15

4.3K 335 15
                                    

PRAHARA

Celina atau yang kerap dipanggil Lina itu, sedang duduk anggun bersama Oma Wilma, Mamam dari Willi. Perempuan muda nan cantik baru sampai di Indonesian kemarin malam dan hari ini ia berkunjung ke rumah Oma Wilma.

"Mau ke rumah Stefan sekarang ?." Tanya Oma menawarkan. Mereka berdua emang ada rencana untuk ke rumah Stefan.

"Boleh Oma,"

"Oma siap-siap dulu kalau begitu, tunggu sebentar ya?. "

Lima belas menit waktu yang dibutuhkan Oma untuk bersiap-siap. Oma mengajak Celina masuk ke dalam mobil Oma, mereka duduk di bangku belakang.

"Gimana pendekatan kamu sama Danish fan Stefan selama ini?."

"Baik Oma, bahkan Danis menganggap saya sebagai Mommynya. Selama di Paris kami bisa dibilang dekat. Hanya saja selama di Indonesia sepertiya dia sedikit melupakan aku."

"Baguslah, Danish merupakan salah sati faktor penyatu buat kalian berdua. Oma harap semuanya bisa berjalan lancar, hanya saja Stefan masih keras kepala untuk menikah kembali."

"Lina tahu itu Oma, bahkan Lina tidak bisa menyalahkan Stefan. Bagaimanapun Yuki masih menempati hati Stefan. Cukup sulit bagi Lina untuk mendapatkannya."

"Bersabarlah, Oma selalu ada dipihakmu."

Oma sepertinya belum tahu mengenai kedekatan Stefan dengan Yuki bulan-bulan ini. Buktinya Oma masih merasa tenang dan melakukan tindakan ekstrim untuk memisahkan Yuki dengan Stefan seperti dulu.

"Kakak nggak marah sama kamu apalagi benci, hanya Kakak merasa tidak dihargai sama kamu. Kamu anggap aku apa selama ini? Aku ini kakak kamu kan?." Kata Alana penuh emosi. Sudah cukup lama ia ingin memendam emosi pada Yuki akhirnya kini tersampaikan. Plong itu yang Alana rasakan di hatinya.

Yuki menunduk takut, Ia tahu sangat-sangat tahu bagaimana sayangnya Alana pada dirinya, bagaimana kepedulian Alana pada Yuki. Yuki tidak tahu jika apa yang ia lakukan dulu akan melukai banyak pihak, termasuk Alana.

"Jangan nangis, aku nggak butuh air mata kamu. Aku butuh Yuki yang dulu, Yuki yang selalu ceria, Yuki yang selalu terbuka dengan Kakaknya. Sini peluk lagi," pinta Alana dengan manja.

Yuki segera menghambur kembali kedalam pelukan Alana. Tak bisa digambarkan bagaimana bahagianya Yuki saat ini. Rasanya ketandusan yang selama ini Yuki rasakan sedikit demi sedikit hilang, berhanti dengan musim di mana semua yang ada pada dirinya berbunga, pepohonan yang kering mulai memunculkan daun-daun hijau yang indah. Mungkin perumpamaan itu yang bisa menggambarkan kebahagiaan Yuki saat ini.

"Sekarang kita ke rumah Bunda Yuk, Bunda psati senang menantunya pulang ke rumah." Ajak Alana tanpa bisa dibantah oleh Yuki, sebelum Yuki menjawab Alana lebih dulu menatap Yuki dengan tatapan tajam.

Stefan membantu Yuki mengemasi barang bawaannya. memang tidak banyak tapi cukup membuat Yuki repot apalagi Yuki belum sempat mengganti pakaiannya. Sebetulnya Yuki mau minta izin ke toilet sebentar, tapi Kak Alana sudah jalan lebih dulu bersama Angga, Aira dan juga Danish.

"Mau ganti pakaian dulu?." Seolah mengerti kegundahan Yuki, Stefan menawari Yuki untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

"Apa nggak apa-apa? Kak Alana udah jalan duluan sama anak-anak.'

"Nggak apa-apa, biar Danis ikut mereka. Aku telpon Kak Alana, kamu ke toilet sana."

Yuki mengangguk, ia meninggalkan Stefan untuk mengganti pakaiannya dan Stefan berdiri di lorong menuju toilet untuk menunggu Yuki dan menghubungi Kakaknya. Alana mengizinkan Stefan dan Yuki dan ia sama sekali tak keberatak jika Danish ikut bersamanya dalam satu mobil.

My Ex HusbandWhere stories live. Discover now