li.ma.be.las

5.6K 980 229
                                    

Sujeong Jiho Yerin Mingyu Dokyeom

"Capek lari - lari terus pake kepeleset segala gua." Keluh Sujeong.

"Salah sendiri lo nya." Kata Jiho.

Keduanya kemudian asyik berbicara, sedangkan Yerin hanya menjadi penonton. Diantara semua kelompok, hanya merekalah yang tidak dekat. Keadaanlah yang membuat mereka bersama.

"Lo pusing ya sama mereka, berisik banget." Kata Mingyu.

Yerin hanya mengangguk.

"Lo ceweknya Yugyeom ya?" Tanya Dokyeom.

"Bukan, gua cuma sahabatan sama mereka." Jawab Yerin cuek. Ia melihat ke sekitarnya. Jujur ia khawatir ada hal aneh disini. Apalagi, sejak tadi mereka berlari malah masuk ke ruangan yang semakin lama semakin gelap.

"Lo kaya lagi observasi." Kata Mingyu.

"Iya, lo pernah denger ga soal permainan maut peek a boo." Ujar Yerin.

"Peek a boo itu ciluk ba. Masa maut sih, lo jangan ngada ngada." Kata Dokyeom.

"Eh tapi gua pernah denger." Kata Jiho nimbrung.

"Denger darimana lo?" Tanya Dokyeom.

"Kakak gua. Dia pernah ngomongin peek a boo games gitu sama istrinya. Katanya sih mereka khawatir sama anaknya, karena lahir dari ibu bapak pemenang games itu." Jawab Jiho.

"Kakak lo kerja di Naverland?" Tanya Yerin.

"Iya, sekarang udah manager. Gua disuruh kerja disitu tapi males. Awalnya gua pamit mau pergi kesini mereka larang, tapi gua maksa." Jawab Jiho.

"Berarti bener kita jadi peserta games itu, mereka nyari tumbal." Ujar Yerin.

"Tumbal? Kaya pesugihan dong? Emang peek a boo games itu apa? " Kata Sujeong.

"Sejenis permainan yang pesertanya bakalan mati 13 orang, entah buat tumbal atau apa. Mereka bakal ngadepin mahluk halus, senjata tajam, terus permainan psikologis. Dan semua ga masuk akal." Jawab Yerin.

"Lo tau dari mana?" Tanya Mingyu.

"Ga penting gua tau darimana. Kita harus hati - hati dan jangan egois. Lo denger kan tadi Eunwoo sama Roa udah balik. Berarti mereka udah mati." Jawab Yerin.

"Serem banget sumpah." Ujar Jiho.

"Bulu kuduk gua merinding." Kata Sujeong.

TAP TAP TAP

"Eh denger kok ada suara orang ngelangkah." Kata Mingyu.

"Syuuut diem." Ujar Yerin.

"Kita harus gimana?" Tanya Sujeong pelan. Mukanya sudah pucat.

"Sembunyi, jalan pelan jangan bersuara." Jawab Yerin.

Mereka bersembunyi tempat yang mereka rasa aman. Ruangan yang mereka tempati saat ini remang, cocok untuk bersembunyi. Tak lagi terdengar suara apapun.

CLAP CLAP CLAP

Suara tepuk tangan menggema. Samar terdengar gongongan anjing menyelak. Mereka semua berpikir ini di dalam rumah, kenapa ada suara anjing.  Mereka mulao merasa tidak aman.

"Kayaknya kita harus lumurin badan kita sama sesuatu." Kata Dokyeom.

"Indra penciuman anjing itu kuat apalagi kalau itu anjing pelacak." Kata Yerin.

"Dari suara gonggongannya jelas bukan anjing puddle." Kata Sujeong.

"Pindah sembunyi ke tempat lebih aman." Kata Mingyu.

peek a boo - 94 & 97 Liner + millenium Sqd ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें