Bab 2: Jeolla, I'm Coming

738 65 2
                                    


Haloo semua, selamat membaca ya. Jangan lupa vomentnya. Biar ada notifikasi pas update, jangan lupa masukin cerita ini ke reading list kalian. Terima kasih ^^.

.

.

  Seminggu kemudian

Noura bangun di pagi buta dan sudah berada di depan komputer. Hari ini harus ada lima artikel yang ia setorkan. Sehari-harinya ia menulis tentang psikologi populer yang berkaitan dengan perempuan. Ia yang lulusan jurusan psikologi tentu saja cukup familier dengan tema tersebut.

Kali ini Noura menulis bagaimana caranya bisa move on dari kekasih yang tiba-tiba pergi begitu aja. Hal yang cukup mudah ia tuliskan karena ia mengalaminya sendiri. Meskipun pengalaman itu menyisakan kepedihan, tapi bisa juga dibagi pada semua orang untuk dijadikan pelajaran.

Orang-orang yang membacanya pasti tidak akan tahu Noura menulis hal tersebut dengan mata berkilat dan memaki-maki Afa, cowok yang seharusnya saat ini sudah jadi calon suaminya, tapi malah pergi meninggalkannya begitu saja.

"Afa, sialan! Berani-beraninya ninggalin gue dengan alasan nggak jelas!" Noura menekan-nekan keyboard­-nya seperti orang yang lagi kesambet setan.

Memang yang Hemilga Mafaza lakukan padanya dua bulan lalu masih membekas. Ditinggalkan dengan alasan yang jelas saja sudah menyakitkan. Noura sampai sekarang masih bertanya-tanya: mengapa tiba-tiba Afa membatalkan pertunangan mereka dan kemudian tidak pernah muncul kembali? Afa benar-benar menghilang bak ditelan Bumi.

Noura sudah melakukan usaha pencarian. Sehari setelah hari pertunangannya yang gagal itu, ia berkunjung ke rumah Afa yang ternyata kosong. Para tetangga tidak ada yang tahu ke mana Afa pergi. Mereka bilang Afa sudah tidak ada di sana sejak seminggu yang lalu. Noura terang saja kaget, karena Afa tidak pernah mengabari hal ini sebelumnya. Ia bahkan sampai sudi meminta bantuan Alika, sepupunya yang merupakan sahabat Afa untuk menemukan cowok itu, tapi hasilnya nihil.

"Orang yang ninggalin gue, adalah orang yang pernah bilang bakal berada di sisi gue selamanya. Emang pembohong dia!"

Kemudian Noura menekan bagian publish. Artikel miliknya pun langsung terpampang di website. "Yeaah! Kelar juga!" ia mengangkat tangan tinggi-tinggi; hal yang sering ia lakukan setelah selesai mengerjakan targetnya. Kemudian ia mengingat hal yang penting. "Oh iya! Lanjut nonton Goblin!" ia pun segera menandaskan niatnya itu.

Meski sudah tayang di akhir 2016 lalu, Noura masih suka menonton ulang Goblin. Habisnya seru. Mengisahkan Goblin yang berumur ratusan tahun dan ingin mati secepatnya karena sudah terlalu lama hidup di dunia. Yang bisa membuatnya hilang dari dunia ini adalah cewek bernama Ji Eun Tak yang punya kemampuan bisa melihat hantu. Namun setelah bertemu dengan cewek itu, sang Goblin jatuh cinta padanya dan ingin tetap hidup. Kisah cinta yang mengharukan bagi Noura.

Selain itu Noura jadi pengin seperti Ji Eun Tak. "Beruntung banget tuh cewek, dapet cowok tajir, ganteng, dan nerima dia apa adanya. Hal yang nggak mungkin banget di dunia ini. Cowok tajir zaman sekarang pasti milih cewek yang tajir juga."

Kemudian sosok Sani terlintas di pikiran Noura. Ia baru teringat bahwa Sani adalah anak orang kaya dan menyukai dirinya yang dari kalangan keluarga biasa. Matanya pun menyipit. "Ih, apaan! Sani nggak banget!"

"Selama hidupku, aku menunggu seseorang. Aku tidak suka dengan pria yang lebih muda. Aku lebih memilih raja yang datang kepadaku dengan kuda putihnya."

