Bab 12: Pertengkaran Kedua Bagian 1

389 23 2
                                    

Halooo, selamat membaca semuanyaaa. Semakin penasaran kan kenapa Afa meninggalkan Noura begitu aja? Eh tiba-tiba ketemu lagi wkwkw.

Btw, siapa di sini yang udah nonton drakor The Legend of The Blue Sea? 

.

.

Para rombongan memasuki lorong yang ke semua dindingnya adalah aquarium. Mereka ibarat tengah berada di dasar laut yang bisa ditapaki oleh para manusia.

Noura berputar melihat ke sekelilingnya, ada ikan-ikan yang jenisnya tidak ia kenali. Ada yang berwarna merah, abu-abu, cokelat, kuning, dan warna-warna unik lainnya. Ia jadi merasa kecil karena ukuran aquariumnya lebih besar dari yang ia bayangkan.

"Ada yang pernah nonton drama Korea Legend of The Blue Sea?" tanya Jimmy pada rommbongan.

"Saya!" Afa dan Noura mengangkat tangan berbarengan. Mereka saling pandang, tapi kemudian membuang muka cepat-cepat.

Noura menggigit bibirnya, ia langsung mengingat kenangan menonton drama Korea yang dibintangi oleh Lee Min Ho dan Jun Ji-hyun bareng Afa. Hatinya seketika terasa diobrak-abrik.

"Masih inget kan adegan Joon Jae dan Sim Cheong gandengan tangan? Sama lokasi aquarium yang biasanya Joon Jae sering kunjungin? Lokasi syutingnya di sini," jelas Jimmy lagi.

"Wah, dikirain di Seoul," ungkap Noura

"Banyak yang ngira di Seoul karena disebutin barengan sama lokasi 63 Square. Padahal aquarium di Legend of The Blue Sea itu beda tempat dengan gedung 63 Square," Jimmy kemudian terus memberikan informasi kepada para rombongan. "Jadi Hanhwa Aqua Planet di Yeosu ini, aquarium terbesar kedua di Korea Selatan. Kalau aquarium yang paling besar ada di Gangnam, Seoul. Tapi dua-duanya sama-sama keren kok, yang ngebedain ukuran ekshibisinya aja. Ada sekitar 34.000 spesies laut yang ada di sini. Beberapa di antaranya...."

Noura paling cepat ngantuk jika mendengarkan penjelasan panjang-lebar seperti ini. Ia pun menyusuri aquarium di bagian lain. Jalannya sejengkal-jengkal, sementara wajahnya terangkat ke atas. Ia lebih leluasa melihat berbagai macam jenis hewan laut yang berenang-renang. "Udah berapa lama ada di sini? Seneng nggak tinggal di sini?"

Noura jadi penasaran. Ikan-ikan itu tampak berenang dengan leluasa dan begitu gesit. Beberapa yang ia kenali adalah kuda laut dan ikan pari. Yang lainnya ia tidak begitu tahu. Ia kemudian berjalan mendekati salah satu bagian dinding aquarium. Sifat kekanak-kanakan Noura tiba-tiba muncul ketika melihat ikan pari masih bayi menghadap kaca. Karena pengunjung dilarang menyentuh dinding aquarium, ia hanya melambaikan tangan dan tersenyum pada ikan itu. "Halo, betah di sini? Padahal di sana ada laut yang lebih luas lho."

Ikan itu tampak diam di tempat dan terus menghadap padanya. Hingga kemudian ia berenang perlahan. "Mau ke mana?"

Noura pun mengikuti ke mana ikan pari mini itu berenang. Matanya membesar ketika menyadari jika ikan imut itu berenang menuju ke ikan pari lebih besar. Tatapannya pun melunak. "Ah, wajar betah, ada ibunya." Kemudian ikan itu berenang perlahan bersama ibunya. Noura tersenyum. Ia kemudian melambai lagi. "Baik-baik ya sama ibu." Ia ikut melangkah pelan-pelan sampai tidak sengaja menubruk orang yang ada di depannya. "Au!"

"Aduh!"

Noura mendelik melihat sosok yang ditubruknya.

"Liat-liat dong!" protes Afa.

"Salah sendiri berdiri di tengah jalan!" Noura tidak mau kalah.

"Mana ada ini di tengah jalan!" Karena Afa sedang berdiri berdekatan dengan kaca aquarium.

