak ya."

"Iya," balas Arin disertai dengan anggukan.

***

"Rin, ini adalah hari ke 5 lo jadi kuncen kelas. Jangan-jangan lo gak pulang ke rumah ya?" Tuduh Andara.

"Yang bisa anter gue cuma abang dan dia lagi sibuk berangkat sebelum matarahari eksis dan pulang saat bulan sedang bekerja."

"Apa sih lo, suka gak jelas."

"Dari pada si Rachel datengnya pas kita lagi nyanyi indonesia raya. Sholehah dia tuh tiap hari hafalin ayat al-quran."

Peraturan di sekolah Arin saat muridnya telat adalah menghafal beberapa ayat pilihan sebagai hukumannya.

Rachel, orang paling pintar diantara teman-teman Arin tapi pemalas sekali. Rajin datang terlambat. Puja kerang ajaib jika Rachel datang lima menit sebelum atau  tepat saat bel masuk berbunyi.

"Kemarin gue kan pulang naik angkot hijau kan ya Nder, terus abangnya mabok beneran woi. Serem anjir untung masih utuh sampe sekarang gue."

"Sendiri?" Tanya Andara dan Arin menjawabnya dengan sebuah anggukan yang cukup kencang.

"Eh lo belum cerita gimana lo bisa pulang sama ka Alzan!!"

"Ya itu mah rezeki gue aja lagi lancar. Puja kerang ajaib ululululu......." kata Arin sambil menirukan salah satu adegan kartun spongebob yang pasti sudah kalian ketahui bagian mana.

"Gue bilang kerang apakah aku bisa pulang bersama ka Alzan? Eh.. kerangnya jawab ya gitu Nder."

"Lo sebenernya lucu sih Rin tapi gue lagi hemat tenaga aja buat ketawa, masih pagi."

ArRezaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora