27

3.1K 279 13
                                    

LUCUNYA SINGA BETINA MARAH

Suasana ramai sudah menjadi pemandangan biasa di Bandara, satu dua orang yang turun dari setiap pesawat akan ada lima orang bahkan lebih yang menanti begitu juga mereka yang mau naik pesawat. Semacan sudah tradisi untuk mengantarkan atau menjemput keluarga dengan membawa rombongan. Beda dengan Stefan, ia sengaja tak mengajak siapapun untuk ikut dengannya menjemput Yuki dan Danish. Cukup Stefan seorang karena dia juga tidak mau digangguin.

Stefan mengenakan kaos polo, celana panjang jins dan kaca mata hitam untuk menghindari wanita-wanita cantik yang akan menggoda dirinya. Stefan memang sedang kelewat percaya diri sekarang ini. Pengaruh Yuki dan Danish dalam dirinya memang sangat besar. 

Sesuai informasi yang didapat pesawat Yuki dan Danish barusan mendarat di pintu A. Pandangan Stefan tak lepas dari pintu keluar ia tak mau lengah takut-takut Yuki dan Danish tak melihatnya membuat mereka berakhir tak bertemu.

Senyum Stefan mengembang saat retina matanya menangkap sosok Yuki dan juga Danish sedang berjalan ke luar sambil bergandengan tangan. Yuki terlihat repot dengan koper besar miliknya. Bukankah Stefan terlihat sangat jahat sekarang karena kabur dan membuat Yuki repot dengan barang bawaan.  Seandainya Stefan tidal kabur pasti kini Stefan lah yang sedang mendorong troli berisi barang-barang mereka dan Danish beserta Yuki di sampingnya. Namun yang sudah biarlah berlalu, Stefan akan menjemput masa depannya. 

Stefan menghadang langkah kedua malaiakat tak bersayapnya. Yuki yang pertama kali melihat Stefan lantas mengerjapkan mata, takut jika matanya salah melihat. Namun sosok Stefan semakin terlihat nyata saat Danish juga melihat Stefan kemudian berlari menubruk tubuh kekar sang Ayah.

Stefan menyamakan tinggi dengan Danish. Mereka langsung berpelukan untuk saling melepas rindu. Sementara Yuki termangu menatap Stefan dan Danish. 

"Hiksss... Danish miss Yayah." Ucap Danish terisak. Danish tak kuasa untuk tidak menangis dihadapan Ayahnya namun tidak bisa. Air matanya melaju begitu saja.

"Yayah juga rindu Danish." Balas Stefan sambil meluk tubuh gembil Danish begitu eratnya. Mata Stefan mencuri pandang kepada sosok dibelakangnya Yuki masih setia berdiri melihat bapak dan anak yang sedang melepas rindu.

Yuki dan Stefan saling beradu pandang. Yuki memandang datar Stefan yang tersenyum kearahnya. "Miss you..." Ucap Stefan meski hanya dengan gerakan bibir. Yuki langsung memalingkan wajah kearah lain. Senang, kesal bercampur menjadi satu dihati Yuki.

♬♬

Di kamar Stefan semua barang-barang berserakan di lantai, semua tergolek tak berdaya.  Stefan berhasil membawa Danish dan Yuki pulang tapi kemarahan Yuki tak terelakkan.  Sampainya mereka di rumah, Yuki permisi masuk kamar Stefan dengan alasan untuk istirahat namun sesampainya didalam Yuki membuang segala yang ia temui. Mulai dari benda-benda di atas kasur, meja rias Stefan yang isinya melebihi barang-barang wanita dan beberapa barang di atas meja semua berakhir menyedihkan dilantai yang dingin.

Stefan menutup pintu kamarnya pelan, setelah sekian tahun akhirnya ia kembali melihat Yuki lepas kendali karena emosi. Stefan membiarkan Yuki meluapkan emosinya dan hanya bisa memandang lemas barang-barang kesayangannya sudah tak berbentuk.

Stefan berdiri bersandar di pintu kamarnya. Beruntunglah ia karena di rumah ini hanya Bunda saja yang di rumah, kakaknya sedang jalan-jalan bersama suami dan juga anak-anak mereka sementara Danish pasti sudah di selamatkan oleh sang Bunda agar tidak mendengar pertengkaran kedua orangtuanya. 

Merasa puas dengan kekacauan yang ia buat, Yuki membalikkan badan dan menatap Stefan tajam. Yuki bahkan lupa diri dimana dirinya sekarang yang penting emosinya sudah tersalurkan. Yuki berjalan ke arah Stefan, dalam hati Stefan berdoa agar Yuki tidak melakukan sesuatu yang aneh. Stefan hendak membalikkan bdan lari dari Singa marah namun usaha kaburnya gagal karena Yuki lebih dulu melempar buku ke arah Stefan dan berhasil mendarat di punggung Stefan membuat Stefan mengeram kesakitan.

My Ex HusbandWhere stories live. Discover now