14. Lotus

4.2K 485 22
                                    

Jihyo melangkah pelan menuju danau kecil yang ada di taman ini. Dia berhenti di tengah jembatan yang melengkung penghubung antara sisi danau satu dengan yang lainnya.

Mata nya menatap sendu kumpulan tumbuhan lotus yang mulai mengering. Ada beberapa yang masih berbunga meski sudah terlihat berguguran karena pergantian musim. Dia ingin sekali kesini saat tadi tanpa sengaja dia dan Jimin lewat tempat ini.

Pikirannya melayang pada seseorang yang pernah memberinya sekuntum bunga lotus. Bunga yang kini menjadi favoritnya selain mawar.

Flashback on

" Dasar anak pembawa sial. Kau selalu saja mengacau. Bisakah satu hari saja kau tidak membuat masalah". Seorang wanita berteriak pada anak perempuannya.

" Ibu maafkan aku, aku tak sengaja memecahkan guci itu". Kata Jisoo kecil pada ibunya. Air matanya mengalir deras.

" Kau selalu saja bilang seperti itu. Chanyeol mati juga kau mengucap kata tidak sengaja. Apa kau pikir dengan tidak sengaja kau bisa mengubah keadaan ah? Kau memang anak pembawa sial. Aku menyesal telah melahirkan anak menjijikan seperti dirimu". Kata Ibu Jisoo dengan muka yang sudah memerah.

" Ibu, ku mohon jangan berkata seperti itu. Aku tetaplah anakmu ibu. Ayah tolong katakan pada ibu, kalau aku juga anaknya". Jisoo berlari ke arah ayahnya. Air mata telah membanjiri kedua mata gadis kecil itu.

Ayah Jisoo hanya diam. Dia memandang anaknya itu dengan tatapan datar tanpa ada rasa kasihan sama sekali.

" Ayah, ku mohon katakan aku juga anak....".

PLAK....

Sebuah tangan mendarat dipipi gadis kecil itu. Ayah Jisoo menampar anaknya. Hati Jisoo hancur. Satu-satunya orang yang dia harapkan bisa sedikit memberinya kasih sayang malah memperlakukan dirinya sama seperti ibunya.

" Kau memang menjijikan Jisoo. Kau anak yang paling menjijikan yang pernah aku dapatkan. Kau tak ubahnya anak yang lahir dari kubangan lumpur. Kotor dan menjijikan. Lebih baik kau pergi dan jangan tunjukkan wajahmu di depan kami".

Ayah Jisoo menarik tangan anaknya keluar rumah. Jisoo meronta mencoba melepaskan cengkraman ayahnya tapi sia-sia saja. Ayah Jisoo mendorong tubuh anak gadisnya sampai terjatuh.

" Pergilah dan jangan kembali. " Setelah itu dia menutup pintu dan menguncinya.

Jihyo berlari mencoba membuka pintu itu tapi kenyataannya tidak bisa. Dia menoleh kesekitar. Langit begitu mendung. Mungkin sebentar lagi akan hujan. Jisoo melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu. Tatapannya kosong meski air mata tak hentinya mengalir lewat kelopak matanya.

Tiba-tiba hujan turun begitu lebat. Petir dan kilat terlihat saling bersautan. Gadis itu menundukkan kepalanya. Petir ini membuatnya takut. Dia berjongkok ditengah hujan. Mencoba menutup telinganya. Badannya bergetar, bercampur antara dingin dan juga kesedihan di hatinya.

Namun kini ia merasakan seseorang berdiri di sampingnya. Seorang wanita paruh baya yang membawa payung hitam. Wanita itu berjongkok mensejajarkan tubuhnya pada gadis itu.

" Kau kenapa nak? Apa ada yang menyakitimu"? Tanya wanita itu.

Jisoo tidak menjawab. Dia hanya menatap datar wanita di depannya. Melihat itu wanita paruh baya tadi menuntun gadis kecil ini menuju halte di depannya.

" Kau kenapa sayang? Kenapa kau menangis di tengah hujan"?

Jisoo masih terdiam. Bibirnya bergetar menahan tangis.

REVENGE ( Jeon Jungkook ) - ENDWhere stories live. Discover now