08 ; Really?

330 46 17
                                    

Terlihat dekat namun sulit digapai. Terlihat nyata namun nampak seperti bayangan.

🌙️

Valdi bangsat😤😤
Maaf, aku ngga bisa jemput kamu. Tiba-tiba Mama minta dianterin ke Bandara. Jaga diri ya, hati-hati. I love you♡


Gadis itu menghela napas berat. Setelah membaca pesan dari pacarnya -Valdi- dia tidak membalas segera pesan cowok itu. Irene memang sudah tidak mempermasalahkan yang ia lihat di pasar malem itu.

Kemarin memang Valdi sudah berjanji untuk berangkat bersama. Tetapi dengan tiba-tiba Valdi membatalkannya begitu saja.

Entah kenapa akhir-akhir ini Valdi jadi aneh. Suka menghilang tanpa sebab. Dia juga sering membatalkan janjinya. Jarang ngasih kabar pula. Kecewa sih, tapi Irene hanya bisa mengalah. Mungkin Valdi memang sibuk, pikirnya.

Setelah lama merenung di meja makan. Akhirnya Irene bangkit berdiri untuk segera ke halte dekat rumahnya. Irene memutuskan untuk naik bus saja.

Sekitar lima menit berjalan, Irene sudah duduk di depan halte sambil menunggu bus berhenti. Sesekali Irene bersenandung kecil. Baru saja Irene ingin menghentikan bus yang akan ditumpanginya, berhentilah sebuah motor yang tak asing baginya menghampirinya.

Irene mengernyitkan dahi heran.

Siapa nih? Kayak kenal.

Cowok dengan motor ninja merahnya itu membuka helm dengan gerakan slow motion. Sampai helm full face nya terbuka sepenuhnya, Irene menganga.

Eh? Mino?’

Cowok itu menatap Irene bingung sambil men-nyugar rambutnya. Dia melambai-lambaikan tangannya tepat didepan wajah Irene.

Irene mengerjap beberapa kali sembari menutup mulutnya yang terbuka kala terdengar suara cekikikan dari sang pengendara.

Dia mendelik pada Mino karna malu dengan pertanyaan Mino.

“Lo ngga pernah ketemu cowok ganteng kayak gue ya?” Dia memainkan sebelah alisnya dengan menggoda.

Tengsin.

Irene malu. Tapi dengan segera dia menutupinya dengan muka sok galak.
“Apa kata lo? Gantengan juga G-dragon.” Irene tersenyum sombong.

“Halah alasan.” Cibirnya. “Noh! Buktinya lo sampe ngiler gitu liat gue.” Tunjuknya pada sudut bibir Irene.

Irene yang terkejut tanpa sadar memegang sudut bibirnya kaget. Lalu saat terdengar suara ketawa jahanam dia melotot. Menjitak kepala Mino -cowok itu- “Sialan lo!” Makinya.

“Lagian kayak nggak pernah liat orang ganteng aja.” Ucap Mino seraya mengusap bekas jitakan Irene. Lumayan sakit.

“Enak aja lo! Gini-gini mantan gue banyak.”

“Gak percaya gue. Lo aja lempeng gitu.” Cibir Mino meneliti Irene dari atas sampai bawah dengan mata memicing.

“Sialan. Lo ngapain sih disini?” Jerit Irene kesal.

“Gue.” Tunjuk Mino pada dirinya sendiri.

“Ya iya lah!”

“Jadi duta sampo lain? Hahaha ups.” Mino memparagakan gaya iklan shampo seraya tertawa sumbang sedangkan Irene menatap Mino datar.

Sorry.” Mino meringis pelan. “Lo belum berangkat?” Tanyanya.

Irene berdecak kesal, “Udah, nih udah terbang.”

SEUL AMI ¦ MINRENE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang