16 ; So, stay or leave?

278 32 5
                                    

Playlist : Last dance - Big bang

Iya gue emang yang berjuang disini. Tapi yang diperjuangin juga jangan seenaknya.

🌙️

Selamat.”

Mino menoleh cepat. Menatap Irene yang terluka karenanya. “Atas kesuksesan lo mengambil hati gue. Selama ini gue pikir perkataan lo itu cuma omong kosong. Lo dengan seenaknya masuk, ngambil hati gue dan setelah lo udah dapat lo menghilang gitu aja. Dan sekarang? Lo bawa hati lain dihadapan gue tanpa rasa salah. Gue bener-bener kecewa sama lo. Gue udah percaya. Tapi lo mematahkan kepercayaan gue gitu aja. Apa lo tau? Gue berjuang mati-matian buat ketemu lo. Tapi apa? Lo malah seneng-seneng sama cewek lain. Oke gue tau, gue emang bukan siapa-siapa lo. Tapi bisa nggak lo jangan seenaknya sama gue? Gue capek.

Gue berhenti, No.”

Irene perlahan mundur dengan air mata yang mengalir dipipinya. Seketika Mino sadar apa yang telah ia lakukan. Saat ingin mengejar Irene, ia sudah tidak ada dan petir tiba-tiba menyambar membuat hujan yang amat lebat.

Irene menangis dengan hujan yang menghuyur tubuhnya. Ia tak peduli itu, yang ia inginkan hanya menjauh. Ya. Menjauh dari Mino. Ingin rasanya ia menonjok Mino dengan tangannya tapi ia tak setega itu untuk melakukannya.

Entah bagaimana Irene bisa sampai ke taman. Bajunya sudah basah oleh air hujan. Irene menumpahkan semua air matanya dibawah hujan. Terduduk dengan memeluk lutut dan menangis disana. Tidak ada yang tau seberapa perjuangan yang ia lakukan. Tapi semua sia-sia saja jika yang berjuang hanya ia sendirian.

“Udah kakak bilang berapa kali? Berhenti nyakitin diri kamu sendiri.”

Irene mendongak menatap kakaknya yang sudah ada di depannya. Tanpa kata Irene berdiri dan memeluk erat kakaknya. Taeyang menghela napas berat. Mengusap wajahnya yang terkena hujan lalu memeluk adiknya dengan sayang.

🌙️

Irene hanya bisa terbaring di kasur saat ini. Wajahnya terlihat begitu lelah dan putus asa. Sesekali air matanya kembali turun mengingat semua perlakuan Mino akhir-akhir ini.

Masih dengan sisa air mata yang membasahi pipinya. Irene menepuk kepalanya dengan tangan beberapa kali.

“Goblok banget gue bisa percaya aja sama Mino.” Irene bergumam dengan suara paraunya. Lalu kembali menangis lagi.

Sementara Taeyang dibawah sedang bersandar dipintu dengan bersedekap menatap tajam cowok didepannya.

Mino yang ditatap begitu meringis. Berdehem pelan. “Bang, Irene nya ada?”

“Ada. Lagi nangis. Karena cowok goblok.” ucapnya singkat.

“Bang, saya mau jelas—”

“Jelasin apa? Udah jelas ya mending lo pergi sebelum gue tendang.” potong Taeyang, ia kemudian berdiri tegak hendak menutup pintu sampai ia ingat sesuatu Taeyang kembali menatap tajam Mino yang menunduk takut. “Oh iya satu lagi,”

Mino mendongak takut-takut. “Jangan deketin adek gue lagi. Kalo gue tau lo masih deketin adek gue. Nih.” Taeyang menunjukan kepalan tangan seperti ingin meninju.

“Eh Bang,” belum sempat menahan pintu sudah ditutup rapat oleh Taeyang.

Mino menghela napas. Berbalik dengan langkah lunglai. Ia bertekad akan menjelaskan semuanya dan mengembalikan apa yang seharusnya menjadi miliknya.

🌙️

Keesokan paginya Taeyang dibuat kelimpungan dengan Irene yang tiba-tiba demam tinggi. Beberapa kali terlihat Taeyang menggerutu karena ia tidak bisa izin untuk tidak kuliah dulu untuk menjaga Irene.

SEUL AMI ¦ MINRENE✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora