02 ; You

690 65 5
                                    

Karena kamu adalah kamu. Yang mempunyai segala cara untuk buat aku tersenyum.

🌙️

Hal yang paling Irene tidak sukai adalah masuk ke Lab Kimia. Dan hari ini adalah hari sialnya. Pasalnya dia dikelompokan dengan manusia idiot, lagi. Tapi sayangnya, dia malah suka dengan manusia idiot itu. Bagaimana tidak menyebalkan?

Hah! Nggak dirumah nggak disekolah nggak dikelas ada idiot dimana-mana. Kapan lo pergi dari gue idiot?!


Irene terus saja merutuk setelah guru kimia membagi kelompoknya untuk tugas minggu ini.

“Gue nggak akan pergi.”

Suara serak disamping Irene membuat cewek itu tersentak kaget. Dia menoleh, menatap Valdi horor. Valdi hanya menaikan alis sok ganteng.

“L—lo.....”

Irene tergagap. Dia menatap Valdi tanpa kedip. Valdi yang ditatap seperti itu menyeringai lebar.
“Gue tau gue ganteng. Nggak usah gitu juga kali liatinnya.”

“Anjir sumpah ya. Lo ngeri banget.” omel Irene masih saja merutuki Valdi yang mendadak horor.

Valdi menyeringai lagi, membuat Irene bergidik dan bergeser ke samping kanannya takut-takut karena Valdi di sebelah kiri.

“Makanya lo hati-hati, gue bisa baca pikiran loh.”

“Lo mending idiot aja deh daripada kayak gini, Val.” kata Irene yang masih menatap Valdi.

Valdi mengangkat sebelah alisnya bingung. Menatap Irene dengan pandangan seakan ngomong. “Apa?”

Najis, sok ganteng banget’ cibir Irene dalam hati.

“Hm?”jedanya. “Lo bilang apa, Rene?”Seringainya makin lebar.

Irene refleks menutup mulut dan memaki-maki dalam hati. Menatap Valdi ngeri.

“Gak. Gak. Gue nggak ngomong apa-apa!” kilah Irene menggeleng-gelengkan kepalanya cepat.

Valdi menatap guru kimia didepannya dengan tenang. “Ya gue tau.”

“Tau ap-ANJIR KODOK!”Belum sempat Irene berbicara tiba-tiba kodok entah dari mana datang dan mendarat tepat di tangan Irene, yang tentu saja membuatnya berteriak histeris.

Teriakan Irene mendapatkan perhatian dari kelas 11 IPS 1, Irene melompat-lompat ngeri dengan beberapa siswi yang juga berteriak histeris apalagi sang guru kimia yang sudah berdiri diatas meja dengan menyuruh anak lelaki membuangnya.

Irene mengumpat di balik punggung Valdi seraya terisak, lalu Valdi membawa Irene menjauhi lab kimia dengan menggandeng Irene yang menangis.

Sampai di pojok yang sepi dekat perpustakaan mereka berhenti. Valdimenghela napas melihat Irene yang tengah menyedot ingusnya polos.

“Udah nggak papa. Aman kok.”Valdi mengelus rambut Irene lembut.

“Tap-tapi kan ta-takut.” cicitnya menunduk malu.

Valdi berdecak kesal. “Biasa malu-maluin juga.”

Irene melotot dengan pipi dan hidung merah. “Apa kata lo?” Marahnya seraya berkacak pinggang.

“Cih. Tadi nangis sekarang kok malah marah-marah nggak jelas.” Cibir Valdi yang membuat Irene gondok.

Irene melotot. Menatap Valdi garang lalu tanpa kata-kata dia menjauhi Valdi dengan menghentakan kakinya ke lantai menuju lab kimia dengan tangan yang masih membersihkan ingusnya yang tersisa.

SEUL AMI ¦ MINRENE✔️Where stories live. Discover now