Solo

1K 120 0
                                    

I ain't got no time for the troubles in your eyes.

This time I'm only lookin' at me, my self, and I.

(Jennie – Solo)


"Dari siapa?"

"Siapa lagi? Mantan lah."

Adalah Jisoo dan Seungkwan yang menyambut kedatangan Jeonghan siang itu. Perpustakaan di jam makan siang justru ramai, melebihi ramai kantin fakultas hingga menaikkan tekanan darah si Ibu Penjaga. Bisa dipastikan, besok si wanita tua–yang konon belum pernah menikah–itu akan digantikan dengan salah satu staf magang dari dari jurusan Ilmu Perpustakaan.

"Alay banget sih fans lo, sampe ngikutin ke sini," celetukan Seungkwan tidak menyelamatkan keadaan sesak di berbagai lorong yang diapit puluhan rak, malah menghadirkan pelototan tajam dari si empunya penggemar. "Gue juga risih tau! Siapa juga yang nyuruh gue berubah gini? Lo pada kan?!" jari tekunjuk itu terarah langsung di depan hidung Jisoo dan Seungkwan.

"Harus gue apain tuh barang? Ilang akal gue lama-lama!" Jeonghan mendesah frustasi. Dijauhkannya se-bucket mawar yang beberapa menit lalu diberikan langsung oleh si pengirim.

"Ilang akal gimana? Jangan bilang lo mau balikan sama Seungcheol?" Jisoo berbisik, takut pertanyaannya didengar oleh para fans yang melabeli diri dengan Fallen Angel Enthusiast. "Alay, sumpah!", batin Seungkwan kalau ingat perihal nama itu.

"Sampe nenek gue tumbuh gigi juga gue ogah balikan sama dia," sergah Jeonghan. "Gue bingung aja, semua sampah dari dia ini kapan berentinya? Dibuang juga besok dateng lagi."

Jeonghan lelah, sungguh. Bukan hanya karena Seungcheol, tapi juga fans yang kini menjamur di seluruh kampus. Dulu, dia bahkan tak ubahnya seekor bebek yang terbawa arus selokan, tidak dipuji, apalagi dilirik. Sekarang, ketika dia memutuskan untuk menjadi merak, semuanya berbalik terpukau walau dia hanya sekedar menggoyang ekor. Penononton ramai bertepuk tangan di mana-mana, tak jarang pula memandang terang-terangan dengan nafsu yang tergambar jelas walau dirinya telah hilang di belokan jalan.

Seperti kata Jisoo dahulu, "Jangan nyerah pas lagi di puncak. Ibarat pacaran, jangan ngilang pas lagi sayang-sayangnya. Nikmatin aja." Jeonghan bertahan dengan berpegang pada petuah itu. Lagipula, dia masih belum puas memamerkan dirinya yang telah mampu mengalahkan eksistensi orang ketiga di hubungannya dengan Seungcheol dulu.

"Bagus! Jangan luluh meskipun lo disodorin beginian ratusan kali," Seungkwan mengacak-acak puluhan kuntum Mawar di dekatnya. "Bener kan gue bilang? Itu cewek yang punya dada segede gaban pasti bakal kalah sama ketulusan muka lo. Berani taruhan deh, fans lo pasti nggak akan nyangka kalo idola mereka ini bisa ngumpat bawa segala hewan kebun binatang karena kepolosan muka lo itu."

Seungkwan benar. Jeonghan tidak merubah apapun dalam dirinya untuk menyaingi mahasiswi hits dari FKM yang berhasil merusak hubungannya dengan Seungcheol. Dia bahkan tidak repot-repot menyuntikan serum apapun untuk membentuk dada sintal yang mampu menantang kejantanan siapa saja. Jisoo dan Seungkwan hanya memoles wajahnya dengan make up tipis ala artis Korea dengan bantuan video tutorial dari Youtube. Penampilan nerd-nya juga diubah menjadi lebih modis hingga menimbulkan kesan malaikat di setiap netra yang memandangnya.

"Intinya Han, jangan pernah noleh ke dia. Karena bisa aja, dia ngajak lo balikan untuk naikin pamor buat jadi Prince Charming tahun ini. Secara, selingkuhannya dulu juga nggak bisa ngasih benefit apapun lagi sekarang." Seungkwan masih belum puas, segala kalimatnya didukung penuh oleh anggukan Jisoo.

"Sekali pun modusnya emang buat ngajak balikan, gue mah tetep bodo amat!"

Poor Seungcheol

JEONGCHEOL'S STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang