After ISAC (2nd Version)

2.3K 269 21
                                    

“Cukup Yoon Jeonghan! Ini bahkan sudah yang kesekian kalinya!”

Seokmin berdiri menghadap Seungcheol, menyembunyikan Jeonghan di belakangnya. Mingyu, Jihoon, bahkan member yang lain tengah berkumpul di ambang pintu tanpa niat mendekat. Takut kalau-kalau leader Seventeen itu ikut mengamuk pada mereka.

Hyung, ini bukan kesalahan Jeonghan-hyung. Kita semua tau jika itu kecelakaan.”

“Cheol, kita baru saja tiba. Biarkan Jeonghan istirahat.” Joshua menimpali ucapan Seokmin. Ia berdiri di antara member sambil menenangkan Minghao yang menangis karena kabar mengenai hyung tersayangnya dan tentu saja karena amukan Seungcheol.

“Kau tentu tidak buta untuk melihat seberapa sering ia terluka belakangan ini. Kalian semua tentu juga tahu kita akan melakukan comeback dalam waktu dekat. Aku hanya tidak ingin ada member yang cedera lagi!”

Joshua tidak percaya jika Seungcheol akan semarah ini. Tepat setelah pria tertua di Seventeen itu berbalik menunjuk tepat ke wajahnya, ia kehilangan keberanian walau hanya untuk bertatapan dengan mata yang kian menajam itu.

“Dan kau, Jeonghan! Berhentilah keras kepala! Berhenti berlagak baik-baik saja!” Seungcheol kembali pada posisi awalnya.

Ruang kamar ini terasa begitu sesak dan mencekam. Jeonghan hanya bisa menunduk pasrah. Ia takut, jika ia membuka mulut, api dalam kepala Seungcheol justru semakin membara.

Hyung, kita sebaiknya ke dokter saja,” usul Seokmin. Ia menjadi sangat takut ketika iris tajam Seungcheol menghujamnya tanpa ampun.

“Katakan itu pada hyung keras kepalamu!”

Para member memberikan celah untuk Seungcheol ketika ia beranjak pergi entah ke mana. Jeonghan hanya bisa tersenyum lemah kepada semua orang. Ia merasa sangat bersalah, karenanya, adik-adiknya harus ikut menghadapi kemarahan Seungcheol.

Hyung....” Minghao sudah tidak tahan lagi. Ia berlari memeluk Jeonghan. Ia tahu, dibalik senyum itu hyungnya pasti juga sangat ketakutan dengan leader mereka.

Yedura, kalian kembali ke kamar masing-masing. Aku akan membawa Jeonghan, Joshua, dan Mingyu ke dokter sekarang. Jeonghan, tidak ada penolakan.”

Keputusan mutlak manajer membuat mereka berangsur bubar. Jeonghan tidak berniat menolak lagi. Mingyu yang hendak mengatakan bahwa ia tidak apa-apa juga harus bungkam setelah mendapat delikan tajam dari Wonwoo yang seolah mengatakan ‘Ikuti saja jika kau tidak ingin mati!’.

oOo

“Setelah ini kau harus istirahat dengan baik.”

Jeonghan mengangguk mengiyakan ucapan manajer hyung. Mereka baru tiba di dorm setelah pergi ke rumah sakit.

Hyung, aku masih tidak paham kenapa aku juga diperiksa tadi.” Mingyu mulai bertanya setelah pintu kamar mereka ditutup.

“Bodoh! Itu untuk berjaga-jaga jika kau juga mengalami cedera saat relay tadi.”

Jeonghan memperhatikan Jihoon dan Mingyu yang sekarang malah sibuk membahas tentang ulang tahun Seungkwan. Ah, lagi-lagi ia merasa bersalah. Karenanya, acara kejutan untuk Seungkwan harus batal.

“Jihoon-ah, apa Seungcheol belum kembali?” Jihoon hanya menggeleng pelan. Mingyu menepuk lembut bahunya sebelum ia bersiap tidur, lalu disusul Jihoon.

Jeonghan mengitung setiap menit yang berjalan. Hampir tiga puluh menit, namun satu lagi penghuni kamar ini belum menampakkan batang hidungnya. Perlahan, ia melangkah menuju kamar Seungkwan. Membenarkan letak selimut adiknya lalu membisikkan ucapan selamat ulang tahun.

Ia memutuskan untuk menunggu Seungcheol di sofa ruang tengah. Dalam diam, satu persatu air mata Jeonghan mulai membasahi pipinya. Rasa bersalah itu masih di sana.

“Sudah kubilang berhenti berlagak baik-baik saja.”

Entah mengapa ia tidak menyadari kehadiran Seungcheol. Yang ia tahu, ada sepasang lengan kekar mendekapnya dari belakang. Jeonghan semakin tidak bisa mencegar air matanya ketika Seungcheol memutari sofa untuk berhadapan langsung dengannya.

Seungcheol berlutut menyejajarkan posisinya dengan Jeonghan. Digenggamnya tangan berbalut perban itu. Lama Seungcheol mencium tangan kiri serta tangan kanan Jeonghan yang masih ditutupi plester.

“Maaf...” lirih Jeonghan. Seungcheol mengunci maniknya pada hazel Jeonghan. Tatapannya tidak semengerikan tadi.

“Berhenti membuatku khawatir. Aku juga minta maaf telah marah padamu dan yang lain.”

Jeonghan memeluk erat kekasihnya setelah mengangguk. Ia mengerti bagaimana beban yang harus ditanggung Seungcheol sebagai seorang leader. Ia hanya ingin mengurangi beban itu dengan mengatakan dirinya baik-baik saja. Namun, hal itu justru membuat Seungcheol melepaskan amarahnya.

Hati Jeonghan menghangat, menyadari jika kekasihnya amat sangat mengkhawatirkannya. Ia juga menyesal, kekeras-kepalaannya malah menjadi salah satu beban bagi Seungcheol.

END.


Mingyu jatoh juga atau hampir jatoh? Aku nyari fancamnya ga dapet2😭
Josh juga lagi sakit sampe pake cooling patch:"

JEONGCHEOL'S STORIESHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin