11

3.6K 304 2
                                    

Maaf

Ali masih berada di butik Yuki.  Setelah sesi curhat,  Ali tak langsung pulang karena Yuki yang meminta Ali untuk tetap di sini.  Yuki ternyata masih kangen sama Ali.  Yuki tak rela jika Ali pulang, alhasil Ali masih setia berada di sini. 

"Kamu bawa baju ganti kan?  Ganti sana,  nggak enak lihat muka kamu pakai seragam!." Bohong Yuki.  Mana ada yang nggak suka lihat Ali pakai seragam kebesarannya.  Semua pasti berteriak kagum saat melihat Ali dengan seragam pilot,  termasuk Yuki. Hanya saja Yuki sudah risih dengan celotehan para pegawainya yang terang-terangan mengagumi Ali.  Bahkan mereka dengan santainya menitipkan salam untuk Ali pada Yuki. 

"Bilang aja kalau kamu nggak mau lihat gue tampan di depan karyawan kamu itu!."

"Pede amat jadi orang, si. "

"Gue numpang mandi boleh? Gue janji pakai kamar mandi tamu kok. "

"Oke,  terserah kamu. "

"Makasih cantik!."

Yuki tersenyum malu,  sudah lama rasanya nggak ada yang terang-terangan menggoda Yuki seperti apa uanh dilakukan Ali padanya.  Kalau dulu jangan tanya,  hampir setiap detik,  menit,  jam Yuki selalu mendapat godaan serta pujian-pujian modus dari Stefan yang mampu membuat Yuki tersipu malu berhari-hari. 

Rindu rasanya dekat dengan Stefan seperti dulu.  Mereka termasuk pasangan yang jarang sekali marah-marah,  berantem, tapi sekalinya berantem mereka justru memisahkan segalanya. 

Pernahkah Yuki menyesal menikah dengan Stefan? Jawabannya adalah tidak.  Selama hidup satu hal yang Yuki sesalkan yaitu kenapa dia haris lari dari masalah. 

Masalah hadir itu untuk dihadapi bukan untuk ditinggal pergi. Apa yang terjadi pada Yuki adalah pelajaran berharga dalam hidupnya.

Di tempat lain,  Bunda Willi masih adu mulut dengan sang Mama.  Willi kekeh akan membuka semua rahasia besar ini,  Willi ingin mengembalikan keadaan seperti dulu.  Keluarga harmonis, lengkap penuh canda tawa.  Tidak seperti sekarang, sejak kepergian sang menantu rumahnya pun ikut sepi.  Meski ada canda dan tawa namun tetap saja ada yang kurang. 

"Terserah Mama,  tapi Willi kali ini nggak akan diam. "

Willi meningalkan mamaya, cukup sudah ia membuat mamanya mengerti namun tetap saja sang Mama sepertinya masih kekeh dengan pendirianya.  Willi akan menceritakan semua ini pada sang suami juga anaknya. 

Willi masuk ke kamar sang putra.  Ia ingin memeluk Danish saat ini karena hanya Danish yang ada di rumah.  Willi harus adu mulut dulu dengan Stefan agar Danish di tinggal untuk menemaninya yang kesepian di rumah.

"Danish sedang apa sayang?. " Tanya Willi pada Danish.  Si bocil itu sedang memainkan iPhone milik ayahnya yang sengaja di tinggal. 

"Danish sedang lihat foto Bunda, " jawab Danish.  Danish pun menunjukkan foto kebersamaan mereka beberapa hari lalu saat pergi ke kebun binatang dan jalan-jalan di mall. 

"Danish sudah ketemu sama Bunda?."

"Sudah,  Eyang."

"Ayah tahu?. "

"Iya, Danish kemarin jalan-jalan sama Bunda dan Yayah."

My Ex HusbandWhere stories live. Discover now