Bab 11: Dilarang Mandi Bagian II

274 24 8
                                    

Selamat liburan semuanya. Happy reading  ^^/

.

.

Setelah drama yang terjadi di hotel, mini bus warna hitam itu tiba di gedung raksasa yang berada di pinggir pantai. Para rombongan keluar dari mini bus yang membawa mereka.

Noura melihat ke sekelilingnya dan takjub dengan pemandangan sekitar. Jalanan di sekitar gedung tersusun dari batuan bata berwara putih. Ia memperhatikan gedungnya secara saksama, bentuknya sedikit aneh karena terlihat miring di beberapa bagian. Namun ketika diperhatikan lagi, gedungnya dibuat mirip seperti kapal laut. Ia pun tersenyum. Di depan gedung terdapat beberapa panel tenaga surya yang bentuknya seperti jamur pipih.

"Ayo, semuanya kita ke dalam ya!" teriak Jimmy. Ia langsung berjalan menuju dalam gedung untuk memesan tiket.

Para rombongan menunggu di pinggir jalan utama dalam gedung yang langit-langitnya berwarna biru tua. Warna itu memanjang hingga bagian ujung gedung dan ada makhluk-makhluk laut yang ditampilkan dalam bentuk 3D. Jalan utama itu punya cabang-cabang yang akan membawa para pengunjung ke berbagai macam ekshibisi yang ada di sana. Bagian depan jalan terdapat banyak restoran yang penuh dengan pengunjung.

Ternyata meski hari ini bukan hari libur, tempat itu tetap ramai. Noura jadi deg-degan. Makhluk apa saja yang akan ia temui di dalam? Apakah akan sama dengan makhluk laut yang ada di Sea World, Jakarta? Ngomong-ngomong soal Sea World, ia terakhir kali ke sana ketika masih SMP. Jadi ini sudah lama sekali.

Jimmy lalu kembali ke rombongan. Di tangannya ada lima tiket masuk. "Selama di dalam kalian boleh mengambil gambar foto, tapi dilarang banget pake blitz, okay? Jangan bikin stres hewan-hewannya."

Rombongan pun mengiyakan.

Lalu Yuli memperhatikan Ramzi, dahinya mengerut ketika ia menemukan Ramzi tidak bawa apa-apa. "Mana kamera sama tripodnya?"

"Lah? Kita mau liputan di sini juga?"

"Ya iyalah burung dodo! Kita bakal liputan di semua tempat yang kita kunjungin!" Yuli memekik galak.

"Duh, di sini nggak usahlah. Santai aja—" Namun melihat wajah mengerikan Yuli yang matanya membesar dan bibirnya tiba-tiba menipis, akhirnya Ramzi pun menyerah. Ia terpaksa kembali ke mini bus dengan ogah-ogahan.

Yuli lalu mengibas-ibaskan kerah bajunya. Matanya kemudian mengedar ke dalam ekshibisi. Dari kejauhan ia bisa melihat pemandangan aquarium-aquarium raksasa berwarna biru yang tampaknya menyegarkan. Sebagai reporter, ia sebenarnya pernah tidak mandi tiga hari ketika meliput di pedalaman Indonesia. Namun di sini pemandangan airnya sudah ada di depan mata. Ia tiba-tiba jadi baper.

"Sampe segitunya Yul mandangin aquarium. Pasti mau mandi ya? Nyebur aja gih," celetuk Ramzi sambil nyengir setibanya ia di tempat itu.

"Nyebur ndasmu!" bentakan Yuli sampai menggema ke lorong-lorong aquarium. Terang saja ia jadi pusat perhatian orang-orang yang berkunjung. Namun ia tidak peduli, lalu kembali menyemprot Ramzi. "Cepetan siapin kameranya! Gue mau on sekarang!"

Ramzi hanya mendumel menuruti perintah Yuli.

Jimmy yang ikut kaget langsung mengusap-usap dadanya. "Galaknya."

Yuli tidak mengindahkan tatapan-tatapan penasaran di sekitarnya. Ia santai saja menghampiri Linna di ujung lorong. "Mbak, nanti kita mau wawancara Afa sama Noura ya."

Afa dan Noura yang masih berada di sekitaran sana langsung melotot.

"Wah, boleh-boleh, sekalian tanya-tanya kesan mereka menang lomba."

Yuli mengangguk dan menghampiri Noura, tapi baru saja ia tiba di dekat Noura....

"Gue mau aja diwawancara, Mbak, tapi ada syaratnya."

Yuli mengerutkan dahi. "Apa?"

Noura lalu dengan wajah kesal menunjuk ke Afa. "Gue ogah satu frame sama dia."

Afa hanya memutar matanya.

Yuli yang teringat kata-kata Noura di kamar kemudian memutuskan. "Ya udah nggak satu frame, tapi lo harus seneng. Jangan masang muka bete kayak gitu."

Noura terang saja langsung tersenyum lebar dan mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi. "Oke!"   

Jeolla, I'm Hurt (COMPLETED)Where stories live. Discover now