36

3.1K 274 9
                                    

Pagi-pagi sekali, Oma dan Lina sudah melakukan aktifitas pagi mereka bersama-sama, dimulai dari jalan santai di komplek perumahan Oma hingga masak bersama dan sekarang mereka sedang menikmati jalan-jalan di mall. Mereka ingin belanja bersama, Oma sudah mengantongi beberapa belanjaan begitu juga dengan Lina.

"Masih mau beli apa lagi kamu, Lin?" si Oma menawari kepada Lina. Nggak masalah bagi oma untuk mengeluarkan uang belanja pada Lina, asalkan wanita itu senang. Oma hanya ingin memperbaiki mood Lina setelah kemarin dengan terang-terangan Stefan menolak perjodohan mereka.

"Cukup Oma, sekarang kita istirahat dulu yuk. Oma pasti lelah,"

Oma menyetujui ide Lina, mereka melepas lelah di restoran yang ada di Mall ini. Oma memesan sup ayam dan lina memesan stik. Mereka mukai makan pesanan mereka sambil terlibat obrolan kecil namun tidak membahas sama sekali tentang Stefan. 

"Kamu nggak mau memperdalam lagi ilmu masak kamu? Katanya kamu pingin belajar masakan Jepang."

"Pingin si Oma, tapi males karena nggak ada temannya. Dulu di Paris selain belajar masak dan juga modeling dengan semangat itu karena ada Stefan. Sekrang, siapa yang mau menemani Lina?"

"Nggak ada pun teman ataupun Stefan di sisi kamu, kamu bisa Lina. Kembangkan kemampuan kamu, jangan gara-gara cucu Oma itu impian kamu malah tersendat."

Lina menatap Oma curiga. Kenapa Pma seolah-olah sedang menjauhkan dirinya dengan Stefan. Apa Oma setuju dengan jika Stefan kembali kepada mantan istrinya, tapi kenapa? "oma sedang tidak mencoba memisahkan aku dan Stefan kan?" Lina menatap marah Oma. Mingkin ini alasan Oma kenapa beliau mengajak Lina bertemu bahkan menghabiskan waktu bersama.

Oma mencoba tetap tenang, tidak terintimidasi oleh tatapan Lina. "Bukan begitu maksud Oma, sayang. Jujur Oma sudah buntu, bagaimana lagi Oma mau membujuk Stefan. Oma sadar, cara Oma untuk menyatukan kalian itu salah. Oma membuat Yuki salah dihadapan semua orang bahkan Yuki sampai dibenci oleh orangtuanya gara-gara Oma. Oma nggak mungkin melakukan hal menyakitk lagi, oma nggak mau selama masa tua, oma dihantui rasa bersalah-"

Setelah merenung sendiri di dalam kamar, meresapi, memahami kata demi kata yang keluar dari mulut Stefan. Oma jadi berfikir kembali tentang perjodohan ini. Toh sang suami pun tidak pernah mengatakan tentang perjodohan Stefan dan Lina di masa hidupnya. Ia baru mengetahui selang beberapa tahun dari suaminya meninggal dan itu Stefan sudah punya istri. 

Bahkan Wilma masih ingat bagaimana dulu suaminya mengatakan jika kebahagian putra-putri dan cucu-cucu mereka adalah segalanya. Kebahagiaan Stefan bukan berada pada hati Lina melainkan hati Yuki, jadi Oma akan kembali menerima Yuki sebagai Cucu mantu lagi.

Oma eraih jari-jemari Lina yang mengepal, Oma bahkan mengusap dengan lebut jari-jemari Lina agar tidak tegang. "Maafkan Oma, Oma bukannya mau menyerah tapi Oma benar-benar tak bisa lagi melawan Cinta Stefan dan juga Yuki."

Oma sudah berada pada titik lelahnya. Ia tidak mungkin melakukan hal lebih ekstrim dari yang kemarin, karena oma tahu kesalahan besar dari apa yang ia lakukan dulu ternyata berdampak besar bukan hanya pada Stefan, tapi lebih kepada Yuki dan keluarganya.

Tanpa permisi Lina pergi meninggalkan Oma sendiri. Lina benar-benar kesal dengan Oma. Bagaimana Oma bisa menyerah begitu saja setelah memberikan harapan yang begitu tinggi padanya. Lina sudah menjatuhkan pilihan, Lina sudah memantapkan hati bahwa hatinya untuk Stefan dan ia berjuang selama ini dengn mendapingi Stefan dalam kesendiriannya. Membantu Stefan menjaga Danish, belajar menjadi Ibu yang baik meski bukan anak kandung sendiri. Membuka tangan lebar-lebar untuk menerima Danish, menerima Stefan dengan masalalu dan buntutnya. Tapi setelah hati dan dirinya menerima kenapa semua orang menyerah. Menyerah untuk membantunya berjuang. Haruskah Lina berjuang sendiri ditengah-tengah mereka yang menyerah?.

My Ex HusbandNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