21. I Miss You

4.4K 473 64
                                    

Jimin melangkahkan kakinya masuk kesalah satu ruangan VIP di rumah sakit ini. Tubuhnya membeku saat melihat seorang gadis tengah bersandar di atas ranjang sambil membaca buku.

Jimin mendekat dan memeluknya erat. Air matanya sampai menetes. Dia sangat bahagia akhirnya Jihyo sadar setelah hampir seminggu gadis itu terbaring lemah.

" Jangan melakukan ini lagi Ji. Kau membuatku hampir gila karena memikirkanmu. Aku takut akan kehilanganmu". Jimin terisak. Pemuda itu sungguh ketakutan selama seminggu ini melihat adiknya terbaring tak berdaya diranjang rumah sakit.

" Aku baik-baik saja Chim." Jihyo mengelus punggung Jimin. " Sstt... Jangan menangis, kau membuatku malu".Jihyo terkekeh pelan. Mencoba menenangkan hati Jimin yang sepertinya sedang tidak dalam keadaan baik.

Mendengar itu Jimin melepaskan pelukannya. Dia kini malah memandang gadis itu dengan perasaan kesal.

" Yak.. Kau memang sangat menyebalkan Park Jisoo, kau tahu betapa khawatir nya aku melihat kau tak sadarkan diri hampir seminggu, aku bahkan hampir gila karenamu. Tapi sekarang kau malah menertawaiku."

Jihyo hanya tertawa mendengar celoteh Jimin. Dia senang akhirnya pemuda ini mau mengomel. Jihyo akan lebih senang jika melihat sepupunya ini marah daripada menangis seperti tadi.

" Berjanjilah padaku kau tak akan seperti ini lagi. Berjanjilah kau akan menjaga tubuhmu Jihyo. Kau adikku satu-satunya. Aku tak ingin kehilanganmu."

" Hemmm.. Kau lihat bukan aku sekarang baik-baik saja. Kau tak usah mengkhawatirkanku. " Jihyo berusaha tersenyum. Dia tak ingin terlihat bersedih di depan Jimin.

Suara pintu terbuka memutuskan obrolan mereka. Dokter Minho masuk dan memeriksa keadaan Jihyo.

" Bagaimana perasaanmu Jihyo? Sudah lebih baik?"

" Hemm.. Aku selalu merasa baik kak. Rasanya aku ingin cepat pulang. Bau rumah sakit membuat perutku mual."

" Kau harus cepat sembuh dan kita akan pulang. Kau tahu, banyak waktuku tersita hanya untuk menemanimu disini. Kau bahkan telah menggagalkan rencana kencan butaku". Kini Jimin ikut menimpali.

" Kenapa kau menyalahkanku Chim? Lagipula kau tidak akan mati jika tidak bertemu gadis incaranmu itu. Kau bisa mendapatkan gadis lain disini. Kau kira aku tak tahu kau menggoda salah satu perawat di bagian poly anak. Ah.. Pantas saja saat aku sadar kau tak ada di sampingku. Rupanya kau sibuk merayu gadis-gadis". Serang Jihyo tak mau kalah.

Mendengarnya membuat Jimin membulatkan matanya. " Siapa yang memberitahumu ah?"

" Kak Minho". Jawab Jihyo cepat.

Jimin menoleh pada dokter Minho. Dia kesal pada dokter itu yang membocorkan rahasianya pada Jihyo. Sementara dokter Minho hanya tertawa. Dia senang melihat Jimin yang dibuat malu oleh Jihyo.

" Bukan itu saja Jihyo. Jimin juga pernah merayu perawat dari bagian kejiwaan." dokter Minho kembali membongkar satu rahasia Jimin.

" Wah.. Benarkah kak? Pantas saja kau berubah sedikit gila Chim. Pasti karena sering bertemu pasien yang mengalami gangguan mental membuat dirimu ikut merasakannya." Jihyo tertawa melihat wajah Jimin yang sudah memerah.

" Kau memang adik yang durhaka Park Jisoo". Jimin memeluk gadis itu. Meski dibuat malu oleh Jihyo tapi dia senang melihat adiknya itu bisa tertawa lagi.

" Jadi kapan aku bisa pulang kak?" tanya Jihyo. Dia sudah tidak tahan berada pada ruangan putih ini. Sungguh.

" Melihatmu sudah bisa berdebat dengan Jimin, aku rasa kau bisa pulang besok. Nanti akan ku urus semuanya." Dokter Minho lalu pamit pergi dari ruangan itu.

REVENGE ( Jeon Jungkook ) - ENDWhere stories live. Discover now