Tangan Noura terpaut di dada ketika mendengar ucapan Ji Eun Tak itu. Senyumannya melebar. "Gue juga kok." Lalu sosok cowok berwajah babyface dan cengiran lebar melintas di benaknya. Afa. Senyuman Noura lindap. Ia lalu menyudahi tontonannya. Wajahnya yang ceria pun tak lagi ada.

"Ish, itu cowok sering ngebuat mood gue jelek."

Noura kemudian memeriksa data penjualan baju hari ini. Sekadar mencari jika ada data yang belum sempat ia input. Namun ia mengabaikannya lagi karena merasa tidak punya semangat. Ia lalu mengembuskan napas kuat-kuat. "Kapan ya gue nggak bete?" ia sebenarnya ingin keluar dari keadaan ini, tapi selama Afa masih menjadi hantu masa lalu yang menggentayanginya, hal tersebut akan terus berlangsung. Sementara untuk mencari cowok itu Noura tidak melakukannya lagi karena ia sudah lelah dan tidak mau memaksa. Untuk apa mencari seseorang yang memang tidak ingin ditemukan?

Noura lantas keluar kamar. Rumah ini jauh lebih sepi dari tahun-tahun kemarin. Mungkin orang lain akan memilih pindah dari sini. Ia juga bisa saja kembali ke rumah Alika untuk menumpang tinggal, tapi setelah beberapa hari tinggal di sana ia tahu di sini adalah rumah jiwanya. Tinggal bersama keluarga orang lain menimbulkan batasan-batasan yang akan mengekangnya melakukan banyak hal yang ia inginkan. Ia tidak mau merepotkan keluarga adik ayahnya itu lagi.

Noura kemudian kembali ke kamar. Karena bekerja dari rumah seperti ini, ia jadi memiliki banyak waktu kosong. Mungkin memasak untuk makan malam bukan ide yang buruk. Lalu matanya tertuju pada kalender di meja. Tanggal hari ini dibulatkan menggunakan spidol merah. Noura pun membelalak. Ia baru mengingat hal yang penting. "Pengumumannya hari ini?!"

Bak orang kesetanan, Noura buru-buru menghampiri laptopnya. Tangannya mengetik cepat di keyboard. Ia melotot saat melihat halaman penyelenggara lomba terbuka. Bagian pengumuman ternyata sudah muncul!

Matanya yang membesar itu kemudian bergerak ke kiri dan kanan layar, menyipit, lalu melotot lagi. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ada dua pemenang dan Noura bisa melihat website yang dikenalnya di urutan yang pertama.

www.zahirakece.com

Kedua tangan Noura kemudian menggebrak meja. "Website gue?!"

Noura lantas memegang kedua sisi laptop dengan wajah yang didekatkan pada layar. Kemudian ia tidak ragu lagi menahan diri dan berteriak sekencang-kencangnya. "Gue menaaangg!"

Kegembiraan Noura masih berlanjut. Ia melompat ke tempat tidur dan berjingkrak-jingkrak. Di lompatan paling tinggi, ia berseru, "Jeolla, I'm coming!"

Setelah itu Noura buru-buru turun dan meraih ponsel di atas meja. Ia ingin memamerkan keberhasilannya ini pada seseorang. Hatinya jadi menggebu-gebu ketika panggilannya diterima orang di seberang.

"Batu, apa kabar? Eh! Jangan ditutup teleponnya! Awas lo! Ketemuan dong besok! Ada yang mau gue bicarain berdua sama lo!"

Kemudian Noura terus berbicara dengan suara melengking dan nada meremehkan. Setelah pembicaraan berakhir ia tersenyum seraya membusungkan dada. Ia jadi tidak sabar menunggu hari esok. "Awas ya Alika, kalau nggak dateng, gue yang dateng ke rumah lo."

Noura kemudian menyadari ada pesan WhatsApp yang masuk. Rupanya dari Travel Arirang. Di sana disebutkan ia harus pergi ke Travel Arirang dua hari kemudian untuk melakukan briefing tentang perjalanan ini. "Siap laksanakan!" Tentu saja acara briefing itu tidak akan ia lewatkan begitu saja.

Jeolla, I'm Hurt (COMPLETED)Where stories live. Discover now