01 ; Official

1.4K 86 4
                                    

Pergilah jika memang tidak ada rasa. Karena dipedulikan tanpa adanya perasaan cinta hanya membuang-buang waktu.

🌙️

Gadis yang duduk di bangku paling pojok dua dari belakang itu menatap wali kelasnya dengan malas. Ia menguap dengan mata yang memerah menahan kantuk.

Sekarang adalah tahun ajaran baru kedua di sekolahnya. Dia menempati kelas 11 IPS 1 yang terkenal rusuh. Disebelahnya ada Seulgi temannya dari awal semester kelas 10.

“Irene,” panggil Seulgi pelan.

“Hm.” Irene hanya bergumam tak jelas sembari menopang dagunya menatap kedepan. Dia sangat bosan.

“Rene,” Panggil Seulgi lagi.

Irene diam.

“Irene.”

Irene masih diam.

“Ireneee!”

Irene masih mengacuhkannya.

“Ireneeee,” Panggilnya sekali lagi dengan nada yang lebih panjang.

Irene yang setengah sadar menggebrak meja kesal dengan keras membuat seisi kelas langsung menatap kearahnya dengan terkejut.

“APAAN SIH?!”

Teriakan serta gebrakan itu serta merta membuat Seulgi terpekik kaget seraya mengelus dada. Beristighfar.

Irene yang langsung sadar menoleh disekelilingnya. Dia tersenyum kikuk menatap Bu Yun -wali kelasnya- yang menatap tajam kearahnya. Namun tak lama kemudian Bu Yun mengacuhkannya.

Kembali Bu Yun meneruskan pidato panjang pendeknya membuat Irene merutuk dalam hati sekaligus bersyukur.

Seulgi menoleh lambat kearah Irene. Dia meringis, “Sorry, Rene.” Katanya dengan suara lirih.

Irene tak menjawab. Ia kembali menatap kedepan.

Tidak ada jawaban dari Irene tentu saja membuat Seulgi menghela napas pelan. Dia tau Irene sedang badmood entah karna apa.

Seulgi berdehem pelan. Tapi tak membuat Irene menoleh, “Em....”jedanya. “Rene, sebenernya gue cuma mau bilang, tadi Valdi liatin lo terus.” Ucapan Seulgi membuat Irene menoleh kaget ke arah Seulgi.

“Kenapa emang?”tanya Irene yang sudah bisa mengontrol wajahnya agar tidak dicurigai.

Seulgi mengedikan bahu. “Tadi pagi dia nyariin lo. Lo ada hubungan apa deh sama dia?” Seulgi menatap curiga Irene.

Irene mengangkat alis bingung. “Ngapain? Gue gak ada apa-apa tuh sama dia.”

“Ye nggak tau dodol!” katanya yang menoyor kening Irene pelan.
“Gue kira lo ada apa-apa.” lanjut Seulgi mengutip jarinya mirip telinga kelinci.

“Lo seneng banget deh noyor gue. Bahkan ini baru pertama masuk.”Keluh Irene mengerucutkan bibirnya sebal mengusap keningnya.

Seulgi terkekeh, dia kembali menoyor kening Irene gemas.

“Tuhkan.”

“Lo enak buat di toyor.” Kata Seulgi tanpa dosa

“Dih. Sialan.”

🌙️

“Mau ikut nggak?”

Tanya Seulgi yang sudah berdiri dari kursinya menatap Irene sebentar.

SEUL AMI ¦ MINRENE✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن