6. SADAR DIRI

381K 30.7K 5.3K
                                    

"NANG!! ITU BAKSO PUNYA GUE! GUE DULUAN YANG DAPET NANG!!" Zetta berteriak begitu kencang membuat Ganang membalas perempuan itu sambil mempertahankan semangkuk bakso yang sudah ia ambil dari penjual kantin.

"ENAK AJA LO! GUE DULUAN NIH YANG PESEN!" balas Ganang pada Zetta.

Zetta merenggut pada laki-laki itu. Kedua alisnya mengencang. Hampir menyatu. "Enggak! Enggak! Pokoknya itu Bakso punya gue! Sini kasih ke gue! Lo itu ngalah sedikit kek sama cewek!"

Perkataan Zetta membuat Ganang menaikan alisnya. Membalas perempuan itu. "Ngapain juga ngalah sama cewek kaya lo?! Nggak! Nggak! Ini bakso punya gue!"

"GANANG! ITU BAKSO PUNYA GUE!!" Zetta ingin merebut mangkuk yang dibawa Ganang namun postur tubuh Ganang yang tinggi membuat Zetta susah mengambil mangkuk yang dibawa laki-laki itu. Ganang bahkan sampai membawanya ke atas kepala laki-laki itu agar Zetta tidak bisa merebutnya. Sebelah tangan cowok itu terulur pada sebotol saus di meja dekat kantin.

"GANANG!! KEMBALIIN! GUE UDAH BAYAR TUH BAKSO PUNYA LO!"

Ganang langsung menoleh dan tersedak ludahnya sendiri mendengar ucapan Zetta. "Hah? Bakso gue punya lo?" tanya cowok itu sambil terdiam lama menatap Zetta. Cengo.

Zetta yang mengerti tatapan dan wajah laki-laki itu langsung berseru, memperbaiki ucapannya.

"IIIIHHHHH!! MAKSUD GUE BAKSO YANG LAGI LO BAWA NANGGGG! DASAR OTAK JOROK!!"

"Idih. Lo tuh kalau ngomong makanya dijaga dong! Ngomong aja salah!" semprot Ganang membuat Ergo yang sedang merokok di tempatnya tertawa dan geleng-geleng kepala heran melihat tingkah Ganang dan Zetta. Padahal keduanya tidak pernah terlalu kenal sebelumnya. Paling-paling hanya sebatas tahu nama dan saling ejek-mengejek.

"YA KAN HABISNYA GUE LAPER NANG! LO BIKIN GUE EMOSI AJA!"

"Ya udah gak usah teriak-teriak! Sakit telinga gue!"

"Emang ya cowok kaya lo nggak pernah mau ngalah sama cewek!"

"Nah itu lo sadar." Ganang membalas sensi.

"GANANG!!"

"Udahlah Zetta! Lo gak bakalan bisa ngalahin tuh kutu besar! Jangankan sama lo. Nih sama gue sahabatnya sendiri aja dia gak pernah mau ngalah!" Ergo berkomentar di tempat duduknya. "Mending lo duduk di sini. Di sebelah gue aja Ta." seringai Ergo membuat Zetta memutar kedua bola matanya.

"IYUUUHH! NGAPAIN JUGA GUE DUDUK DI SEBELAH LO?! Gak penting banget sih?!"

Tawa menggelegar Ganang keluar setelah Zetta mengucapakn hal itu untuk temannya. "Sukurin lo Go! Emang enak ditolak?!" tawa Ganang masih terdengar membuat Ergo mendengus.

"Udah lo duduk di samping Ergo aja Ta. Kasian temen gue itu katanya dia suka sama lo." Chiko baru saja datang ke kantin mengajak Moza. Mereka mengambil tempat di seberang Ergo.

"Ih ogah Ko! Gue gak suka cowok perokok!" Zetta mengibaskan rambutnya dan kembali memesan bakso pada penjual membuat Ergo di tempatnya langsung mematikan rokok yang sempat ia nikmati tadi.

"Sabar brader. Kalau kelakuan dia kaya begitu lo harus terus deketin dia. Lo suka kan sama tuh cewek?" Chiko bertanya sambil menepuk pundak laki-laki itu.

"Kalau soal suka. Suka aja gue gak terlalu suka banget." Ergo menjawab demikian.

"Ya itu terserah lo. Yang penting gue sebagai teman ngingetin aja. Kalau lo suka sama tuh cewek. Kejar. Sebelum diambil yang lain. Bisa aja kan Ganang atau siapa pun dapetin dia?"

"Gue gak tau, Ko. Biarin ajalah."

Ganang menuju ke tempat duduk Ergo dan Chiko. Cowok itu lalu duduk di depan Ergo sambil mencuri pandang pada Zetta. Cewek itu sudah mendapat pesanan baru dan menuju ke sebuah meja—yang di mana cewek itu duduk bersama teman-teman sekelasnya.

MOZACHIKOWhere stories live. Discover now