09 ; Weird

281 43 4
                                    

Gue masih bisa toleransi soal lo yang jarang ngasih kabar. Tapi gue gak bisa toleransi kalau lo ngekhianatin gue.

🌙️

Cewek itu menatap kosong kedepan. Ia menopang dagunya dengan tangan kanannya. Sesekali dia mendengus kesal dan hal itu tak luput dari pandangan Seulgi.

Seulgi ikut menopang dagunya menatap Irene dalam diam. Dalam hati dia bertanya apa yang membuat sahabatnya jadi begini?

Tak mau berpikiran negatif Seulgi segera bertanya pada Irene.
“Lo kenapa?”

Pertanyaan dari Seulgi seketika membuat Irene mengerjap-ngerjapkan matanya. Irene duduk tegak lalu menatap Seulgi yang tak mengubah posisi duduknya.

“Emang gue kenapa?” kening Irene mengerut tanda dia bingung.

“Lo dari tadi ngelamun Irene-ku. Mikirin apa lo?” Seulgi memutar bola matanya malas lalu menatap Irene dengan mata mencing curiga.

“Eh? Emang gue ngelamun ya?” Irene tersenyum polos.

Seulgi berdecak kesal lalu mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap Irene yang sedang tersenyum idiot dengan jengah.
“Iye dodol! Mikirin yang jorok ya?”

Irene melotot. “Ish! Siapa juga yang mikirin yang jorok-jorok gue cuma lagi bingung.”

“Bingung kenapa?”

“Entar aja lo main kerumah gue. Gue ceritain semua deh.” Irene kembali menatap ke depan yang ternyata Valdi baru saja kembali ke kelas setelah istirahat tadi.

“Eits, gue ketemu calon dong nih?” Seulgi mengedipkan matanya sok imut.

Irene mengernyitkan dahi lalu menoyor kepala Seulgi. “Ngarep.” cibirnya.

🌙️

“APA?!” teriakan Seulgi yang super toa seketika membuat Irene menutup telinganya.

“Jangan pake toa.” geram Irene kesal.

Seulgi nyengir kuda. “Tapi itu beneran Valdi? Lo udah mastiin belum?”

“Nggak tau.” Ucap Irene dengan lesu.

“Ye lo mah. Udah deh jangan sedih mulu. Kita ke mall aja yuk entar dianterin sama kakak ganteng lo itu.”

“Enakan di lo dong.” Irene melotot tapi tak urung juga dia mengangguk.

🌙️

Irene menghela napas kesal. Sekarang dia sedang jalan menuju Timezone di mall. Sedari tadi juga dia dicuekin sama Seulgi dan Taeyang -kakaknya-. Hal itu membuat Irene benar-benar kesal. Bukannya menghibur malah nambah buat menderita.

“Kak,” tiba-tiba Irene menarik ujung kaos yang dipakai Taeyang membuat acara ngobrolnya dengan Seulgi terhenti begitu saja.

“Kenapa dek?” Berhubung Taeyang adalah abang yang paling pengertian dia bertanya dengan nada yang begitu lembut membuat Seulgi mendecak kecil.

Irene tersenyum sangat manis. Dia menunduk mengelus perut ratanya. “Irene laper. Makan yayaya?” dia kembali mendongak menatap Taeyang dengan tampang memelas yang membuat siapa aja tak kuasa menolak.

Setelah itu Taeyang langsung menggandeng tangan Irene untuk menuntunnya ke cafe dan meninggalkan Seulgi yang cemberut. “Ayo.”

SEUL AMI ¦ MINRENE✔️Where stories live. Discover now