Bab 14. Taurus Day!

66 9 7
                                    

"Pak, bisa antar aku sekolah pakai motor enggak besok?" Tanya Arin pada supirnya.

"Bisa nduk. Tumben gak sama Reza?"

"Nganu pak, jare motorne agi rusak,"
(Itu pak, katanya motornya lagi rusak)

***

"Rin, kita udah lama gak kerumah you nih," kata Rachel saat sedang asyik rumpi-rumpi cantik bersama dengan Arin dan Andara.

"Ya tinggal kerumah," jawab Arin.

"Kapan?" Andara bertanya.

"Jangan hari ini pokoknya, lusa tuh hari apa ya?" Arin bertanya sambil mengingat hari.

"Sabtu aja!" Usul Rachel.

"Emang lusa hari sabtu ya? Bukan jum'at?" Tanya Arin memastikan.

"Maksud gue gimana kalo kita mainnya hari sabtu aja, lusa sih bener hari jum'at," jelas Rachel.

"Oalah.. ya sabtu juga boleh!" Arin mengiyakan.

"Oke, sabtu kita ke rumah Arin ya, jangan lupa makanan, sama abang ganteng juga," goda Andara.

"Kamu ngomong suka sembarang aja kaya segitiga," balas Arin si humor receh.

"Eh Rin, lo jadi panitia perpisahan?" Tanya Andara, dan di balas anggukan oleh Arin.

"Cape gue sebenernya kerja sama kelas 12, apalagi ini acara mereka. Banyak mau kemudian gue nyesel eskul rangkep dua macem roti lapis aja," keluh Arin.

"Kenapa emang?"

"Tema mereka, bikin dekor lumayan kerja keras. Terus minta photobox yang nanti cetakannya panjang ke bawah ituloh tambah properti foto. Mantap." Arin mengacungkan kedua jempolnya.

"Gue juga nanti kerja di acara perpisahan loh!" Seru Andara.

"PMR ngapain?" Tanya Rachel.

"Kalo ada kaka kelas cewe yang keseleo karena high heels kan gue kerja he.."Andara memamerkan deretan giginya yang rapi.

"Tapi yang gue sebut tadi belum fix sih hari ini katanya mau rapat," jelas Arin.

"Permisi, ada Arin?" Tanya seseorang di pintu kelas Arin.

Arin yang mendengar namanya dengan sigap dan tanpa sadar mengacungkan tangannya seperti sedang di absen oleh guru.

"Ka Alzan, Rin," bisik Rachel.

Arin meremas sedikit rok sekolahnya untuk menguatkan hatinya menghampiri Alzan. "Ya kak?"

"Lagi ada guru?" Tanya Alzan.

"Gak ada kak, gurunya gak masuk," jawab Arin.

"Permisi, anak gadis jangan di pintu dong," Reza yang akan memasuki kelas pun mengganggu Arin karena merasa jalannya terhalangi.

"Ish!" Arin berdecak dan memberikan jalan kepada Reza dan temannya yang baru saja kembali dari kantin.

"Ini surat izin untuk rapat sekarang," Alzan memberikan secarik kertas berisikan perizinan untuk Arin meninggalkan kelas di jam pelajaran.

"Sekarang kak?" Alzan menganggukan kepalanya tanda sebagai jawaban.

"Tunggu ya," Arin menerima kertas yang Alzan berikan dan menyimpannya diatas meja guru.

ArRezaWhere stories live. Discover now