• Sheiland #49 •

291K 26.8K 3.5K
                                    

Banyak hal yang sering dipertanyakan di dunia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak hal yang sering dipertanyakan di dunia ini. Namun, perasaanku bukanlah salah satunya.

Sheila Andrina.

***

Sheila memasukkan kotak bekal berisi roti selai buatannya ke dalam tas sambil bersenandung pelan, melakukan kebiasaannya.

"Aland, Aland si cakep. Diam-diam marahan. Akunya malah bingung, hap! Entah kenapa."

Usai melakukan itu, Sheila berkacak pinggang. Ia menarik napas dalam-dalam, meski masih ada sesak yang terasa bila mengingat soal Aland yang memutuskannya kemarin.

Ia tidak tahu apa alasan Aland, tetapi jika Sheila mendengarkan ucapan Sandi, pasti ada kesalah pahaman yang terjadi di antara mereka. Apa, ya?

Sheila membuka kunci ponsel dan memilih aplikasi kamera, melihat wajahnya sendiri di layar. Kantung matanya terlihat besar, efek menangis semalaman lalu tertawa-tawa gara-gara banyaknya gambar lucu yang​ dikirimkan Sandi padanya.

Usai puas tertawa, Sheila menangis lagi.

Kadang-kadang, Sheila sendiri bingung mengapa perasaannya terasa begitu labil.

Lagi, pagi ini Sheila berangkat bersama Sandi menuju sekolah. Tidak ada Aland yang senantiasa tersenyum begitu pintu terbuka, tidak ada pula ucapan yang selalu terlontar yang terkesan manis.

Seperti pantes aja langit mendung, lah mataharinya aja ada di sini. Atau kapan-kapan, jangan sebut cowok lain. Itu bikin aku pengin hajar mereka.

Bersamaan dengan mobil yang dikemudikan Sandi melaju di jalan raya, Sheila menghela napasnya. Hal itu membuat Sandi menoleh sekejap dan sedikit menaruh perhatian pada adik perempuannya itu.

"Kenapa? Kamu udah siapin hal-hal yang sudah Abang kasih tau ke kamu?"

Sheila mengangguk-angguk. "Udah."

"Apa aja coba?"

Kening Sheila mengkerut, seolah ia sedang memikirkan soal matematika yang sulit dipecahkan. Mencari si X yang seharusnya bisa share location agar tidak perlu nyasar dan capek-capek harus dicari orang.

"Bekal buatan sendiri buat Aland, udah. Rasanya pasti enak kok, nggak mungkin keasinan, soalnya aku nggak bikin nasi goreng, tapi roti selai. Terus, siapin kata-kata buat minta penjelasan semua yang terjadi."

Sheila menjeda ucapannya sejenak, ekspresinya agak berubah, lebih tampak gusar. "Kalo Aland nggak mau denger gimana? Atau, dia bahkan nggak mau liat aku."

Sheiland (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang