Hoobae Part 2

1.6K 229 10
                                    

“Meja yang lain penuh. Jika kau tidak keberatan, boleh aku duduk bersamamu?”

Jeonghan mengerjap pelan. Anggukan kecilnya membuat pria itu tersenyum. “Tempat ini tidak pernah sepi, ya?” Jeonghan ragu jika pria yang baru duduk di hadapannya mengajak ia berbincang. Pria itu lebih seperti bermonolog dibanding sekedar basa-basi dengan orang baru.

“Kau sering ke tempat ini?” jika begini, Jeonghan yakin dirinya tengah dilibatkan dalam sebuah percakapan. “Ini yang kedua.” Jawabnya singkat.

“Kau seorang pegawai?”

“Iya.”

“Kutebak kau masih dua puluhan.”

“Iya.”

“Apa suasana hatimu sedang buruk?” hampir Jeonghan menjawab ‘ya’. Namun, bukankah kesedihan tidak perlu dibagi dengan orang lain? Apalagi dengan orang asing.

Pria itu tersenyum kecil. “Kau tidak salah tempat. Walau ramai, tapi tempat ini sangat membantu ketika suasana hatimu buruk.”

“Sepertinya kau pelanggan tetap.” Jeonghan menyesap cokelat panasnya setelah mengatakan hal itu. Alunan gitar akustik meredam suara-suara pengunjung yang lain.

“Ya, tapi dulu. Setelah tiga tahun, aku baru ke tempat ini lagi.”

“Kau pindah ke luar kota?”

“Jika Jepang bisa disebut luar kota, maka ya, luar kota.”

“Itu luar negeri.”

Pria itu tertawa. Setidaknya suasana tidak begitu canggung hingga ia harus terus menghadapi wajah datar Jeonghan.

Obrolan mereka mengalir layaknya teman lama. “Tidak buruk” batin Jeonghan menilai.

“Jadi, hyung sudah menikah?”

“Kenapa? Kau kecewa?”

Jeonghan tertawa dengan tampang kesal. Walau tampak aneh, orang yang dipanggilnya hyung itu tetap memuji paras Jeonghan. Dan tentu saja, dalam hati.

“Lalu kenapa hyung kembali? Bulan madu atau mengunjungi keluarga?”

“Sepertinya yang kedua. Aku mengunjungi sahabat yang sudah seperti keluarga.”

“Sangat menyenangkan memiliki sahabat seperti itu.”

“Tentu saja. Tapi kedatanganku malah membuatnya sial.”

Jeonghan sedikit iba dengan gurat serta suara sedih itu. Ia menggenggam tangannya sendiri di atas meja. Siap mendengarkan.

“Sahabatku memiliki seorang hoobae di kantor tempatnya berkerja. Setelah sekian lama, ia akhirnya tertarik dengan hoobaenya itu. Aku juga tidak tahu bagaimana, tiba-tiba terjadi kesalahpahaman di antara mereka ketika dia mencoba menenangkanku.”

Rasanya udara semakin menipis. Jeonghan tidak tahu jika kisahnya terjadi juga dengan orang lain. Bedanya, hoobae dari cerita itu beruntung karena perasannya tidak sepihak. Ia berdeham sebentar untuk menutupi nyeri di hatinya.

“Menenangkan untuk apa? Hyung sakit?” tanya Jeonghan takut-takut.

“Tidak. Aku kembali karena menghindari masalah dengan suamiku. Dan yah, dia orang yang selalu memberiku dukungan.”

Satu. Dua. Tiga. Hampir tiga puluh detik berlalu ditelan hening, jika saja ponsel milik pria di seberang Jeonghan tidak berdering.

“Sahabatku menuju ke sini. Akan kukenalkan.” Celetuknya setelah meletakkan kembali ponselnya di atas meja.

JEONGCHEOL'S STORIESWhere stories live. Discover now