13 ; Sweet

295 45 7
                                    

Playlist : Perfect - Ed Sheeran

Gimana gue nggak jatuh cinta sama lo kalau lo bersikap semanis ini?

🌙️

Irene yang sedang berbaring di atas kasur menoleh ketika pintu kamarnya terbuka yang menampilkan cengiran bodoh milik Seulgi.

Irene mengabaikannya dengan kembali melamun, dia merasakan kasurnya bergoyang saat Seulgi merangkak dan berbaring disebelahnya.

“Kenapa lo? Ngelamun melulu, kerasukan setan tau rasa lo.”

Irene memutar bola matanya malas. “Yaelah setan mana ada yang berani sama gue. Gue aja punya pawangnya.”

“Siapa?” Seulgi bertanya dengan curiga.

Irene nyengir. Lalu menunjuk Seulgi tanpa dosa. “Lo.”

“Sialan.” Seulgibmenjitak kepala Irene gemas. Tapi Irene tak memperdulikannya.

“Eh lo kenapa sih?”

Irene yang semula terlentang memiringkan tubuhnya dengan tangan sebagai tumpuannya hingga menghadap Seulgi. “Bingung aja gue.”

“Mino ya?”

Irene mengangguk meng-iya-kan. “Bingung gimana emang?” Lanjutnya kemudian.

“Lo tau kan Mino punya cewek? Tapi kenapa dia katanya mau nembak cewek lain?”

Seulgi terdiam sesaat. “Lo kayak gak tau Mino aja. Dia kan emang lagi ada masalah sama pacarnya. Akhir-akhir ini dia udah nggak kontek pacarnya sih.”

“Oh gitu.”

“Eh tadi apa kata lo? Mino mau nembak cewek? Setau gue Mino nggak lagi deket sama siapa-siapa deh. Cuma sama lo.”

Irene melotot tak percaya. “Iya?” Jedanya. “Iya juga sih. Mino jadi perhatian gitu sama gue.” Irene menggaruk tengkuknya salah tingkah.

Seulgi menjentikan jarinya. “Nah, mungkin mau nembak lo.”

“Nggak mungkin.”

Seulgi jadi gemas sendiri. “Kan siapa tau Rene”

Irene berpikir kemudian mengeluh panjang. “Ah tau ah.”

🌙️

“Rene, lo mau tau sesuatu nggak?”

Mino bertanya pada Irene yang sedang menatap lurus kedepan. Mereka sekarang berada di taman belakang rumah Mino. Tempat kesukaan Irene.

Irene bergumam, “Penting nggak? Kalo nggak penting, ogah gue dengernya.”

“Penting.”

Irene menoleh menatap Mino yang juga sedang menatapnya. Jantung Irene tiba-tiba saja berdetak kencang saat tatapan mereka bertemu.

“Gue putus sama pacar gue.” Lanjut Mino enteng.

Irene mengernyitkan dahinya bingung, dalam hati ia bersorak, itu tandanya Mino bisa jadi miliknya. “Kok seneng gitu mukanya?”

Mino nyengir, “Iyalah. Gue kan udah suka sama seseorang.”

“Siapa?”

Mino menoyor kepala Irene gemas. “Kok lo kepo?”

“Dih yaudah. Lagian nggak penting juga.”

“Yakin nggak penting? Lo emang nggak mau tau gue suka siapa?”

Irene diam. Dia sebenarnya ingin mengetahuinya. Tapi entah kenapa dia masih ragu. Takut nanti jawaban Mino menyakiti hatinya.

“Kok diem?” Mino menusuk-nusukan jari telunjuknya ke pipi Irene.

Irene berdecak, “Singkirin tangan lo.”

Mino menjauhkan telunjuknya dengan bibir mengerucut. “Galak banget.”

“Biarin.”

Kemudian yang terjadi hanya hening. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Irene yang masih kepo tentang siapa cewek beruntung yang disukai Mino. Sedangkan Mino memikirkan bagaimana ia mengungkapkan perasaannya pada cewek itu.

“Rene,”

Panggilan Mino membuat Irene tersentak. Dia menatap Mino yang menatapnya dalam. “A-apa?” Irene jadi gugup sendiri melihatnya.

“Ciptaan Allah semua bagus.”

Irene diam. Mencoba mengurangi rasa gugupnya dan mencari tahu apa maksud Mino.

“Termasuk kamu.”

Mino mengatakan itu dengan menatap Irene dengan intens. Tolong jangan tanyakan bagaimana sekarang keadaan jantung Irene. Panggilan Mino yang berbeda juga membuat jantungnya berdegup kencang.

“A-apa?”

Mino menyunggingkan senyum manisnya. Lalu berdiri dari duduknya, cowok itu menunduk, menatap Irene yang juga sedang menatapnya. Tangannya terulur dengan maksud mengajak Irene berdiri.

Irene yang bingung hanya menjulurkan tangan. Dahinya berkerut saat Mino masih menggenggam tangannya padahal dia sudah berdiri dengan benar.

Mino tersenyum tipis menatap Irene. “Wanna dance with me?

Irene mengangguk walaupun masih bingung. Tangannya terulur kepundak Mino. Mino mulai bernyanyi tanpa musik. Tatapannya lurus menatap Irene di depannya.

Well I found a woman, stronger than anyone I know. She shares my dreams, I hope that someday I'll share her home. I found a love, to carry more than just my secrets. To carry love, to carry children of our own. We are still kids, but we're so in love. Fighting against all odds. I know we'll be alright this time. Darling, just hold my hand. Be my girl, I'll be your man. I see my future in your eyes.

Irene mengikuti tubuh Mino dengan canggung.

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms. Barefoot on the grass, listening to our favorite song. When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath. But you heard it, darling, you look perfect tonight.

Irene terkekeh geli saat Mino telah selesai bernyanyi namun masih melakukan dansa. Tangan Mino terangkat menyelipkan beberapa helai rambut Irene ke telinganya. Tatapan matanya lembut sehingga membuat Irene tiba-tiba gugup bahkan sampai pengen pipis.

Irene mengatur napasnya yang agak sesak. Mino yang melihat itu terkekeh kemudian mengerutkan kening. “Kenapa? Gugup gue ngelakuin itu?”

Mino tersenyum menggoda, tapi terkesan meremehkan dimata Irene. Irene mendelik sebal, “Apaan sih.”

Mino menarik Irene kedalam pelukannya tiba-tiba. Memejamkan matanya sejenak seraya menikmati aroma tubuh Irene yang langsung masuk ke indra penciuman nya.

Irene membeku. Kaget dengan perlakuan Mino, napasnya memburu. Matanya memejam sejenak hingga napasnya kembali normal. Lalu membalas pelukan Mino.

Lama mereka berpelukan tanpa kata. Irene yang risi bertanya, “Mino,”

“Sshh, bentar lagi gue masih mau kayak gini.”

Irene hanya mendengus pasrah. Biarlah suka-suka Mino.

“Lo bisa percaya sama gue?”

Mino bertanya dengan nada serius. Posisi mereka masih sama. Saling berpelukan.

“Apa?”

“Gue sayang sama lo.”

🌙️

yangg mau ini segera end siapa?😭😭 aku mau namatin deh😭

SEUL AMI ¦ MINRENE✔️Where stories live. Discover now