10. BIANGLALA

345K 29.4K 8.6K
                                    

Kelas X IPA 8 sedang tidak ada guru yang mengakibatkan seluruh murid jadi bergelut dengan kesibukannya sendiri. Aktivitas-aktivitas seperti melempar pulpen, iseng menjahili teman, beradu argumen, bermain game sampai bergosip pun mengisi kelas. Sementara itu Chiko, Ergo dan Ganang memilih berdiam di depan kelas—tepatnya di pilar-pilar lorong yang sepi. Bertepatan dengan Chiko menoleh ke kanan Nency berserta kedua temannya ingin lewat.

“EH NENCY! Bener lo itu saudara tirinya Moza?” tanya Ergo pada Nency ketika perempuan itu semakin dekat.

Nency mulanya enggan menjawab namun ketika melihat Chiko menampakkan wajah penasaran akhirnya dia mengakui, “Ya, gitu deh,” ucapnya dengan setengah hati.

“EMANG! DUNIA TUH SESEMPIT DAUN KELOR!” Ganang mendadak seru sendiri.

“Biasa aja dong lo Nang!” ujar Katrina. “Daun kelor. Daun kelor. Daun kelor di jidat lo?!”

“Yee sirik aja lo!”

“Hai, Katrina. Cantik banget siiihhh?” goda Ergo pada Katrina, teman Nency. “Sasa juga deh.” Ergo menyeringai. “Bolehlah dari lo berdua jalan bareng gue kapan-kapan. Mana tau jodoh.”

“Jangan buru-buru gitu dong lo Go. Belum juga apa-apa,” balas Ganang menepuk bahunya.

“Apa sih lo sama Ergo emang sama aja!” Sasa berkomentar.

“Tapi digodain gini seneng kannn?” seloroh Ganang.

“Oh ya gue ke sini mau ngasih kalian bertiga undangan. Besok gue ulang tahun,” ujar Nency malu-malu membuat Chiko tersenyum kecil. Perasaan yang ia miliki masih tetap sama. Seperti saat ia mengenal Nency.

“Berarti ada acara makan-makan dong?” tanya Ergo.

“Iya ada. Banyak banget malah! Dateng ya,”.ujar Nency memberikan ketiganya undangan. “Acaranya di hotel.”

“Wih banyak duit sampe nyewa hotel.” Chiko bersiul memperhatikan undangan yang sudah ada di tangannya. Nency mengulum senyum. “Tapi duit orangtua lo kan?” Nency langsung diam seribu bahasa karenanya. Setelah dipuji langsung dijatuhkan begitu saja.

Ergo menyenggol bahu Chiko agar cowok itu diam. “Nanti kita pasti dateng. Kita ramein ulang tahun lo Nen!”

“Ah, lu! Cuman mau makan doang ke sana! Dateng paling telat pulang paling cepet!” kata Ganang membuat Ergo cengengesan sementara Nency tersenyum.

“Nanti pastiin dateng ya. Awas aja gak dateng.” Nency melirik Chiko. “Lo pasti dateng kan Ko? Besok malem aja dehhh. Please ya?”

Chiko bergumam membalasnya. Mata cowok itu memperhatikan Katrina dan Sasa yang berada di belakang Nency yang sejak tadi mencuri-curi pandang padanya. Lalu beralih pada Nency yang memandangnya penuh harap. Kalau suka kenapa cewek ini menolaknya dulu?

“Ya gue dateng.”

****

Bel sekolah baru saja berdering nyaring membuat kehebohan menjadi satu di tiap-tiap kelas. Guru-guru pun tampak masuk ke ruang guru untuk segera pulang. Moza sedang mencari-cari keberadaan Chiko. Cewek itu tak kunjung menemukan Chiko di mana pun. Di kelasnya bahkan hanya ada teman-temannya. Ganang dan Ergo mengatakan bahwa Chiko pergi duluan dari dalam kelas. Tapi beruntung tadi Moza tidak bertemu dengan Chiko karena Draco mengembalikan kotak nasinya.

“CHIKO!” Moza berteriak membuat Chiko menoleh ketika ada yang memanggilnya. Cowok itu baru saja datang dari lorong samping. Moza ingin bertanya namun terhenti ketika Chiko menghampirinya. Sepasang sepatunya putih. Baju seragamnya keluar semua. Sedikit lusuh namun tetap menarik di mata Moza. Yang menjadi perhatian Moza sekarang adalah rambut Chiko yang tampak dibawa ke belakang yang membuat Moza lebih senang melihat Chiko seperti ini.

MOZACHIKOWhere stories live. Discover now