22 ; Last

487 38 3
                                    

Playlist : Eyes, nose, lips - Taeyang

Tidak ada kata baik setelah kamu memutuskan untuk meninggalkan aku dan membawa cintaku pergi bersamamu.

🌙️

Irene segera membayar belanjaanya dikasir. Ia tengah membeli beberapa snack untuk menemaninya menonton film. Mata Irene terlihat bengkak jika diteliti dengan baik, tapi untung saja Irene dapat menyamarkannya dengan bedak tipisnya.

Dia berjalan dengan langkah lunglai, tangan kanannya memegang cone es krim yang dibelinya tadi. Sedangkan tangan kanannya memegang palstik belanjaanya.

Jalan mulai sepi karena sekarang menunjukan waktu setengah delapan malam. Saat dipersimpangan Irene menghentikan langkahnya mendadak.

Jantungnya berdebar kencang melihat Mino yang sudah berdiri di depannya. Matanya melotot tak percaya, beberapa detik kemudian Irene mengerjap lalu menunduk menghindari kontak mata dengan Mino.

Hatinya masih terlalu sakit. Badannya agak gemetar, tangannya mencengkram plastik belanjaanya dengan erat.

“Kamu menjauh,”

Suara parau dan tatapan sendu itu membuat hati Irene mencelos. Ia tak menyadari bahwa itu akan menyakiti hati Mino teramat dalam.

Irene mengingat beberapa akhir ini dia selalu menghindar dari Mino dimanapun Mino mencarinya.

Melihat Irene hanya diam. Mino menghela napas pelan,  “Kamu bilang, aku nggak boleh ninggalin kamu. Tapi sekarang, kamu yang malah ninggalin aku.”

Irene menahan air matanya yang akan segera jatuh. Matanya memerah, es krim yang dipegangnya juga ikut jatuh.

“Aku....minta maaf kalo aku buat salah sama kamu. Tapi, apa bisa kita lanjutin ini Rene?”

Air mata Irene jatuh. Mino yang melihat itu tangannya terayun untuk mendekap Irene. Tapi terhenti di udara. Mino menghela napas kasar.

“Irene a—”

“Besok mau kamu temenin aku? Sebelum kita bener-bener menjauh.” potong Irene dengan mata yang sudah berani menatap Mino didepannya.

Mino memejamkan matanya sejenak. Menguatkan hatinya agar tak terlihat lemah dihadapan Irene. Suasana jalanan yang sepi membuat mereka terasa semakin jauh.

“Oke. Besok aku jemput.”

🌙️

Mino menggenggam tangan Irene dengan erat seraya tersenyum lebar. Irene disampingnya hanya diam menerima perlakuan Mino. Sesungguhnya ia juga senang mendapatkan Mino sangat memperhatikannya.

Mino berhenti melangkah saat sampai di pinggiran jembatan. Ia menghela napas pelan. “Aku....nggak nyangka kita bakal berakhir kayak gini.”

Irene hanya menunduk tak berani menatap Mino. “Ini takdir, No,” lirihnya.

“Takdir ya? Kalo seandainya aku bisa mengubah takdir aku nggak bakal lepasin kamu, Rene.” Mino menoleh menatap Irene yang tidak menatapnya. Tatapannya sendu, berharap Irene dapat merubah keputusannya.

Kemudian hening. Hanya ada suara air yang mengalir dibawah jembatan yang mereka tempati.

Irene sedari tadi menahan air matanya agar tidak jatuh. Menggigit bibirnya kuat agar tidak terdengar isakannya.

Mino yang masih menatap Irene dari samping mendengus kesal. Menempelkan dahinya dirambut wangi Irene. Irene bergeming dengan masih menggigit bibir bawahnya.

“Kamu belum pergi aja aku udah kangen banget.”

Irene menghela napas berat. Mengambil ponselnya di tas yang ia bawa. “No, foto yuk. Kayaknya kita nggak pernah foto bareng deh.”

Mino menjauhkan wajahnya dari rambut Irene. Mengangguk singkat menjawab pertanyaannya Irene.

Mereka mengambil posisi masing-masing. Beberapa pose sudah mereka lakukan. Irene menghadap Mino yang menatap lekat ke arahnya. Mengangkat sebelah alisnya bertanya.

“Aku nggak mau kamu ninggalin aku.” Mino menyelipkan beberapa helai rambut Irene lembut.

Irene mengangguk, tersenyum lirih akan permintaan Mino yang tak dapat ia kabulkan.

“Aku,”  jedanya. “Aku juga nggak pengen ninggalin kamu. Tapi, aku nggak bisa sama kamu terus.”

Mino menarik napas singkat, menarik Irene kedalam pelukan dan menyembunyikan wajah Irene di dada bidangnya. Menenggelamkan wajah Irene disana.

Waktu mengajarkan mereka untuk menyadari bahwa tak selamanya mereka akan selalu bersama. Mungkin saja mereka hanya dipertemukan waktu ini tapi siapa yang akan tahu jika kelak mereka akan berjodoh?

Melepaskan sesuatu yang hampir tergenggam adalah hal yang paling sulit. Cara satu-satunya hanya ikhlas agar kita tidak terlalu larut dalam kesedihan.

Mino melepaskan pelukannya dengan mencekal bahu Irene lembut. Tatapannya lekat. Perlahan ia menutup mata Irene dengan tangan kirinya. Menghapus jarak diantara mereka.

Hingga bibir Irene dan bibirnya bertemu, mengulum lembut saat Irene membalas ciumannya.

Bukan. Itu bukan ciuman penuh nafsu. Mereka hanya menyampaikan apa yang sedang mereka rasakan.

Kehilangan bukanlah akhir dari segalanya. Kehilangan mengajarkan kita agar kita selalu menjaga apa yang kita miliki. Jadi jangan menyerah. Terus lah menatap kedepan. Karena kehilangan adalah kunci dari kebahagiaan.

🌙️


Kita selesai tanpa pernah memulai.

🌙️

double updet kan?

double updet kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MEREKA UDH BAHAGIA KAN?😁😁😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MEREKA UDH BAHAGIA KAN?😁😁😁

SEUL AMI ¦ MINRENE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang