04 ; Again?

466 57 12
                                    

Seorang gantle-man itu bakalan mau tanggung jawab sama perbuatannya. Termasuk baperin anak orang.

🌙️

Rene, nanti ada latihan lagi?”

Saat itu jam istirahat pertama telah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Irene serta Seulgi sudah berada disalah satu meja kantin yang ramai.

Irene mengaduk baksonya tanpa minat. “Ya gitu.” sedetik setelahnya Irene menyambar es jeruk yang ia pesan.

Seulgi menatap Irene bingung, tumbenan aja Irene jadi pendiam. Biasanya kan Irene selalu ceria, jadi ada apa?

“Kenapa?”

Irene menghela napas nya lelah, mengedikan bahu tanda tidak tahu lalu memakan baksonya perlahan.

“Valdi ya?”

Irene hanya diam seolah tak mendengar ucapan Seulgi. Seulgi mendesah pelan, menggenggam tangan Irene yang ada diatas meja seolah menguatkan.

“Mau cerita?” tanya nya kemudian dengan senyuman yang sangat tulus.

Irene tertegun, selama ini dia masih belum bisa mempercayai Seulgi begitu saja. Bahkan masalah dia yang berpacaran dengan Valdi sudah lama saja Irene tidak memberi tahunya.

Irene sangat egois, tidak percaya pada sahabatnya yang selama ini selalu disampingnya.

Mata Irene yang berkaca-kaca membuat Seulgi panik. “Loh? Loh? Kok nangis Rene?”

Irene tersenyum dengan air mata yang tidak dapat ia tahan. “Nggak papa, Gi. Gue cuma terharu punya sahabat kayak lo. Makasih udah selalu disamping gue ya.” Irene mengusap air matanya pelan lalu terkekeh. “Gue cengeng ya?”

Seulgi tersenyum lalu menggeleng pelan. “Rene, lo bisa percaya sama gue. Kalo lo ada masalah cerita aja, jangan sungkan.”

Irene mengangguk lalu memeluk Seulgi erat seakan menegaskan bahwa Seulgi tidak boleh pergi.

You're my best friend.

🌙️

Mino menatap ponselnya dengan kesal. Beberapa kali decakan terdengar dari bibirnya. Merutuk sepupu satu-satunya yang menurut Mino sangat merepotkan.

Mino menunggu Seulgi didepan gerbang hampir selama setengah jam lebih. Tak mau menunggu lama akhirnya Mino berjalan memasuki sekolah Seulgi yang sudah sepi dengan langkah lebar untuk mencari keberadaan Seulgi.

Sampai dikoridor yang ternyata dekat lapangan Mino menghentikan langkahnya. Menatap kesatu titik ditengah lapangan. Irene.

Disana Irene terlihat sedang mendrible bola lalu dari jarak yang lumayan jauh Irene melakukan three poin dan masuk!

Mino tak dapat menahan kekagumannya, dia mendekati Irene seraya bertepuk tangan membuat Irene menatap kaget ke arah Mino.

“Hai, kita ketemu lagi, Irene. By the way, tadi permainan lo bagus.” sapa Mino kepada Irene yang terbengong.

Irene tersadar, lalu tersenyum tipis. Terkekeh kecil tanpa menjawab pertanyaan Mino lalu, Irene berjalan mendekati bangku pinggir lapangan dan duduk disana diikuti Mino disampingnya.

“Sumpah bagus banget tadi. Rene.” Kata Mino menggebu-gebu. “Kapan-kapan kita main bareng yuk?” Ajaknya.

Irene mengangguk meng-iyakan lalu meneguk air mineralnya. “Lo atur aja.”

SEUL AMI ¦ MINRENE✔️Where stories live. Discover now