19

3.3K 283 27
                                    

HARI TERBERAT


HARI TERBERAT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Yuki memeluk Ali begitu erat sambil terisak, satu jam ia menahan air mata akhirnya bisa tumpah juga setelah melihat sosok Ali berada di hadapannya. Yuki yang tiba-tiba berlari dan memeluk Ali begitu saja membuat Ali kaget untung dia mampu menjaga keseimbangan diri sehingga sekuat apapun Yuki membenturnya, mereka tidak akan jatuh.

Hanya Ali yang ada dipikiran Yuki saat ini sehingga ia memberanikan diri untuk pergi ke rumah Ali dan berbagi semuanya dengan Ali. Ali memberanikan diri membalas pelukan Yuki. Tangan Ali tak tinggal diam, ia mengusap kepala Yuki, pungung Yuki dan membiarkan Yuki menangis di pelukannya hingga puas. "Menangislah,,,"

Yuki semakin terisak, seketika tubuh Yuki melemas. Badannya meluruh ke lantai teras rumah Ali, Ali pun memposisikan dirinya sejajar dengan Yuki. "Kenapa, ada apa?." Tanya Ali. Ali khawatir, dia juga bingung dengan keadaan Yuki. Ali menangkup kedua pipi Yuki, perlahan tangan Ali menaikkan wajah Yuki sehingga mereka saling bertatap mata. Mata Yuki sangat merah, wajahnya basah bercampur antara air mata dan juga keringat. Tangan halus Ali menghapur buliran air tersebut. Ali memberikan senyum kekuatan untuk Yuki.

"Kita masuk ya?." Bujuk Ali halus. Yuki mengangguk. Ali segera membawa tubuh Yuki masuk kedalam rumah Ali.

Ali membopong tubuh Yuki, tangan Yuki mengalung di leher Ali. Asisten rumah tangga Ali kaget ketika tuannya masuk kedalam rumah sambil membawa Yuki dalam gendongan. Ali pun memberikan perintah kepada sang asisten untuk membawakan minum. Tanpa menolak dan banyak bertanya, sang asisten menurut atas perintah tuannya.

Tubuh Yuki mendarat tanpa luka di ruang keluarga milik Ali. Rumah dalam keadaan sepi karena orangtuanya sedang kondangan ke rumah saudara. Tangis Yuki sudah mulai reda namun isakannya masih terdengar meski samar.

Si bibi datang sambil membawa minum di atas nampan. Ali menerima minum dari si bibi, bibi juga tak lama berada di sana karena ia tak mau ikut campur urusan tuannya.

"Minum dulu, " perintah Ali pada Yuki. Yuki menerima gelas berisi air putih itu lalu meminumnya berlahan.

Beberapa kali Yuki menarik dan membuang nafas, Ali ikut sesak sendiri melihat keadaan Yuki seperti ini. "Ada apa?." Tanya Ali pelan.

Yuki tersenyum tipis. Ini lah Yuki, dalan kerapuhannya ia masih bisa mencoba kuat. Ia tak mau terlihat lemah di mata orang, hanya orang-orang tertentu yang mengetahui kelemahan Yuki.

"Dia mau mengambil anakku, aku harus bagaimana?." Tanya Yuki, tangan kirinya mengusap kasar wajahnya sendiri.

"Siapa?. "

"Lina, orang yang selama ini membesarkan Danish selama aku tak ada."

"Kenapa semua orang yang aku cintai berlahan datang kemudian hilang begitu saja? Tak bidakah mereka bertahan di sisiku?." Yuki bertanya pada Ali akan apa yang selama ini ada di otaknya. Pertanyaan yang sudah lama ia pendam.

My Ex HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang