32

2.7K 262 11
                                    

Karin dengan semagat sedang membuat kueh di rumah kosnya, ia memasakkan kueh untuk calon Oma tercinta. Kemarin ia mendengar dari mulut Srefan jika ia beberapa hari tidak full selama jam kerja berada di resto karena neneknya sakit. Mendengar itu dengan semangat empat lima Karin pulang dari resto langsung belanja dan pagi hari uput-uput Karin rela bangun hanya untuk membuatkan Omanya Stefan kueh. 

Pukul 07.00 Karin mengendarai motor matic dari rumah kos menuju restoran tempat dimana ia bekerja. Semenjak kedatangan Stefan, Karin jadi semangat sekali berangkat kerja kadang malah ia rela berangkat pagi sekali demi mencari perhatian Stefan.

Keberuntungan sepertinya berpihak kepada Karin, karena kedatangannya di resto bebarengan dengan kedatangan Stefan. Dengan gagah Stefan turun dari mobilnya dan seperti biasa ia akan tersenyum menyapa para pekerjanya tak terkecuali pada Karin.

"Pagi, mas." Sapa karin sambil senyum-senyum tak jelas.

"Pagi... Wah semangat sekali kamu."

"Harus, mas."

"Kamu bawa apa?" Tanya Stefan kala matanya menangkap bungkusan lumayan besar ditangan Kafin.

Karin membuka bungkusan dan ia memberikannya satu ke Stefan. "Ini buat mas Stefan. Saya membuatkan kueh, semoga suka."

"Wahhh perhatian sekali kamu. Terimakasih ya, tapi jangan terlalu sering nanti ketagihan kamu yang susah."

"Nggak papa mas, saya senang kok."

Stefan tersenyum canggung, ia tahu sekarang yang dimaksud oleh sahabatnya. Ternyata benar Karin memiliki rasa untuk dirinya. Stefan harus berhati-hati agar tidak menimbulkan masalah kedepannya. Cukup Lina yang jadi penggalang kembalinya Stefan pada Yuki tidak dengan orang lain. 

Srefan pamit masuk lebih dulu, ternyata didalam sudah ada beberapa karyawan yang mang tinggal di mes restoran sudah siap-siap untuk membuka restoran. Mereka menyapa Stefan begitu sebaliknya.

Stefan masuk ke ruangan Hito, ia tahu jika Hito sudah datang bahkan dari kemaren karena anak bandel satu ini tidur di sini untuk menghindari suatu masalah. Stefan meletakkan kueh pemberian Karin di depan wahah Hito yang masih setengah ngatuk.

"Bawa apaan lo? Tumben baik betul," Ucap Hito. Tangannya mengucek mata yang masih enggan untuk terbuka.

"Dasar pemalas, nggak sudi gue repot-repot buatin makanan buat lo. Buatin Yuki dan Danish aja gue berat sebelah, mending buat tidur."

"Ck... Lo ama gue itu sama nggak udah ngolok deh. Terus ini dari siapa?!" Hito benar-benar penasaran, pasalnya jarang banget Stefan mau bawa makanan ke kantor kalau nggak ada paksaan dari Yuki itu pun hanya secuil nasi lebihnya Yuki harus datang sendiri membawakan Stefan bekal dan memaksa Stefan untuk memakannya.

"Karin..."

"What?!!!" Mata Hito terbuka lebar rasa kantuknya hilang begitu aja saat mendengar nama Karin dari mulut Stefan.

Hito langsung membuka kueh, baunya menggoda hidung terlihat sekali jika kueh itu masih baru. Penampilannya juga cantik, potongan-potongan kueh bronis ditata sedemikian rupa dan ada hiasan love di tengah membuat Hito semakin mempertajam penglihatannya. Fiks ini gila, Karin sudah benar-benar memulai aksinya.
"Ngapain di pandangin gitu, makan kalau lo lapar." Suruh Stefan serius, ia bukan tak mau memakannya apalagi menghargai pemberian dari orang, Stefan memang tak terlalu suka kueh kecuali jika Yuki yang membuatnya, aneh emang tapi itu kenyataannya.  Makanya tadi ia meminta karin untuk tidak membawakan Stefan kueh lagi karena Stefan bingung kemana ia akan memberikan pemberian karin.

"Gila bener wanita itu, dia mau perang ama Yuki ini. Jangan sampai Yuki tahu bisa-bisa keluar aslinya mantan istri lo itu!" Bukannya mengindahkan perintah Stefan malah Hito kembali berkomentar. Bulu kuduk Hito merinding jika ingat bagaimana Yuki melabrak setiap wanita yang mencoba mendekati Stefan, Yuki seolah tak pandang bulu. Siap-siap aja taringnya keluar.

My Ex HusbandWhere stories live. Discover now