16. Don't Leave Me

4.9K 471 39
                                    

" Jadi kita terkunci disini!" kata Jihyo lebih kesebuah pernyataan dari pada pertanyaan.

" Yang kau lihat sekarang apa? Sudah jelas terkunci dan kau masih bertanya". Jungkook berjalan menjauhi pintu dan kembali ke arah piano.

Sementara Jihyo mencoba menggedor pintu. Berteriak berharap ada yang mendengarnya. Tapi sia-sia, ruangan ini kedap suara. Suara dari dalam tidak akan terdengar dari luar.

" Kau hanya akan membuang energimu dengan berteriak seperti itu". Ucapan Jungkook mengakhiri perjuangan Jihyo di depan pintu itu.

Jihyo berjalan mendekati Jungkook dan duduk di sampingnya.

" Bagaimana kita keluar dari sini?" Gadis itu menoleh pada jam dinding di sudut ruangan.
Pantas saja, karena jam saat itu menunjukkan pukul 4 sore. Mungkin karena keasyikan bermain piano akhirnya mereka lupa kalau sekolah sudah bubar dari satu jam yang lalu.

Jihyo menghela nafasnya. Hari mulai gelap. Sejujurnya itu yang membuatnya sedikit takut.

" Kau bawa ponsel Jungkook?  Bisa kau hubungi temanmu untuk mencari kita disini". Sebuah ide muncul dari benak Jihyo.

Jungkook seakan tersadar bahwa dirinya membawa ponsel. Dia mengambil ponselnya tapi raut wajahnya berubah saat mengetahui ponsel tersebut dalam mode off.

" Ahh.. Sial.. Ponselku lowbat".

" Yakk.. Bagaimana dalam situasi seperti ini ponselmu bahkan ikut-ikutan mengerjai kita. Kenapa kau tak charge ponselmu tadi. Kau tahu gara-gara kau kita akan terkurung disini semalaman". Kata Jihyo marah.

" Hei.. Kenapa kau marah padaku? Mana aku tahu jika kita akan terkurung disini. Kalau aku tahu, aku juga akan men charge ponselku. Lalu kau? Mana ponselmu? Harusnya kau juga membantu dan bukannya mengomel saja". Jungkook balik marah pada Jihyo.

Jihyo diam seketika. Pemuda itu benar. Harusnya dia tak marah seperti itu.

" Aku tak membawa ponselku". Katanya dengan suara tercicit.

Jungkook mendesah. Dia sudah menduga sebelumnya. Keduanya terdiam larut akan pemikiran masing-masing.

" Hemm.. Jihyo?" Suara Jungkook akhirnya memecahkan kesunyian di ruangan ini.

" Hemmm....". Gumam Jihyo.

" Tentang tadi, tentang lagu yang aku nyanyikan tadi. Ku harap kau mengerti. Kalau aku, aku ingin kita........".

" Ahh... Kenapa kita terkunci disini. Andai Jimin bersekolah hari ini. Dia pasti akan datang membantu". Ucap Jihyo tiba-tiba memotong perkataan Jungkook. Gadis itu sengaja melakukannya, dia tak ingin mendengar kalimat lanjutan dari pemuda itu. Apapun yang ingin diucapkan Jungkook dia benar-benar tidak ingin mendengarnya.

Sementara Jungkook mendengus kesal saat Jihyo menyebut Jimin di saat seperti ini.

" Yak.. Kau kenapa memikirkan pria lain di saat ada seorang pria yang sekarang ada disampingmu?" Jungkook bangkit dari duduknya berjalan menjauhi Jihyo. Dia marah, kesal dengan gadis itu. Tak bisakah gadis itu tak menyebut Jimin walau hanya sehari saja.

Jihyo hanya memandang pemuda itu berjalan menjauh memasuki ruangan kecil di pojok sana. Jihyo memilih diam. Lebih baik seperti ini. Berpura-pura tidak tahu dan berjalan sesuai apa yang sudah digariskan.

Selang beberapa saat lampu tiba-tiba saja padam. Jihyo  tersentak. Dirinya mulai ketakutan. Pandangannya gelap tak dapat melihat apapun. Jihyo mencoba meraba sekitarnya. Tapi nihil tidak ada benda apapun disekitarnya. Tubuh Jihyo tiba-tiba bergetar. Kini dirinya benar-benar takut.

REVENGE ( Jeon Jungkook ) - ENDWhere stories live. Discover now