10 ; You and I

299 40 7
                                    

Kunci dari suatu hubungan agar bertahan lama adalah saling percaya dan tidak bersikap egois.

🌙️

Hari ini adalah hari terberat bagi Irene setelah kejadian kemarin. Pagi ini Irene berangkat sekolah dengan mata sedikit bengkak karna menangis semalaman.

“Hati-hati dek. Nanti kalo Valdi ganggu kamu langsung telfon kakak ya.”

Irene memutar bola mata jengah. “Kakak udah ngomong begitu sampe 3 kali. Sekali kakak bilang lagi aku kasih piring cantik nih.”

Taeyang terkekeh geli. “Kakak kan sayang kamu. Sebenernya Kakak pengen nonjok Valdi sih dek.”

Ya. Taeyang sudah tau mengapa Irene menangis nggak jelas kemarin, Seulgi juga sudah tau.

Irene meninju lengan Taeyang pelan. “Jangan macem-macem.” kata Irene melotot.

“Iya.” Jedanya. “Udah sana masuk.”

Irene mengangguk dan menyalimi tangan Taeyang. Setelah masuk lingkungan sekolah Irene berjalan  masuk ke kelas. Sampai di kelas Irene segera duduk di samping Seulgi yang sudah duduk dengan manis. Irenee menelungkupkan kepalanya dimeja dengan kedua tangannya.

Seulgi yang melihat itu mengusap bahu Irene lembut. “Lo oke?” Tanyanya lirih.

Irene hanya bergumam karna dia sangat malas membuka suara. Tiba-tiba ada seseorang yang mendekati meja mereka. Valdi.

Seulgi langsung melirik sinis. “Ngapain lo?”tanya Seulgi pada Valdi.

“Ketemu pacar gue lah.” Jawab Valdi kelewat santai.

“Pacar ke berapa tuh?” Sindir Seulgi ketus.

Valdi yang mudah emosi menatap Seulgi tajam.
“Maksud lo apa?!”  bentaknya yang membuat seluruh pasang mata menatap mereka heran sekaligus ngeri.

“Sok polos!”

“Bangsat.” maki Valdi kesal menatap Seulgi tajam.

“Bangsat teriak bangsat.”

Valdi yang tidak ingin terlarut kebawa emosi mulai melunakan suaranya. “Udah deh gue kesini cuma ada urusan sama Irene bukan sama lo.”

“Urusan Irene urusan gue juga! Udahlah sana pergi! Irene gak butuh cowok macem lo!” Kata Seulgi tajam.

Valdi memasukan kedua tangannya ke saku seragam seraya menatap datar Seulgi lalu dia pergi dari kelas tanpa kata. Mungkin dia akan bolos. Bodoamat, pikir Seulgi.

“GAK TAU DIRI LO ANJING!!” Teriak Seulgi kesal.

🌙️

“Ih Kakak gue mah gak asik banget.”

Gerutuan itu keluar dari mulut Irene setelah bel pulang sekolah beberapa kali berbunyi. Seulgi yang melihat itu menatap sahabatnya.

“Kenapa?”

Irene mendongak menatap Seulgi seraya memijit pelipisnya pelan. “Kakak gue nggak bisa jemput.”

“Nah kalo gitu lo sama Mino aja gimana?” Goda Seulgi dengan alis naik turun.

“Nggak enak gue.”

“Nggak enak apa nggak enak.” Seulgi mencolek bahu Irene dengan terkekeh geli. Yang mana membuat Irene mendelik.

“Yaudah deh.” Putus Irene dengan nada sebal.

Seulgi semakin terkekeh. Dia sangat senang bisa menggoda Irene. Kemudian Seulgi mengajak Irene keluar kelas sama-sama dengan merangkul bahu Irene.

“Ayo deh.”

Baru beberapa langkah mereka menuruni anak tangga, Valdi langsung menyeret lengan Irene dengan paksa yang tentu saja langsung di tepis oleh Seulgi.

“Lo apaan sih?!” Teriak Seulgi yang menyembunyikan Irene dibelakang tubuhnya. Irene hanya meringis, mengelus lengannya yang memerah karena Valdi.

“Gue. Gak. Ada. Urusan. Sama. Lo.” Valdi menatap tajam Seulgi seraya berusaha memegang tangan Irene yang bebas.

Seulgi buru-buru mendorong bahu Valdi menjauh. Entah kenapa dia merasa jadi tidak setuju dengan pacarannya Valdi dengan Irene.

“Irene temen gue. Gue berhak ikut campur urusan dia. Gue gak mau ya temen gue disakiti orang macem bajingan kayak lo!”Seulgi emosi, tangannya menunjuk Valdi dengan sinis.

Dada Seulgi naik turun menahan emosi. Matanya menatap Valdi tak kalah tajam. Dia benar-benar muak sekarang dengan kelakuan Valdi.

Valdi mengangkat kedua tangannya keatas. “Oke. Gue ngerti.” Jedanya. Lalu Valdi menatap Irene yang masih bergeming dibelakang Seulgi. “Gue emang bajingan, Rene. Lo tau itu dari awal. Tapi gak pernah sedikit pun gue mau nyakitin lo. Lo cinta gue yang terindah Rene, selain mantan-mantan gue. Tapi kenapa lo malah kayak gini?” Valdi berujar seraya menatap Irene lamat.

Irene tetap bergeming menatap Valdi. Sementara Seulgi hanya mencibir melihat kelakuan Valdi yang seakan dibuat-buat.

Setelah mengatakan itu Valdi berlalu meninggalkan mereka berdua. Dan akhirnya pertahanan Irene runtuh. Dia menangis di bahu Seulgi. Menangis sejadi-jadinya. Menyesali telah mengacuhkan Valdi atau menyesal karena telah berurusan dengan Valdi.

🌙️

vote komennya dong, aku jadi agak males lanjutin gmn nih😭😭

SEUL AMI ¦ MINRENE✔️Where stories live. Discover now