Jimmy yang baru tiba di bagian aquarium paling besar itu sampai keheranan melihat tingkah Afa dan Noura. "Kalian itu kenapa sih? Kayaknya nggak akrab dari awal."

"Aku jijik aja liat dia ngompol di pesawat. Udah gede gitu masih ngompol, ih!" kekesalan Noura sedang berada di puncak ubun-ubun.

Yuli dan Ramzi yang baru selesai liputan pun ikut memperhatikan keributan itu.

"Emangnya gara-gara siapa gue ngompol di pesawat?! Elo!" Afa tidak tahan lagi Noura sering memancing emosinya. Akhirnya ia lampiaskan saja.

Yuli lalu menyikut Ramzi dua kali. "Lo rekam deh. Unik banget ini. Biar jadi reality show."

Ramzi tampak enggan melakukannya karena hanya memenuhi memori perangkat. Lagi pula ini sudah melenceng dari rencana awal. "Tapi kan kita cuma disuruh liputan tempat wisata."

"Rekam aja buat dekomentasi. Sumpah ya ini kocak banget. Mereka bakal balikan lagi ntar!" Yuli tampak antusias.

"Kok lo jadi tolol sih? Mana bisa gue campurin hasil rekaman buat kerjaan sama pribadi gini?"

Yuli lalu menoyor jidat Ramzi kuat-kuat. "Rekam pake handycam lo lah! Enak aja ngatain gue tolol!"

Ramzi bergumam kesal. Memang Yuli membuatnya capek jiwa dan raga. Namun ia tetap mengambil handycam yang ada di backpack daripada ditoyor kembali sampai seratus kali. Ramzi lalu merekam Afa dan Noura yang masih adu mulut. Wisatawan-wisatawan lain yang sedang lewat pun direkam.

Noura kini berkacak pinggang. "Lo pikir gue nggak kebelet juga?! Lagian lo-nya nggak langsung masuk ke toilet!"

"Gimana gue bisa masuk? Lo malah nyerobot antrian!"

"Memangnya toiletnya punya lo?!"

"Bukan punya gue lah! Lo juga tahu itu bukan punya gue! Tapi gue berhak pake lebih dulu karena gue antri di depan lo!"

"Toilet aja lo ribut-ributin!"

"Ya iyalah gue ribut! Gue ngompol di pesawat! Lo bayangin gimana malunya gue!"

"Makanya lo harusnya lebih bisa nahan pipis!"

Adu mulut itu entah kapan akan berhenti.

"Udah tahu salah! Masih aja punya banyak alasan!"

"Terus lo gimana? Lo pikir lo nggak punya salah sama gue?!"

Afa terhenyak. Ia tidak membalas perkataan Noura itu.

"Lo batalin pertunangan kita di hari H! Dan lo mikir lo nggak punya salah?!"

Afa jadi tak berkutik. Kalimat terakhir yang Noura ucapkan membuatnya bak ditampar di kedua pipi.

Ramzi, Lina, dan Jimmy pun ikutan cengok dengan bibir menganga.

"Bujubuset, jadi lo pade nih tadinye mau kawin?!" pekik Ramzi yang tiba-tiba mengeluarkan logat Betawinya yang kental.

Afa dan Noura kemudian melihat ke sekitar mereka

"Astaganaga!" pekik Afa sembari mengelus dadanya. Entah sejak kapan wisatawan Aqua Planet Yeosu berada di sekeliling mereka dengan wajah penasaran dan mulut menganga.

Noura memperhatikan sekelilingnya dengan hati teriris-iris. Ia merasa lega tadi bisa menumpahkan kemarahannya hingga seperti itu, tapi ia juga merasa malu karena ternyata sudah mengundang perhatian banyak orang. Ia lalu berlari dari sana sebelum kena damprat polisi Korea yang ikut berjaga di aquarium itu.

Yuli dan Ramzi berdiskusi.

"Bener kata lo. Ini bisa jadi bahan liputan bagus," ungkap Ramzi.

Yuli mengangguk setuju. "Lo udah rekam tadi dengan sempurna, kan?"

"Iya dong."

Yuli yang biasanya terlihat tidak tertarik dengan apa pun, jadi bersemangat. 

Jeolla, I'm Hurt (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang