30

2.8K 252 13
                                    

PERJUANGAN YUKI

SIANG HARI Yuki absen dari kantornya sendiri untuk menjenguk Oma Wilma di RS. Yuki menyempatkan diri untuk membeli buah dan juga kueh kesukaan Oma, tak ada niatan lain cukup dengan Oma menerima kehadiran Yuki bagi Yuki itu sudah cukup.

Yuki mengingat-ingat kembali kamar rawat Oma, meski semalam ia sudah datang tidak menjamin ia ingat kembali ruangannya karena saat menuju kamar Oma, Yuki asik mengobrol dengan Stefan.

Saat Yuki berjalan, ia melihat beberapa keluarga Stefan duduk di depan ruang tunggu, kungkinan mereka sedang menjaga Oma. Yuki sedikit menyiapkan diri untuk menyapa mereka meskipun mereka masih baik terhadap Yuki, tetapi Yuki merasa kurang percaya diri untuk kembali bersikap seperti sedia kala.

Om Ramlan terlihat sedang bercakap dengan sang istri, Yuki memutuskan untuk menyapa mereka dulu bagaimanapun Yuki ini tamu bukan lagi keluaraga mereka tak ada ikatan yang mengikat seperti dulu kecuali Danish, anak Stefan dan Yuki. 

"Assalamualaikum Om, Tan." Sapa Yuki sesopan dan seramah mungkin.

Mereka yang sedang terlibat obrolan pun mengalihkan perhatian ke arah Yuki. Om Ramlan dan Tante Asih tersenyum pada Yuki, membuat hati Yuki lega. Tubuh Yuki yang menegang akibat takut seketika meluruh santai. Yuki mencium punggung tangan Om dan Tente Stefan, mereka masih menerimanya dengan baik jauh berbeda dengan dulu saat dikabarkan jika Yuki main dibelakang suaminya. Yuki tak tahu jika Om dan Tante Stefan sudah tahu cerita sebenarnya, Stefan sudah memberitahu keluarga besarnya sehingga mereka tidak menyalahkan Yuki lagi dan tidak lantas menyalahkan Oma Wilma.

"Baru datang?" Tante Asih bertanya sembari mengajak Yuki untuk duduk disampingnya. Tante Asih ingin mengajak Yuki mengobrol dulu, lama mereka rak bertemu membuat Tante Asih rindu.

"Iya, Tan. Tadi ngurus Danish dan butik dulu, maaf kalau Yuki tak bisa jenguk Oma tiap waktu."

Tante Asih masih memegang tangan Yuki dan mengusapnya lembut. "Tidak apa, Tante paham pekerjaanmu. Stefan juga sudah bilang, selamat buat kesuksesan acara di Jakarta kemarin. Maaf Tante tidak bisa datang, Om-mu ini sok sibuk nggak mau menemani Tante dan Tante juga nggak boleh pergi tanpa dia." Terang Asih dengan baik.

"Nggak apa Tan, cukup doain Yuki dan support dari kalian sudah sangat cukup bagi Yuki."

"Kamu memang anak yang baik, maafkan kesalah Oma. Tapi tante harap kalian juga jangan paksa Oma. Kalian harus bersabar."

"Yuki akan selalu ingat nasehat Tante. Makasih sudah dukung kami."

"Kamu mau ketemu sama Oma kan? Masuk lah," Om mempersilahkan Yuki masuk. Yuki tersenyum kepada Om dan Tante Stefan, Yuki pamit masuk ke dalam.

Yuki mengetuk pintu kamar rawat Oma, tanda ia meminta izin kepada orang di dalam. Sekilas Yuki melihat sang Oma sedang menonton televisi namun saat melihat Yuki masuk segera Oma mematikan televisi dan pura-pura tidur. Oma pikir Yuki tidak tahu dengan apa yang Oma lakukan. Yuki hanya bisa tersenyum geli, Yuki merasa jika sisi kekanak-kanakan Oma keluar.

Jika Oma pura-pura tidur maka Yuki akan pura-pura tidak tahu, mari kira bermain peran. Yuki meletakkan buah dan kueh untuk oma di atas nakas. Ia duduk perlahan seoalah-olah tidak ingin mengganggu tidur Wilma.

"Oma, cepat sembuh. Ini Yuki bawakan makanan kesukaan Oma, sayangnya Oma sedang tidur. Padahal Yuki ingin melihat ekspresi wajah Oma saat memakan masakan Yuki. Dulu Oma selalu tersenyum, memuji dan juga memeluk Yuki erat saat Yuki berhasil memasak makanan kesukaan Oma dengan lezat. Kapan ya Oma kita bisa seperti dulu lagi. Yuki rindu kebersamaan kita di dapur, meja makan, belanja bersama. Yuki kangen moment kebersamaan kita, oma."

My Ex HusbandWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu